SELAMAT HARI DOKTER NASIONAL TAHUN 2020

SELAMAT HARI DOKTER NASIONAL TAHUN 2020

Bagi para dokter di seluruh penjuru nusantara, Eka Farm mengucapkan selamat Hari Dokter Nasional. Setiap tanggal 24 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Dokter Nasional yang sekaligus juga merupakan hari jadi Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Moms, pernahkah bertanya- tanya darimana kata ‘dokter’ berasal? Pasti jawaban sebagian besar orang adalah kata serapan dari Bahasa Inggris. Padahal, Moms, kata dokter berasal dari akar kata “docere” dalam bahasa Latin atau Yunani kuno. “Docere” berarti mengajar dalam bahasa Latin. Pada zaman dahulu, dokter adalah gelar kehormatan di daratan Eropa selama kurang lebih 1 abad atau 1000 tahun. Sementara itu, mengutip dari Kementerian Kesehatan RI, istilah dokter yang saat ini kita kenal dalam kosakata medis yaitu semua profesional yang memiliki lisensi untuk menyelenggarakan praktik dalam seni penyembuhan penyakit.

Sejarah singkat Hari Dokter Nasional

Sejarah hari dokter di Indonesia berkaitan erat dengan berdirinya Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Ikatan Dokter Indonesia sebenarnya sudah berdiri sejak tahun 1911. Pada saat itu, Indonesia masih di bawah kekuasaan penjajah Belanda sehingga nama IDI pun pada awal mulanya dalam bahasa Belanda. IDI saat itu bernama Vereniging van Indische Artsen. Dalam kurun waktu sekitar 15 tahun, organisasi tersebut berkecimpung dalam dunia medis.

Kemudian, pada tahun 1926, masih pada masa penjajahan oleh Belanda, organisasi tersebut berubah nama menjadi Vereniging Van Indonesische Genesjkundigen (VIG). Namun, pada masa penjajahan oleh Jepang, organisasi VIG diburbarkan. VIG kemudian berubah nama menjadi Jawa Izi Hooko-Kai.

Dalam masa perkembangannya, pada tanggal 30 Juli 1950, atas usul Dr. Seni Sastromidjojo, PB Perthabin (Persatuan Thabib Indonesia) dan DP- PDI (Perkumpulan Dokter Indonesia) mengadakan suatu pertemuan. Pertemuan tersebut mengasilkan “Muktamar Dokter Warga Negara Indonesia (PMDWNI)” yang diketuai oleh Dr. Bahder Djohan.

Pada tanggal 22- 25 September 1950, puncak Muktamar I Ikatan Dokter Indonesia (MIDI) diselenggarakan di Deca Park. Kemudian, organisasi dokter nasional tersebut diresmikan pada bulan Oktober 1950. Muktamar I tersebut juga menghasilkan keputusan tentang terpilihnya Ketua Umum IDI yang pertama, Dr. Sarwono Prawirohardjo. Pada saat baru saja diresmikan, IDI disebar ke berbagai wilayah karasidenan di Indonesia sehingga muncul istilah dokabu (dokter kabupaten).

Peran dokter nasional pada masa penjajahan Belanda dan Jepang tidak hanya sebatas di ranah medis. Beberapa dokter juga merupakan tokoh Gerakan Kebangkitan Nasional yaitu Wahidin Soedirohusodo dan Sutomo.

Peran dokter sebagai garda terdepan penanganan Covid-19 di Indonesia

Jika mengikuti berita tentang kasus Covid-19 di dunia, atau Indonesia pada khususnya, maka pasti Anda sudah mengetahui bahwa beberapa tenaga medis meninggal akibat virus ini.  Sebagai garda terdepan dan profesional yang menangani pasien Covid-19 secara langsung, para dokter memang harus mengambil risiko terpapar Covid-19 demi menyelamatkan nyawa banyak orang. Meskipun telah melakukan berbagai macam pencegahan transmisi dan patuh mengikuti protokol kesehatan, pada faktanya nyawa beberapa dokter harus diikhlaskan.

Mengutip dari Kompas.com, menurut data catatan Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) setidaknya terdapat 130 dokter, 9 dokter gigi, dan 92 perawat yang meninggal dunia akibat kasus Covid-19. Data tersebut dikeluarkan pada awal Oktober ini (03/10/2020). Kebanyakan dokter yang meninggal akibat kasus Covid-19 merupakan dokter umum (67 orang, 4 di antaranya adalah guru besar) serta 61 dokter spesialis (4 di antaranya guru besar).

Profesi dokter merupakan profesi yang mulia dan membutuhkan dedikasi yang tinggi untuk meningkatkan kesehatan pasiennya. Tidak sedikit dokter yang kelelahan dalam menangani pasien Covid-19, tetapi tetap bisa tersenyum karena bagi mereka, profesi ini adalah jalan hidup yang telah dipilih. Dedikasi yang besar meskipun berbagai risiko di depan mata banyak menghadang patut kita apresiasi bersama. Salah satu upaya untuk mengapresiasi dan juga mendukung dokter di Indonesia pada masa pandemi ini yaitu dengan mematuhi dan menjalankan protokol kesehatan. Selain itu, senantiasa ingatkan orang terdekat Anda untuk juga mematuhi dan melaksanakan protokol kesehatan. Ucapkan terimakasih dan berikan senyuman pada dokter setelah Anda berkonsultasi atau ditindak juga merupakan bentuk apresiasi kepada dokter.

Sudahkah Anda mengapresiasi dedikasi tulus dokter- dokter hebat Indonesia?

 

Tinggalkan Balasan