Kurang Gizi? Mulailah Dengan Beras Coklat

Kurang Gizi? Mulailah Dengan Beras Coklat

Kurang Gizi? Mulailah dengan beras coklat– Kurang gizi sebagai salah satu bentuk malnutrisi sering dianggap sebagai permasalahan daerah tertinggal. Ternyata, kondisi ini juga bisa terjadi di kota-kota besar atau negara berkembang dan maju.

WHO bahkan menyatakan bahwa malnutrisi terjadi pada sekitar 792 juta orang di seluruh dunia dan sepertiganya adalah anak-anak!

Malnutrisi atau malgizi sebenarnya tidak hanya mencakup kekurangan gizi, tapi juga kelebihan gizi yang menyebabkan obesitas pada anak. Kali ini kita akan berbicara tentang kurang gizi.

  1. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Terhambat Karena Kurang Gizi

Disebut juga sebagai stunting, terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan efek jangka panjang malnutrisi. Anak yang mengalami stunting akan cenderung lebih lamban pertumbuhannya dibanding anak lain seusianya. Dari tinggi dan berat badan, misalnya, dia akan cenderung berada di bawah grafik normal. Pertumbuhan yang terhambat ini bisa menjadi permanen lho, Moms, bila tidak segera ditangani. Menurut temuan yang dimuat dalam British Medical Journal, malnutrisi tidak hanya berakibat pada tubuh, tapi juga memberikan pengaruh besar pada perkembangan otak anak, terutama di tiga tahun pertama kehidupannya.

  1. Marasmus

Mungkin Anda masih kurang familiar dengan istilah satu ini. Marasmus adalah kondisi tubuh yang mengalami kekurangan kalori (energi) tingkat berat. Jangan anggap enteng karena malnutrisi jenis ini bisa mengakibatkan keterbelakangan mental. Ciri-ciri marasmus biasanya dapat dilihat dari berat badan yang menurun drastis, kulit yang kering dan terkadang warnanya terlihat lebih gelap dari kulit yang sehat, kehilangan lemak dan otot, kerontokan rambut, dan wajah yang tampak tirus.

  1. Kwashiorkor

Nah, yang satu ini adalah jenis kekurangan protein akut yang seringkali terjadi pada anak yang mengalami malnutrisi. Gejala kwashiorkor atau disebut juga busung lapar biasanya berupa rambut yang berwarna kemerahan, ruam kulit, perut buncit karena kembung, serta hati yang membesar atau bengkak. Jika dibiarkan, kondisi kekurangan gizi ini bisa berujung pada koma atau malah kematian.

  1. Kekurangan vitamin dan mineral

Dari semuanya, mungkin ini yang cukup familiar di telinga Anda. Ya, masalah malnutrisi ini tidak hanya terjadi karena kekurangan protein, karbohidrat, ataupun lemak. Anak-anak juga  bisa digolongkan mengalami malnutrisi jika dia kekurangan mikronutrien seperti vitamin dan mineral. Kondisi inipun tidak bisa diabaikan karena bisa merembet ke masalah lainnya. Misalnya, jika anak mengalami kekurangan zat besi, hal ini bisa berujung pada anemia atau kekurangan sel darah merah.

Untuk mencegah malnutrisi, idealnya anak diberi gizi seimbang yang mengandung makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien sendiri berupa karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan mikronutrien adalah vitamin dan mineral, terutama vitamin A, B1, B6, B12, C, D, E, dan K yang dibutuhkan anak. Nah, sudahkah kebutuhan gizi si kecil terpenuhi?

Mulailah MPASI Beras Coklat

Bubur yang terbuat dari beras coklat sebaiknya diperkenalkan pada si kecil di usianya yang lebih dari 6 bulan. Hal ini dikarenakan gigi anak mulai tumbuh dan memerlukan makanan yang lebih padat dari ASI. Lambungnya juga harus mulai dibiasakan mengolah makanan seperti bubur.

Apa yang menjadi keunggulan beras coklat daripada beras putih? Perbedaan yang ditunjukkan bukan pada warna saja. Lapisan terluar dari beras biasanya disingkirkan dan menjadi beras putih. Pada beras coklat, lapisan terluar beras atau aleurone tidak dibuang karena mengandung nilai-nilai gizi penting.

Banyak orang memilih beras putih karena terlihat lebih bersih. Padahal aleurone kaya akan protein, tiamin, kalsium, magnesium, serat dan potasium.

Ini dia kelebihan yang dimiliki beras coklat :

  • Kaya akan selenium yang berguna untuk mengurangi risiko kanker, sakit jantung dan nyeri sendi.
  • Dapat memenuhi mineral mangan sebanyak 80% dari yang dibutuhkan tubuh. Mineral ini membantu tubuh mensintesis lemak.
  • Mengandung minyak netral yang membantu menekan angka kolesterol.
  • Serat yang terkandung lebih banyak dan melancarkan pencernaan lebih baik dari beras putih. Seporsi kecil beras coklat bisa membuat perut kenyang.
  • Menjadi beras yang terjaga nutrisinya karena tidak melalui proses pengikisan dan pemutihan.
  • Mengandung antioksidan tinggi. Antioksidan pada beras coklat setara dengan yang dimiliki oleh buah bluberi dan stroberi.
  • Kandungan gulanya lebih sedikit dan cocok untuk dikonsumsi penderita diabetes. Mereka yang mengonsumsi beras coklat setiap hari terhindar dari risiko memburuknya diabetes sebanyak 60%.

Asupan makan terbaik untuk bayi karena nutrisi alami dan serat yang terkandung membantu mencukupi kebutuhan si kecil di masa pertumbuhannya. Serat pada beras coklat membantu memperbaiki sistem pencernaan buah hati juga.

Agar nutrisi si kecil terpenuhi, Anda bisa membuat bubur dari beras coklat ini di rumah atau membeli produk makanan bayi yang terbuat dari bahan tersebut. Cobalah untuk mengkreasikan campuran bubur beras coklat dengan pisang atau buah lain yang bertekstur lembut.

 

Gluten

Gluten

Gluten mengandung komponen protein yang disebut peptida. Kebanyakan orang menghindarinya karena alasan kesehatan, terutama para penderita celiac disease (alergi terhadap protein gluten yang menyebabkan gangguan kekebalan).

Memahami mana makanan yang mengandung gluten, dan mana yang tidak, adalah syarat utama kalau kita ingin diet . Kita sudah tahu kalau gandum mengandung peptida. Begitu juga dengan tepung terigu.

Lalu, apa saja makanan yang terbuat dari kedua bahan tersebut?

Inilah beberapa di antaranya: Roti Kebanyakan roti terbuat dari tepung gandum dan jelai. Termasuk muffin, bagel, croissant, burger, bahkan pizza.

Penggantinya? Pilih roti yang terbuat dari kentang dan tepung beras yang kini banyak dijual di pasaran. Jangan lupa perhatikan label kemasan.

Pastikan roti yang Anda beli mencantumkan label bebas gluten. Rata-rata mie yang ada di pasaran terbuat dari tepung terigu. yang terbagi dalam tiga jenis. Yaitu tinggi, sedang, dan rendah.

Penggunaan tepung terigu yang berbeda kadar glutennya untuk satu resep yang sama, akan memberikan hasil yang berbeda.

Semakin tinggi maka tekstur yang dihasilkan akan lebih keras. Banyak sereal terbuat dari gandum. Sementara hampir semua jenis gandum mengandung gluten, termasuk malt (biji gandum) dan oat.

Sebagai pengganti, cobalah sereal yang terbuat dari beras atau jagung. Pasta Apa pun jenis olahannya, semua makanan yang terbuat dari pasta pasti terbuat dari gandum. Makanan Italia seperti makaroni, spageti, dan fettucine adalah jenis makanan yang berbahan dasar pasta. Kue dan biskuit yang terbuat dari tepung terigu dan gandum.

Baik itu kue tradisional seperti putu mayang dan getuk lindri, maupun kue khas negara lain seperti brownies dan nastar. Melihat daftar terlarang di atas, sepertinya hampir semua makanan harus disingkirkan. Sebenarnya tidak juga.

Ada banyak pilihan makanan sehat yang aman. Misalnya kacang-kacangan, beras atau nasi, kedelai, kentang, ikan, daging, singkong, dan tepung tapioka. Dan pasti, sayur dan buah-buahan.

Anda pernah membaca isi label kemasan makanan yang menuliskan kata gluten-free? Tahukah Anda apa yang dimaksudnya dan apa efeknya bagi tubuh? Pada dasarnya, bukanlah suatu nutrisi yang spesial. Sebagian makanan berjenis biji-bijian yang bervitamin dan bermineral juga mengandung gluten.

Pengertian Gluten

Merupakan salah satu jenis protein yang biasanya terkandung di dalam gandum hasil persilangan (Triticale), gandum biasa, dan jelai atau barley. Jika Anda melihat makanan yang memiliki kemasan bertuliskan bebas gluten berarti makanan tersebut tidak mengandung protein gluten.

Makanan ini sebenarnya ditujukan kepada mereka yang memiliki penyakit celiac. Lalu, bagaimana jika mengonsumsi makanan ini, namun tidak memiliki kedua penyakit tersebut? Bagi Anda yang tidak memiliki penyakit celiac atau intoleransi gluten, makanan ini tidak akan memberikan manfaat tambahan dibanding makanan mengandung gluten.

Studi menunjukkan bahwa makanan yang mengandung biji-bijian utuh memiliki manfaat menurunkan risiko diabetes dan penyakit jantung. Tapi, sebagian makanan bebas gluten justru cenderung kurang bernutrisi termasuk kalsium, vitamin B, magnesium, serat, zinc, dan zat besi.

Makanan yang Mengandung Gluten

Adalah makanan yang berasal atau terbuat dari biji-bijian. Berikut ini adalah beberapa contoh:

  • Jelai
  • Gandum
  • Beberapa jenis bir
  • Kue, wafer
  • Sereal
  • Pasta
  • Saus, bumbu salad, kecap
  • Roti
  • Oat yang tidak diberi label
  • Vitamin atau obat

 

Makanan Bebas Gluten

Makanan Bebas Gluten

Makanan Bebas Gluten

Pernah dengar makanan yang bebas gluten? Katanya sih, lebih sehat dan baik untuk tubuh. Namun tahukah Anda jika gluten adalah jenis zat yang sebenarnya dibutuhkan tubuh? Lalu, apa benar makanan yang bebas gluten itu lebih sehat?

Apa itu gluten?

Gluten adalah protein yang ditemukan pada padi-padian dan serealia, gandum, gandum hitam (rye), jelai (barley) dan triticale. Gluten berperan sebagai lem yang membantu menjaga makanan tetap menempel dan menjaga bentuk makanan. Ada dua jenis utama protein pada gluten, yaitu glutenin dan gliadin. Saat kita mencampur tepung dengan air, protein gluten membentuk jaringan lengket yang memiliki tekstur seperti lem.

Properti yang menyerupai lem ini membuat adonan elastis, dan memberikan kemampuan untuk roti mengembang saat dipanggang, serta memberikan tekstur kenyal.

Mengapa gluten buruk bagi beberapa orang?

Kebanyakan orang tidak mengalami masalah dalam mencerna gluten. Namun pada beberapa orang, gluten dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, seperti:

  1. Intoleransi gluten

Intoleransi gluten adalah kondisi yang ditandai dengan ketidakmampuan tubuh untuk mencerna protein gluten. Intoleransi gluten ini masih menimbulkan gejala yang cukup ringan. Bila seseorang telah mengalami intolerasin gluten yang parah, maka kondisi tersebut disebut dengan penyakit celiac.

  1. Penyakit celiac

Penyakit celiac adalah gangguan autoimun. Pada orang dengan penyakit celiac, sistem imun mereka mengenali gluten sebagai zat yang berbahaya, sehingga menyerang gluten serta lapisan usus. Hal ini tentu membuat usus jadi rusak, akhirnya menimbulkan berbagai masalah kesehatan seperti, gangguan pencernaan, anemia, hingga berisiko kekurangan vitamin dan mineral.

Gejala dari penyakit celiac meliputi rasa tidak nyaman pada pencernaan, kerusakan jaringan pada usus kecil, kembung, diare, konstipasi, sakit kepala, kelelahan, ruam kulit, depresi, menurunnya berat badan dan feses yang berbau busuk. Kadang, orang dapat mengalami kelelahan atau anemia, atau bahkan tanpa gejala apapun. Hal ini membuat penyakit celiac sulit didiagnosis. Faktanya, 80 persen pasien tidak menyadari kondisi mereka.

  1. Sensitivitas gluten non-celiac

Sensitivitas gluten non-celiac adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan kondisi dimana seseorang tidak didiagnosis dengan penyakit celiac tapi masih mengalami rasa tidak nyaman ketik mengonsumsi gluten. Penyakit ini masih kontroversial. Beberapa ahli menganggap hal ini bukanlah kondisi yang nyata.

  1. Irritable bowel syndrome

Bentuk lain dari intoleransi gluten adalah irritable bowel syndrome (IBS). Penyakit ini adalah gangguan pencernaan dengan gejala sakit perut, kram, kembung, gas dan diare. Studi menunjukkan bahwa pola makan tanpa gluten dapat meringankan IBS.

  1. Alergi gandum

Sekitar 1 persen populasi memiliki alergi terhadap gandum. Kondisi ini membuat pasien menderita dari berbagai masalah pencernaan setelah mengonsumsi gluten.

Makanan apa saja yang tinggi akan gluten? Makanan yang kaya akan gluten meliputi:

  • Gandum
  • Spelt
  • Gandum hitam
  • Jelai
  • Roti
  • Pasta
  • Cereal
  • Bir
  • Kue, cookies dan pastry
  • Padi-padian bebas gluten
  • Kelompok padi-padian yang bebas gluten meliputi:
  • Jagung
  • Nasi
  • Quinoa
  • Flax
  • Jawawut
  • Sorgum
  • Tapioka
  • Buckwheat
  • Arrowroot
  • Amaranth
  • oats

Lalu, apa saja makanan bebas gluten? Ada banyak sumber makanan yang secara alami bebas dari gluten:

  • Daging
  • Ikan dan hidangan laut
  • Telur
  • Produk susu
  • Buah-buahan
  • Sayur-sayuran
  • Polong-polongan
  • Kacang-kacangan
  • Umbi-umbian
  • Lemak, seperti minyak dan mentega

 

Kenapa Organik

Kenapa Organik

Kenapa Organik- Barangkali anda tidak yakin bahwa beras organik dan beras terpapar kimia ( arsenik ) bagaikan bumi dan langit. Utara dan selatan.

Organis Center Australia (sebuah lembaga riset pangan organik ) sangat rajin melaporkan perkembangan seputar pertanian organik, pengolahan bahan makan organik yang variatif, dan banyak memberi peringatan kenapa  kita harus pandai-pandai memilih bahan makanan organik, terutama Beras

Karena hasil penelitian, banyak beras dengan lebel organik, tidak memberi gambaran nyata sebagai bebas kimia aresnik di dalamnya ( kandungannya ). Ini berarti telah terjadi pemalsuan lebel dan terjadi penipuan sangat masif mengorbankan keselamatan manusia.

Publikasi Consumer Reports menyoroti beberapa hasil menarik tentang pola spasial akumulasi arsenik, dan mengingatkan kita untuk berhati-hati memilih asupan beras.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa ada manfaat kesehatan dari mengkonsumsi biji-bijian organik seperti beras merah. Dan organisasi seperti American Heart Association dan National Institutes of Health dan the US Dietary Guidelines merekomendasikan agar konsumen meningkatkan konsumsi whole grain ini untuk meningkatkan kesehatan mereka.

Bahkan tidak ada bukti bahwa orang yang makan beras  ( beras organik ) dalam jumlah besar memiliki tingkat kanker yang lebih tinggi daripada orang yang menghindari nasi.

Ini tentu saja merupakan ide bagus untuk mengurangi paparan arsenik Anda, namun perlu diingat bahwa sains mendukung kesehatan padi!

Tetapi juga harus tetap diwaspadai, sehingga kita tidak mudah tertipu oleh promosi besar beras merah atau beras putih organik (terutama di pasaran dalam negeri Indonesia ) karena faktor kejahatan beras merajalela. Seperti munculnya beras plastik, beras organik palsu, dan bentuk kejahatan lain.

Maka pastikan beras yang anda konsumsi, bersertifikat lembaga pengawas beras organik.

Peraturan keselamatan

Codex Alimentarius, sebuah komisi yang dibentuk oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), baru-baru ini mengadopsi standar untuk batas arsenik dalam nasi putih.

Codex mengembangkan standar pangan terpadu, pedoman dan kode praktik untuk melindungi kesehatan konsumen dan memastikan praktik perdagangan pangan yang adil.

Komisi ini  juga mempromosikan koordinasi semua standar pangan yang dilakukan oleh organisasi pemerintah dan non-pemerintah internasional. Penelitian yang dilakukan Pusat Organik adalah menggunakan peraturan keselamatan ini untuk memandu penelitiannya dalam mengurangi akumulasi arsenik pada padi dan memperbaiki metode produksi.

Ini berarti, seluruh produksi beras organik sudah berstandar mutu internasional, dengan bukti-bukti sertifikasi, dan ketentuan lain. Maka tetaplah teliti sebelum mengkonsumsi.

Mengapa organik itu penting

Meskipun tidak ada perbedaan dalam jumlah arsenik yang diambil oleh beras organik versus konvensional, sistem produksi organik memiliki banyak keunggulan dibanding konvensional.

Misalnya, produksi beras konvensional menggunakan lebih dari 40 pestisida berbeda untuk mengendalikan gulma dan serangga-pestisida yang mengandung bahan kimia beracun seperti piperonyl butoxide , malathion , dan carbaryl .

Kenapa Organik- Sawah organik menggunakan amandemen tanah ramah lingkungan seperti kompos, yang membantu meningkatkan kesehatan tanah dan menurunkan kelimpahan nutrisi. Selain itu, industri organik telah mengambil sikap proaktif untuk memastikan kesehatan padi organik dengan mendukung penelitian mengenai metode untuk menurunkan kadar arsen dalam padi organik.

Misalnya, penelitian kami di The Organic Center bekerja sama dengan USDA mengenai faktor eksternal yang mempengaruhi kadar arsenik pada padi.

Melarang penggunaan senyawa yang mengandung arsenik sangat penting untuk kesehatan masyarakat masa depan, karena arsenik terakumulasi di lingkungan.

Begitulah, dunia berpendapat, beras organik tetaplah pilihan terbaik untuk kesehatan manusia. Dan bertani secara organik juga menjadi acuan peradaban pangan di masa yang akan datang.

 

Manfaat Pertanian Organik

Manfaat Pertanian Organik

Manfaat Pertanian Organik– Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu, yang mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem secara alami, sehingga mampu menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan.

Dalam prakteknya, pertanian organik dilakukan dengan cara, antara lain:

Menghindari penggunaan benih/bibit hasil rekayasa genetika (GMO = genetically modified organisms).

Menghindari penggunaan pestisida kimia sintetis. Pengendalian gulma, hama dan penyakit dilakukan dengan cara mekanis, biologis, dan rotasi tanaman.

Menghindari penggunaan zat pengatur tumbuh  (growth regulator) dan pupuk kimia sintetis. Kesuburan dan produktivitas tanah ditingkatkan dan dipelihara dengan menambahkan residu tanaman, pupuk kandang, dan batuan mineral alami, serta penanaman legum dan rotasi tanaman.

Menghindari penggunaan hormon tumbuh dan bahan aditif sintetis dalam makanan ternak.

Manfaat Pertanian Organik

Sejumlah keuntungan yang dapat dipetik dari pengembangan pertanian organik adalah, antara lain:

Manfaat Pertanian Organik Bagi Kesehatan

Menghasilkan makanan yang cukup, aman dan bergizi sehingga meningkatkan kesehatan masyarakat. Data menunjukkan bahwa praktek pertanian organik mampu meningkatkan hasil sayuran hingga 75% dibanding pertanian konvensional. Disamping itu, produk pertanian organik juga mempunyai kandungan vitamin C,  kalium, dan beta karoten yang lebih tinggi.

Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi petani, karena petani akan terhindar dari paparan (exposure) polusi yang diakibatkan oleh digunakannya bahan kimia sintetik dalam produksi pertanian.

Meminimalkan semua bentuk polusi yang dihasilkan dari kegiatan pertanian. Karena pertanian organik: (1) Menghindari penggunaan bahan kimia sintetis dan (2) Memanfaatkan limbah kegiatan pertanian seperti kotoran ternak dan jerami sebagai pupuk kompos.

Manfaat Pertanian Organik Bagi Lingkungan

  • Kualitas Tanah

Menjaga sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang baik merupakan hal yang penting dalam pertanian organik. Untuk itu dalam pertanian organik diutamakan cara pengelolaan tanah yang meminimalkan erosi, meningkatkan kandungan bahan organik tanah serta mendorong kuantitas dan diversitas biologi tanah.

Dalam pertanian organik peningkatan kesuburan tanah dilakukan tanpa menggunakan pupuk kimia sintetis. Sebagai gantinya digunakan  teknik – teknik sebagai berikut :

  • Rotasi tanaman secara tepat,  mixed cropping dan integrasi tanaman dengan ternak.
  • Meningkatkan populasi mikroorganisme tanah melalui penggunaan pupuk organik.
  • Meminimalkan pengolahan tanah yang mengganggu aktivitas biota tanah.
  • Menjaga tanah selalu tertutup dengan mulsa organik.
  • Menghindari pengolahan tanah yang berlebihan pada tanah yang miring untuk  mencegah erosi.
  • Menggunakan tanaman dalam strip dan tumpang sari.
  • Menghindari penggembalaan yang berlebihan.
  • Tidak menggunakan bahan kimia sintetis yang meracuni mikroorganisme tanah dan merusak struktur tanah.
  • Penghematan energi

Hasil studi menunjukkan bahwa sistem produksi organik hanya menggunakan 50–80% energi minyak untuk

menghasilkan setiap unit pangan dibandingkan dengan sistem produksi pertanian konvensional. Namun demikian, ini tidak berlaku untuk semua sistem produksi sayuran dan buah-buahan.

Kualitas Air

Penjagaan kualitas air merupakan upaya yang sangat penting dalam sistem pertanian lestari (sustainable agriculture system). Kenyataan menunjukkan bahwa polusi air tanah (groundwater) dan air muka tanah (surface water) oleh nitrat dan fosfat menjadi hal yang umum terjadi di kawasan pertanian. Residu pupuk dan pestisida sintetis serta bakteri penyebab penyakit seperti Escherichia Coli juga seringkali terdeteksi di sistem perairan.

Pada areal pertanian organik, sumber air dijaga dengan menghindari praktek-praktek pertanian yang menyebabkan erosi tanah dan pencucian nutrisi, pencemaran air akibat penggunaan bahan kimia.  Kotoran hewan yang akan digunakan untuk pupuk organik selalu dikelola dengan hati-hati dan dikomposkan sebelum digunakan. Di samping itu, penggunaan pupuk kimia dan pestisida sintetis juga dilarang dalam sistem pertanian organik.

Kualitas Udara

Pertanian organik terbukti mampu meminimalkan perubahan iklim global karena emisi gas rumah kaca (greenhouse gas emission) pada pertanian organik lebih rendah dibandingkan pertanian konvensional. Dalam pertanian organik tidak menggunakan pupuk nitrogen sintetis sehingga tidak ada emisi nitrogen oksida dari pupuk buatan tersebut.

Penggunaan minyak bumi juga lebih rendah sehingga menurunkan emisi gas karbon dioksida. Lebih penting lagi, pertanian organik menyediakan penampungan (sink) untuk karbon dioksida melalui peningkatan kandungan bahan organik di tanah serta penutupan permukaan tanah dengan tanaman penutup tanah.

Pengelolaan Limbah

Praktek pertanian organik mengurangi jumlah limbah melalui daur ulang limbah menjadi pupuk organik. Kotoran ternak, jerami dan limbah pertanian lainnya yang selama ini dianggap limbah, justru menjadi bahan yang mempunyai nilai sebagai sumber nutrisi dan bahan organik bagi pertanian organik.

Keanekaragaman Hayati

Pertanian organik tidak hanya menghindari penggunaan pestisida sintetis, namun juga mampu menciptakan keanekaragaman hayati. Praktek seperti rotasi pertanaman, tumpang sari serta pengolahan tanah konservasi merupakan hal-hal yang mampu meningkatkan keanekaragaman hayati dengan menyediakan habitat yang sehat bagi banyak spesies mulai dari jamur mikroskopis hingga binatang besar.

Pertanian organik tidak menggunakan organisme hasil rekayasa genetika (Genetic Enggineering Organism) atau organisme transgenik (Genetically Modified Organism) serta produknya karena alasan keamanan lingkungan, kesehatan dan sosial. Produk-produk seperti ini tidak dibutuhkan karena mungkin menyebabkan resiko yang tidak dapat diterima pada integritas spesies.

 

Pertanian Organik

Pertanian Organik

Pertanian organik adalah sistem budi daya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis.

Beberapa tanaman Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan dengan teknik tersebut adalah padi, hortikultura sayuran dan buah (contohnya: brokoli, kubis merah, jeruk, dll.), tanaman perkebunan (kopi, teh, kelapa, dll.), dan rempah-rempah.

Pengolahan pertanian organik didasarkan pada prinsip kesehatan, ekologi, keadilan, dan perlindungan.

Yang dimaksud dengan prinsip kesehatan adalah kegiatan pertanian harus memperhatikan kelestarian dan peningkatan kesehatan tanah, tanaman, hewan, bumi, dan manusia sebagai satu kesatuan karena semua komponen tersebut saling berhubungan dan tidak terpisahkan.

Selain itu juga harus didasarkan pada siklus dan sistem ekologi kehidupan. Serta memperhatikan keadilan baik antarmanusia maupun dengan makhluk hidup lain di lingkungan.

Untuk mencapai pertanian organik yang baik perlu dilakukan pengelolaan yang berhati-hati dan bertanggungjawab melindungi kesehatan dan kesejahteraan manusia baik pada masa kini maupun pada masa depan.

Pertanian tradisional dalam berbagai bentuk, yang telah dilakukan sejak ribuan tahun di seluruh dunia, merupakan pertanian organik yang tidak menggunakan bahan kimia sintetik.

Pertanian organik mengkombinasikan pengetahuan ilmiah mengenai ekologi dan teknologi modern mengenai praktik pertanian tradisional berdasarkan proses biologis yang terjadi secara alami.

Metode pertanian ini dipelajari di dalam bidang ekologi pertanian. Pertanian konvensional menggunakan pestisida dan pupuk sintetik, sedangkan pertanian organik membatasinya dengan hanya menggunakan pestisida dan pupuk alami.

Prinsip metode pertanian ini mencakup rotasi tanaman, pupuk hijau/kompos, pengendalian hama biologis, dan pengolahan tanah secara mekanis.

Tanaman yang lebih unggul dan tangguh dikembangkan melalui pemuliaan tanaman dan tidak dimodifikasi menggunakan rekayasa genetika.

Tingginya keanekaragaman tanaman pertanian adalah salah satu ciri pertanian organik. Pertanian konvensional fokus pada produksi massal hasil pertanian tunggal di lahan, yang disebut dengan monokultur.

Dalam ekologi pertanian diketahui bahwa polikultur (penanaman berbagai jenis tanaman pada satu lahan) lebih menguntungkan dan lebih sering diterapkan di pertanian organik.

Penanaman berbagai jenis sayuran mendukung berbagai jenis serangga yang bersifat menguntungkan, mikroorganisme tanah, dan faktor lainnya yang menambah kesehatan lahan pertanian.

Keanekaragaman tanaman pertanian membantu lingkungan untuk mempertahankan suatu spesies yang dekat dengan lahan pertanian agar tidak punah.

Pertanian organik bergantung sepenuhnya pada dekomposisi bahan organik tanah, menggunakan berbagai teknik seperti pupuk hijau dan kompos untuk menggantikan nutrisi yang hilang dari tanah oleh tanaman pertanian sebelumnya.

Dengan mengurangi pengolahan tanah, maka tanah tidak dibalik dan tidak terpapar oleh udara. Hal ini berarti nutrisi yang bersifat mudah menguap seperti nitrogen dan karbon semakin sedikit yang menghilang.

Sinkronisasi diperlukan agar tumbuhan mendapatkan nitrogen yang cukup pada waktu yang tepat. Hal ini menjadi salah satu tantangan di dalam pertanian organik.

Residu tanaman dapat dikembalikan ke tanah sehingga membusuk dan memberikan nutrisi bagi tanah. Dalam banyak kasus, pengaturan pH diperlukan dengan menggunakan kapur pertanian dan sulfur.

Namun nitrogen juga dapat diberikan dengan menggunakan legum sebagai tanaman penutup tanah.

Penelitian dalam ilmu biologi pada tanah dan mikroorganisme yang hidup di dalamnya telah membuktikan manfaat bagi pertanian organik.