Mengenal Serta Mengetahui Cara Pengobatan Kanker Usus Besar

Mengenal Serta Mengetahui Cara Pengobatan Kanker Usus Besar

Mengenal Serta Mengetahui Cara Pengobatan Kanker Usus Besar – Kanker usus besar merupakan jenis kanker yang menyerang organ pencernaan berupa usus besar. Pada dasarnya kanker usus besar dapat menyerang siapa saja, namun kasus yang sering terjadi kanker usus besar diderita oleh lansia yang berumur 60 tahun ke atas. Untuk mengenali keberadaan kanker usus besar sejak dini, anda bisa melihatnya dari beberapa gejal yang ditumbulkannya, seperti :

  • Nafsu makan menurun secara drastic
  • Berat badan semakin rendah
  • Terdapat darah pada kotoran, apabila semakin parah bisa terjadi pendarahan pada bagian anus.
  • Rasa nyeri di bagian perut
  • Frekuensi buang air besar semakin meningkat
  • Tubuh merasa lelah
  • Tekstur kepadatan kotoran (feses) berubah
  • Mengalami diare

Ketika anda merasakan gejala-gejala yang saya sebutkan diatas, alangkah baiknya jika segera melakukan pemeriksaan ke dokter terdekat. Gejala tersebut tidak semuanya akan dirasakan oleh penderita kanker usus besar. Kanker usus dapat sembuh.

Penyebab kanker usus besar

Penyebab utama yang membuat seseorang terserang penyakit kanker usus besar belum diketahui secara pasti, meskipun demikian ada beberapa faktor yang mampu meningkatkan resiko seseorang terserang penyakit kanker usus besar. Berikut beberapa faktor tersebut :

  • Kekurangan serat
  • Konsumsi daging merah yang melebihi batas normal
  • Memiliki kebiasaan buruk seperti merokok dan minum alkohol
  • Obesitas
  • Berumur 60 tahun ke atas
  • Olahraga yang sangat kurang
  • Memiliki penyakit diabetes
  • Mempunyai keturunan (orang tua/saudara) yang menderita kanker usus besar
  • Mempunyai penyakit sistem pencernaan

Kanker usus dapat sembuh anda bisa melakukan beberapa tindakan pencegahan seperti :

  • Rajin berolahraga secara konsisten
  • Mengkonsumsi makanan sehat
  • Selalu menjaga berat badan
  • Mulai berhenti merokok
  • Menghindari atau menghilangkan kebiasaan minum alkohol
  • Mengganti konsumsi beras putih biasa dengan beras coklat organik dari Eka Farm, Karena beras coklat organik dari ekafarm mengandung banyak sekali vitamin, dan anti oksida sehingga dapat melawan sel kanker. Mengkonsumsi beras coklat organik dengan vitamin yang sangat banyak akan sangat membantu mencegah kanker usus dan penyakit lambung lainnya seperti maag.

Beberapa tindakan diatas sangat efektif untuk mencegah kanker usus besar menyerang. Namun, jika kanker tersebut sudah menyerang, maka anda bisa melakukan beberapa cara pengobatan yang dianjurkan oleh dokter, diantaranya :

  • Kemoterapi

Cara pengobatan dengan menggunakan metode kemoterapi akan membunuh sel-sel penyebab kanker usus besar dengan mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang telah disarankan oleh dokter. Saat melakukan kemoterapi sangat dianjurkan untuk menjaga pola makan, dengan mengkonsumsi makanan sehat seperti beras coklat yang diproduksi oleh Eka Farm.

  • Radioterapi

Tujuan utama cara pengobatan radioterapi sama dengan kemoterapi yaitu membunuh sel-sel kenker usus besar. Namun pada metode radioterapi tidak menggunakan obat-obatan, melainkan menggunakan pancaran radiasi.

  • Operasi

Operasi sendiri memiliki 2 jenis prosedur yaitu operasi koloneskopi dan kolostomi. Kedua jenis operasi tersebut diterapkan sesuai dengan tingkat keparahan penyakit kanker usus besar itu sendiri. Cukup sekian informasi “Mengenal serta mengetahui cara pengobatan kanker usus besar”, semoga banyak memberikan manfaat. Kanker usus dapat sembuh.

Bagaimana Mencegah Kanker Serviks???

Bagaimana Mencegah Kanker Serviks???

Menurut WHO, ada dua tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kanker serviks, yaitu tindakan pencegahan primer (utama) dengan pemberian vaksin HPV dan tindakan pencegahan sekunder melalui deteksi dini dengan melakukan tes Pap.

Penyebaran kanker serviks juga dapat diketahui dengan tindakan sekunder yaitu melalukan deteksi dini dengan melakukan tes Pap. Tes Pap – atau dikenal juga sebagai Pap Smear – merupakan uji ginekologi yang membantu mendeteksi sel abnormal pada lapisan serviks sebelum mereka memiliki kesempatan menjadi prakanker serviks dan selanjutnya berkembang menjadi kanker. Apabila hasil Tes Pap dinyatakan positif terhadap adanya sel abnormal pada lapisan serviks, maka tindakan terapi dapat dilakukan untuk mencegahnya menjadi kanker.

Tindakan pencegahan primer dengan pemberian Vaksin HPV

Tindakan primer atau yang terpenting untuk mencegah terjadinya kanker serviks adalah melalui vaksinasi HPV. Vaksinasi HPV membuat tubuh membentuk antibodi terhadap virus HPV, sehingga virus yang masuk akan mati dan tidak sampai menimbulkan kanker serviks.

Vaksin HPV dapat melindungi dari HPV tipe 6,11,16,18. HPV tipe 16 dan 18 penyebab 70% kanker serviks di seluruh dunia. HPV tipe 6 dan 11 menyebabkan kutil kelamin (genital warts). Vaksinasi HPV membuat tubuh membentuk antibodi terhadap virus HPV sehingga virus yang masuk akan mati dan tidak sampai menimbulkan kanker serviks serta kutil kelamin.

Siapa saja yang boleh menerima vaksinasi HPV?

Vaksin HPV dapat diberikan kepada anak-anak laki dan perempuan mulai usia 9 tahun; bagi perempuan dewasa bahkan bisa diberikan sampai usia 55 tahun. Dianjurkan untuk memberikan vaksin HPV pada anak sejak usia dini untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Apakah vaksin untuk kanker serviks efektif?

Vaksin HPV adalah vaksin inaktif (berisi protein serupa struktur cangkang virus HPV yang tidak mengandung DNA virus). Sehingga, vaksin ini sangat aman dan tidak mungkin menginfeksi manusia. Setelah disuntikkan, vaksin HPV akan merangsang pembentukan respon imun di dalam tubuh, sehingga menciptakan perlindungan terhadap kanker serviks.

Untuk vaksin Quadrivalent HPV, jika jadwal vaksinasi terganggu setelah pemberian dosis pertama, maka dosis kedua harus diberikan minimal setidaknya 1 bulan setelah suntikan pertama, dan dosis ketiga harus diberikan minimal setidaknya 3 bulan setelah suntikan kedua. Untuk vaksin Bivalent HPV, dosis kedua dapat diberikan antara 1-2.5 bulan setelah dosis pertama dan dosis ketiga diberikan antara 5-12 bulan setelah dosis pertama.

Larangan pemberian Vaksin HPV kepada perempuan hamil

Vaksin HPV tidak dianjurkan untuk diberikan kepada perempuan yang sedang mengandung. Perempuan yang hamil sesudah pemberian dosis pertama, tidak boleh melanjutkan dosis kedua dan ketiga saat masa kehamilannya.

Waktu yang ideal untuk pemberian vaksinasi

Mengingat bahwa penularan virus HPV bisa terjadi kapan saja dan kepada siapa saja, maka pemberian vaksin HPV sebaiknya diberikan segera kepada perempuan berusia 9 – 45 tahun.

Namun demikian, vaksinasi yang diberikan pada remaja putri pada saat berusia 9 – 13 tahun dinilai paling efektif meskipun belum melakukan hubungan seksual.  Rentang usia ini dinilai efektif karena pada masa inilah tubuh memberikan proteksi respon imun yang lebih baik dibanding usia di atasnya.

Untuk perempuan berusia 13 – 45 tahun, vaksinasi masih tetap direkomendasikan untuk yang belum pernah divaksinasi atau yang belum menyelesaikan seri vaksinasi secara penuh.

Tingkat keamanan vaksin HPV

Dalam uji klinis dan pembuktian setelah digunakan di dunia nyata, vaksin HPV dinilai sangat aman. Lebih dari 205 juta dosis vaksin sudah terdistribusi di seluruh dunia), sejak disetujui pada tahun 2006 oleh Food and Drug Administration Amerika Serikat.

Organisasi kesehatan internasional terkemuka di seluruh dunia termasuk World Health Organization (WHO), US Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Health Canada, European Medicines Agency (EMEA), Australia Therapeutic Goods Administration (TGA) dan yang lainnya juga terus merekomendasikan penggunaan Vaksin HPV.

WHO GACVS telah mengumpulkan data surveilans pasca-pemasaran dari Amerika Serikat, Australia, Jepang, dan dari perusahaan manufaktur. Data tersebut dikumpulkan dari tahun 2006 sejak pertama kali diluncurkannya vaksin HPV sampai tahun 2014. GACVS menyatakan tidak menemukan isu keamanan yang dapat merubah rekomendasi vaksinasi HPV.

US CDC juga telah menyatakan bahwa pemantauan keamanan pasca-lisensi dari Juni 2006 hingga Maret 2013 menunjukkan bahwa tidak ada masalah keamanan baru terhadap vaksin HPV.

Efek samping yang mungkin muncul paska pemberian vaksin HPV

Efek samping yang mungkin dapat terjadi setelah penyuntikan vaksin HPV adalah sebagai berikut:

Reaksi lokal: Sakit di tempat suntikan, eritema/kemerahan, bengkak.

Reaksi sistemik: sakit kepala, pireksia, mual, fatigue(kelelahan)

Tindakan pencegahan sekunder melalui deteksi dini dengan Tes Pap Smear dan IVA

Penyebaran kanker serviks juga dapat dicegah dengan tindakan pencegahan sekunder yaitu melalui deteksi dini dengan melakukan tes Pap.

Deteksi dini melalui Tes Pap sebaiknya dilakukan seawal mungkin bagi para perempuan yang sudah pernah berhubungan seksual.1

Apabila hasil tes dinyatakan positif terhadap adanya sel abnormal pada lapisan serviks, maka tindakan terapi dapat dilakukan untuk mencegahnya menjadi kanker.

Untuk meningkatkan akurasi bisa juga dilakukan pemeriksaan lain seperti IVA dan kolposkopi.2   Skrining dengan IVA merupakan skrining yang murah, mudah, dan dapat diaplikasikan di seluruh Indonesia. Skrining dengan pap smear dapat dilakukan di tempat yang mempunyai fasilitas pemeriksaan sitologi.

Baca JugaSeberapa Ampuh Vaksin HPV untuk Mencegah Kanker Serviks?

Apakah yang perlu diketahui sebelum melakuan tes pap smear?

Tes pap smear dapat dilakukan kapan saja, kecuali pada masa haid atau dilarang atas petunjuk dokter. Waktu terbaik untuk melakukannya adalah antara 10-20 hari setelah hari pertama menstruasi. Perempuan yang sudah menikah ataupun sudah pernah melakukan hubungan seksual dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan tes pap setahun sekali. Bagi perempuan yang sedang hamil juga dapat melakukan tes pap karena prosedur tersebut aman.

Waktu melakukan Tes Pap

Tes Pap disarankan untuk dijalani hanya untuk perempuan yang sudah pernah berhubungan seksual, baik yang masih aktif ataupun tidak. Bagi yang sedang dalam kondisi tidak aktif berhubungan seksual disarankan untuk melakukan tes pap setiap 3 tahun sekali, sedangkan untuk yang masih aktif melakukan hubungan seksual dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan tes Pap setiap 1 tahun sekali.

Tes pap dapat dilakukan kapan saja, kecuali pada saat haid atau dilarang atas petunjuk dokter. Waktu terbaik untuk tes Pap adalah antara 10 – 20 hari setelah hari pertama menstruasi, dan sebaiknya perempuan tidak menggunakan douche atau pembersih vagina 1 – 2 hari sebelum pemeriksaan karena bahan-bahan tersebut dapat menyembunyikan sel-sel abnormal.

Apakah memakai kondom bisa mencegah penyakit HPV?

HPV dapat berpindah melalui kontak kulit ke kulit (skin to skin). Artinya, meskipun sebagian besar HPV menular melalui hubungan seksual, tetapi dapat juga secara non seksual, yaitu melalui sentuhan kulit. Pemakaian kondom dapat meminimalisasi penularan virus tapi tidak bisa mencegah sepenuhnya karena bagian tubuh lainnya bisa terkena HPV.

Referensi:

  1. The American Cancer Society. Guidelines for the Prevention and Early Detection of Cervical Cancer 2016. Available at https://www.cancer.org/cancer/cervical-cancer/prevention-and-early-detection/cervical-cancer-screening-guidelines.htmlAccessed on July 25th, 2017
  2. WHO Position Paper 2017. Available at http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/255353/1/WER9219.pdf?uaAccessed on July 25th, 2017

 

 

Seberapa Ampuh Vaksin HPV untuk Mencegah Kanker Serviks?

Seberapa Ampuh Vaksin HPV untuk Mencegah Kanker Serviks?

Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa kasus kanker serviks di Indonesia merupakan yang tertinggi kedua setelah kanker payudara. Jumlah wanita penderita kanker serviks hingga kini setidaknya mencapai 21.000 kasus. Yayasan Kanker Indonesia bahkan menyatakan bahwa dari 40 wanita yang terdiagnosis kanker serviks, 20 di antaranya meninggal dunia akibat penyakit ini. Padahal, kanker serviks bisa dicegah dengan vaksin HPV. Namun, Anda mungkin bertanya-tanya, memang seberapa efektif vaksin ini untuk mencegah kanker serviks?

Vaksin HPV efektif mencegah kanker serviks

Seperti yang dilansir dari WHO, 99,7% kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi virus HPV (Human Papilloma Virus), khususnya HPV strain 16 dan 18. Virus HPV biasanya ditularkan melalui hubungan seksual tanpa kondom, termasuk seks vaginal, oral, dan anal.

Infeksi HPV bisa terjadi pada siapa saja tanpa memandang usia. Namun, kebanyakan orang yang terinfeksi HPV tidak mengetahui bahwa mereka menderita penyakit tersebut karena mereka tidak menyadari adanya tanda atau masalah. Oleh karena itu, mereka dapat menularkan virus ke orang lain tanpa pernah menyadarinya.

Vaksin merupakan cara yang paling efektif untuk mencegah virus HPV berkembang dalam tubuh dan menyebabkan infeksi. Vaksin ini bekerja membentuk kekebalan dalam tubuh (antibodi) untuk melawan virus. Dengan begitu, virus HPV tidak akan bisa masuk apalagi tumbuh dan membesar di dalam leher rahim menjadi kanker.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa vaksin ini akan paling efektif untuk melindungi Anda dari infeksi HPV jika diberikan sejak dini. Pasalnya, respon sistem imun tubuh anak untuk membentuk antibodi bekerja lebih baik di usia muda daripada di usia tua nanti.

Berapa kali vaksin HPV harus didapatkan?

Badan Kesehatan Dunia menganjurkan vaksin HPV diberikan untuk semua anak di usia 11-12 tahun, meskipun sudah dapat diberikan mulai dari usia 9 tahun. Vaksin ini dapat diberikan pada anak perempuan dan laki-laki.

Untuk anak usia 9 hingga 13-14 tahun, vaksin ini cukup diberikan 2 kali dalam periode waktu selama 6-12 bulan. Untuk perempuan yang berusia lebih dari 13-14 tahun, pemberian vaksin kanker serviks direkomendasikan sebanyak tiga dosis. Dosis pertama adalah di bulan 0, yaitu di saat pertama kali Anda mendapatkan vaksin. Disusul dosis kedua dalam 1-2 bulan setelahnya. Dosis terakhir diberikan 6 bulan setelah suntikan pertama.

Tidak hanya perempuan saja, laki-laki juga dapat terkena infeksi HPV. Pada pria, infeksi HPV dapat menyebabkan kutil kelamin, kanker anus, kanker penis, hingga kanker tenggorokan. Oleh karena itu, laki-laki juga perlu mendapatkan vaksin HPV sedini mungkin. Dengan mendapatkan vaksin ini, laki- laki juga dapat menurunkan risiko penularan strain virus HPV penyebab kanker serviks pada pasangan seksualnya di kemudian hari.

Jika saat remaja dosis vaksin belum lengkap, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter untuk melengkapi dosis vaksin. Vaksin ini dianjurkan untuk diberikan hingga usia 55 tahun Apabila seseorang sudah pernah melakukan hubungan seksual, maka risiko untuk terkena HPV sudah ada. Namun, semua orang dewasa yang sudah aktif secara seksual yang belum pernah mendapatkan vaksin HPV sebaiknya tetap divaksinasi.

Apakah ada efek samping setelah melakukan vaksin HPV?

Lembaga Keamanan Obat dan Makanan milik Amerika Serikat (FDA) menyatakan bahwa keamanan vaksin HPV sudah terbukti lewat uji klinis dan penggunaannya telah disetujui sejak tahun 2006. Lebih dari 205 juta dosis vaksin HPV sudah terdistribusi di seluruh dunia.

Efek samping vaksin HPV umumnya hanya bersifat sementara dan tergolong ringan. Beberapa efek yang sering dikeluhkan seperti bengkak, nyeri dan gatal kemerahan di sekitar lokasi suntikan, serta sakit kepala. Vaksin HPV dapat menyebabkan demam dan mual, namun efek samping ini jarang terjadi.

Konsultasikan dengan dokter sebelum Anda memutuskan untuk memperoleh vaksin kanker serviks. Minta informasi lengkap guna mempertimbangkan risiko dan manfaatnya.

SumberHPV vaccine can help prevent cervical cancer. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cancer/expert-blog/hpv-vaccine-cervical-cancer/bgp-20056326. Accessed 23/10/2017.

Does HPV vaccination prevent cervical cancer?. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3889028/. Accessed 23/10/2017.

Administering HPV Vaccine. https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/hpv/hcp/administration.html. Accessed 23/10/2017.

Before You Get the HPV Vaccine: Is Gardasil or Cervarix the HPV Vaccine for Me?.

https://www.verywell.com/should-i-choose-gardasil-or-cervarix-as-my-hpv-vaccine-3132985. Accessed 23/10/2017.

Human Papillomavirus (HPV) Vaccines. https://www.cancer.gov/about-cancer/causes-prevention/risk/infectious-agents/hpv-vaccine-fact-sheet. Accessed 23/10/2017.

 

Apakah Kanker Serviks Bisa Dicegah?….

Apakah Kanker Serviks Bisa Dicegah?….

Menurut WHO, ada dua tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kanker serviks. Tindakan pencegahan primer atau yang terpenting untuk mencegah terjadinya kanker serviks adalah dengan melakukan vaksinasi HPV. Vaksinasi HPV membuat tubuh membentuk antibodi terhadap virus HPV, sehingga virus yang masuk akan mati dan tidak sampai menimbulkan kanker serviks.

Penyebaran kanker serviks juga dapat dicegah dengan tindakan pencegahan sekunder yaitu melalui deteksi dini dengan melakukan skrining dengan IVA atau tes Pap. Pap smear dan IVA bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin ada/ tidaknya ketidaknormalan pada serviks.

Dengan hasil yang dapat terlihat dari tes Pap, apabila  terdapat ketidaknormalan maka dapat dilakukan perawatan atau pemeriksaan lanjutan dan penanganan semenjak dini. Hal ini sangat meningkatkan angka kesembuhan, apalagi pada mereka yang terdeteksi pada saat masih berupa stadium pra-kanker (sebelum menjadi kanker).

Lebih lengkap mengenai cara pencegahan kanker serviks dapat dibaca di sini

Apakah memakai kondom bisa mencegah penyakit HPV?

HPV dapat berpindah melalui kontak kulit ke kulit (skin to skin). Artinya, meskipun sebagian besar HPV menular melalui hubungan seksual, tetapi dapat juga secara non seksual, yaitu melalui sentuhan kulit. Pemakaian kondom dapat meminimalisasi penularan virus tapi tidak bisa mencegah sepenuhnya karena bagian tubuh lainnya bisa terkena HPV.

Pengobatan Kanker Serviks

Seperti kanker lainnya, kanker serviks dapat diobati dengan beberapa cara. Dokter akan mempertimbangkan sejumlah hal sebelum memilih pengobatan yang tepat, seperti:

  • Ukuran lesi kanker, tingkat keganasan dan bagaimana penyebarannya
  • Usia pasien dan status kesehatannya
  • Pilihan pasien

Tiga metode utama pengobatan kanker serviks adalah operasi, terapi radiasi, dan kemoterapi. Pengobatan dapat terdiri dari dua atau lebih metode tersebut. Rencana perawatan juga akan mencakup kunjungan tindak lanjut khusus dengan profesional kesehatan (dokter). Yang termasuk dalam tindak lanjut kunjungan antara lain sinar- x, biopsi, tes darah atau pemeriksaan lainnya.

 

Apa Itu Kanker Serviks dan HPV?

Apa Itu Kanker Serviks dan HPV?

Apa itu Kanker Serviks? 

Kanker Serviks adalah kanker yang muncul pada leher rahim . Serviks adalah salah satu bagian dari rahim Serviks yang terdiri dari mulut dan leher rahim.

Apa penyebab Kanker Serviks?

Kanker serviks bukan penyakit keturunan, melainkan penyakit yang terjadi karena perubahan sel normal serviks yang diakibatkan oleh sebuah virus yang disebut Human Papilloma Virus (HPV) atau infeksi HPV.

Ada sekitar 130 tipe HPV, sebagian bersifat ganas atau bisa menimbulkan kanker, seperti kanker bibir kemaluan dan kanker serviks.  Ada juga yang bersifat tidak ganas, umumnya menyebabkan kutil kelamin. Penyakit kanker serviks sebagian besar disebabkan oleh HPV tipe 16 dan 18.

Siapa saja yang dapat terinfeksi HPV?

Infeksi HPV bisa terjadi pada siapa saja tanpa memandang usia, bahkan remaja atau anak-anak yang belum aktif secara seksual pun bisa terpapar virus ini.

Virus HPV juga tidak memandang gender – bahkan 8 dari 10 pria dan perempuan dapat terinfeksi HPV yang ditularkan melalui sentuhan kulit ke kulit.5 Laki-laki dapat menderita penyakit HPV seperti kanker mulut, kanker anus, kanker penis dan penyakit kutil kelamin (genital warts).

Banyak orang yang terpapar virus HPV dalam tubuhnya tidak merasakan adanya tanda-tanda atau gejala, sehingga mereka dapat menularkan virus tanpa menyadarinya.

Kabar baiknya, tidak semua perempuan yang terinfeksi HPV akan menderita kanker serviks.  Kekebalan tubuh yang baik mampu membersihkan infeksi HPV.  Namun, daya tubuh dapat ditingkatkan dengan vaksinasi HPV agar dapat secara efektif membentuk antibodi (sistem kekebalan) yang cukup dalam tubuh untuk melawan infeksi virus HPV

Apakah perempuan dengan sistem imun tubuh yang kuat dapat terinfeksi HPV?

Sistem imun tubuh yang baik dapat membersihkan infeksi HPV.  Namun, penelitian menunjukkan bahwa ternyata hanya 50% perempuan yang memiliki kekebalan terhadap HPV dan kekebalan tersebut ternyata tidak dapat melindungi terhadap infeksi berulang, sehingga dapat berkembang menjadi kanker dalam kurun waktu beberapa tahun.

Apakah infeksi HPV dapat terjadi pada remaja?

HPV dapat terkena pada usia remaja rata-rata 9-15 tahun karena pada masa remaja sejalan dengan masa pertumbuhan mereka, struktur organ serviks lebih rentan terhadap infeksi HPV.

Kelompok usia mana yang paling rentan terhadap infeksi HPV?

Separuh dari perempuan penderita kanker serviks didiagnosa ketika usia produktifnya, yakni antara usia 35-55 tahun.

Apakah infeksi HPV dapat sembuh?

Infeksi HPV seperti kutil kelamin dapat ditangani, namun tidak secara langsung menghilangkan virus penyebabnya. Pada umumnya infeksi HPV akan sering muncul kembali jika tidak memiliki antibodi (sistem kekebalan) yang cukup dalam tubuh untuk melawan infeksi virus HPV.

Apakah menikah muda bisa meningkatkan risiko kanker serviks?

Ya, jika hubungan seksual dilakukan pada usia dini, dimana struktur  serviks masih belum matang, maka menjadi lebih rentan terhadap infeksi HPV yang dapat berkembang menjadi kanker serviks. Lapisan terluar dinding serviks belum matang terbentuk sehingga saat berhubungan seksual mudah terjadi perlukaan kecil  sebagai tempat masuknya virus.

Apakah infeksi HPV dapat ditularkan oleh ibu ke bayinya?

Kutil kelamin pada wanita hamil berisiko tinggi terhadap bayinya. Bayi tersebut dapat terpapar virus HPV dan mengakibatkan penyakit kutil di saluran napas, sehingga menganggu pernapasan dan dapat mengakibatkan kematian.

 

 

VCO Juga Bisa Menyehatkan Pankreas

VCO Juga Bisa Menyehatkan Pankreas

VCO  mengandung 92% asam lemak rantai sedang dan  bisa terus diserap melalui dinding usus sesampainya di saluran cerna. Proses ini lebih cepat karena tanpa melalui proses hidrolisis dan enzimatik.

Dan langsung dipasok masuk kedalam aliran darah dan langsung dibawa kedalam organ hati untuk dimetabolisir.

Didalam hati VCO diproses menjadi energi saja, bukan kolesterol dan timbunan lemak, energi tersebut digunakan untuk meningkatkan fungsi semua kelenjar endoktrin, organ dan jaringan tubuh.

Diabetes melitus dikenal juga sebagai kencing manis. Gejala kencing manis terutama terjadi akibat menumpuknya glukosa dalam darah sehingga dikeluarkan bersama urin.

Dalam kondisi ini produksi insulin dari pankreas menurun sehingga metabolisme terganggu. Hal ini menyebabkan glukosa tidak bisa masuk ke dalam sel sehingga konsentrasi glukosa darah meningkat.

Timbunan glukosa tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi dan akhirnya dibuang bersama urin.

Insulin berfungsi mengubah glukosa menjadi energi untuk sel. Glukosa darah tidak dapat langsung digunakan sebagai energi harus ditransfer terlebih dahulu ke dalam sel melalui proses oksidasi dalam sel.

Selain itu insulin juga mengubah glukosa menjadi energi cadangan (glikogen dan lemak). Jika glukosa darah berlimpah akan diubah mejadi glikogen dan disimpan di hati dan otot. Sementara lemak disimpan dalam jaringan lemak.

Kandungan MCFA dalam VCO mampu merangsang produksi insulin sehingga membantu proses perubahan glukosa menjadi energi untuk sel.

Liver Virus hepatitis adalah virus yang memiliki selubung lemak di bagian luarnya sehingga sulit ditembus oleh obat. Struktur asam lemak jenuh rantai sedang dalam VCO memiliki struktur yang mirip selubung lemak virus sehingga VCO dapat menembus masuk dan membunuh virus hepatitis.

Selain itu VCO juga mencegah kerusakan sel hati akibat radikal bebas yang disebabkan oleh virus, obat atau alkohol karena memiliki efek sebagai antioksidan.

Karena VCO memiliki efek antibakteri maka sel darah putih tersedia cukup untuk menghancurkan dan menghambat pertumbuhan sel kanker. Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa VCO menghambat pertumbuhan sel kanker penyebab kanker kolon dan payudara.

Selain itu VCO memiliki sifat antioksidan sehingga mencegah pembentukan radikal bebas pemicu timbulnya kanker dan VCO membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga membantu proses penyembuhan.

Membantu Menurunkan Berat badan MCFA dalam VCO dapat langsung masuk aliran darah dan diubah menjadi energi sehingga tidak ditimbun dalam badan. Pada saat VCO dibakar turut dibakar pula asam lemak jenuh rantai panjang (LCFA) sehingga lemak yang ditimbun menjadi berkurang dan berat badan akan turun.

Selain itu VCO juga memberi energi dengan cepat sehingga menimbulkan rasa cepat kenyang dan tidak merasa lapar sampai tiba waktu makan Proses pembakaran dan suhu badan menjadi lebih tinggi sehingga metabolisme tubuh meningkat dan terjadi pembakaran cadangan lemak tubuh.

 

Sayangi dirimu…