5 TANDA KELEBIHAN BERAT BADAN YANG SERING TIDAK DISADARI

5 TANDA KELEBIHAN BERAT BADAN YANG SERING TIDAK DISADARI

Moms, seringkali kita tidak menyadari kondisi kesehatan tubuh kita. Atau terkadang kita mengabaikan sinyal yang sudah sering tubuh tunjukkan dan berikan. Mengabaikan sinyal ketidaknyamanan hingga rasa sakit dengan alasan, “Nanti juga hilang dengan sendirinya. Hanya butuh tidur,” dan masih banyak alasan lainnya.

Terkadang tanda dan sinyal tersebut dapat menunjukkan beberapa kondisi penting yang harus dicari solusinya, termasuk tanda kelebihan berat badan.

Banyak orang tidak menyadari bahwa mereka sudah kelebihan berat badan

Data dalam sebuah penelitian oleh Yale University menyebutkan bahwa dari 10 orang obesitas, hanya 3 orang yang merasa dan mengakui bahwa dirinya obesitas. Sisanya merasa bahwa berat badan mereka normal, bahkan cenderung sehat.

Mengutip dari the BMJ, sebuah penelitian yang dilakukan di Inggris Raya (Great Britain) mengumpulkan data dari para responden orang dewasa. Para responden tersebut diminta untuk mengukur berat dan tinggi badan di tempat. Hasilnya, didapatkan bahwa persepsi wanita terhadap definisi kelebihan berat badan atau obesitas menurun dari 50% pada 2007 menjadi 34% pada tahun 2012. Bagaimana dengan hasil pada pria? Penurunan persepsi kelebihan berat badan atau obesitas pada pria tidak begitu signifikan. Dari yang semula 27% pada tahun 2007 menjadi 23% pada tahun 2012. Hanya 10% responden yang mengetahui bahwa nilai IMT di atas 30 termasuk dalam kategori obesitas.

Apa yang dapat disimpulkan dari hasil penelitian di Inggris Raya tersebut? Kesimpulannya yaitu semakin banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah kelebihan berat badan.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, 13,5% orang dewasa usia 18 tahun ke atas di Indonesia kelebihan berat badan. Sementara itu, sekitar 28,7% orang dewasa Indonesia mengalami obesitas.

Menilai kelebihan berat badan dari Indeks Massa Tubuh

Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah indeks sederhana untuk menilai apakah seseorang memiliki berat badan normal, kegemukan, atau obesitas. IMT didapat dengan membagi berat badan (kilogram) dan kuadrat tinggi badan dalam meter. Jadi, satuan IMT adalah kg/ m2.

Menurut World Health Organization (WHO), seseorang dikategorikan memiliki berat badan normal jika memiliki IMT antara 18,5 – 22,9. IMT kelebihan berat badan dibagi menjadi 3 kategori, yaitu kategori dengan risiko (IMT 23 – 24,9), obesitas I (25-29,9), dan obesitas II (>=30).

Klasifikasi IMT nasional mengkategorikan IMT 18,5 – 25 ke dalam berat badan normal. Kegemukan dapat dilihat dari nilai IMT 25,1 – 27 (gemuk ringan) dan IMT >27 (gemuk berat).

Meskipun dapat menggambarkan kondisi kelebihan berat badan atau tidaknya seseorang, IMT bukan menjadi satu- satunya alat atau indikator untuk mengukur obesitas. Metode lain untuk menilai antropometri tubuh dengan lingkar pinggang, panggul, leher, dll.

Selain menilai berat badan dari IMT, Anda juga dapat mengenalinya dari beberapa sinyal dan tanda- tanda kelebihan berat badan yang sering tidak disadari.

5 tanda kelebihan berat badan yang sering tidak disadari

Apa saja 5 tanda kelebihan berat badan yang sering tidak Anda sadari? Simak 5 tanda berikut.

  1. Kelelahan kronis

Apakah Anda sering merasakan kelelahan yang teramat sangat atau kelelahan kronis? Mengutip dari healthline, kelebihan berat badan akan menambah beban tekanan pada organ- organ tubuh, termasuk paru- paru.

Bagaimana cara mengetahui apakah Anda sering mengalami kelelahan kronis? Perhatikan apa yang Anda rasakan saat melakukan kegiata mudah dan sederhana. Kegiatan- kegiatan yang jika dilihat secara sekilas tidak membutuhkan banyak energi. Contohnya, menali sepatu, membersihkan kamar. Jika kegiatan- kegiatan sederhana tersebut mudah menyebabkan Anda kelelahan, membuat nafas pendek atau bahkan hingga kesulitan bernafas, mungkin penyebabnya adalah kelebihan berat badan.

  1. Sering nyeri sendi

Salah satu faktor risiko obesitas yaitu ostoartritis. Apa itu osteoartritis? Osteoartritis adalah penyakit peradangan kronis pada sendi akibat kerusakan pada  tulang rawan (kartilago). Osteoartritis adalah jenis artritis yang paling umum. Maka dari itu, Moms, jika Anda sering merasa nyeri sendi dan tubuh terasa berat, mungkin tanpa disadari Anda sudah kelebihan berat badan.

  1. Sering mendengkur

Bukan hanya menjadi tanda bahwa Anda kelelahan ataupun kebiasaan yang bisa sering diabaikan, tetapi mendengkur juga dapat menjadi gejala kelebihan berat badan. Saat Anda sering mendengkur dan merasa lelah setelah bangun tidur, ceklah IMT Anda. Frekuensi mendengkur yang sering dapat menyebabkan kondisi sleep apnea. Sleep apnea dapat menyebabkan kehilangan oksigen hingga kelelahan ekstrim saat Anda bangun tidur.

Seorang ahli gizi dan pemiliki Entirely Nourished, Michelle Routhenstein, MS, RD, CDE, CDN, saat lemak tersimpan pada bagian leher, jalan udara akan menyempit dan dapat mengakibatkan pernapasan pendek ataupun adanya jeda saat bernapas.

  1. Sering merasa heartburn

Heartburn adalah sensasi perih, panas seperti terbakar yang dirasakan di bagian dada. Heartburn biasanya menyerang pada malam hari sehingga mengganggu tidur penderitanya. Penurunan kualitas tidur dapat menyebabkan Anda terlihat lelah dan suntuk meskipun baru bangun tidur.

Mengutip dari healthline, seorang spesialis obesitas dan manajemen berat badan, Chris Shuff, RDN, LDN mengungkapkan bahwa perubahan berat badan dapat memicu refluks (gejolak) pada asam lambng. Beberapa penelitian bahkan menyebutkan data bawa terdapat hubungan antara obesitas dan penyakit GERD.

  1. Pusing atau sakit kepala

Pusing atau sakit kepala biasanya menyertai kondisi refluks asam lambung. Saat asam lambung naik, maka Anda akan merasakan pahit dalam mulut, hingga merasakan sakit punggung.

Mengapa memperhatikan tanda- tanda kelebihan berat badan penting?

Kelebihan berat badan yang tidak segera ditangani dan dikontrol dapat menyebabkan obesitas. Obesitas adalah salah satu sindrom gangguan metabolisme dan meningkatkan faktor risiko berbagai macam penyakit tidak menular. Beberapa risiko penyakit yang akan meningkat saat Anda mengalami obesitas yaitu hipertensi atau tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskular, osteoartritis, masalah fertilitas atau kesuburan, hingga kanker.

Menurut Julie Sharp, ketua informasi kesehatan Lembaga Riset Kanker di Inggris, menjaga berat badan normal adalah salah satu kunci penting untuk mengurangi risiko kanker, baik pada wanita maupun pria. Beberapa kanker yang dikaitkan dengan faktor kelebihan berat badan yaitu kanker usus, payudara, kerongkongan, pankreas, ginjal, kandung kemih, dan masih banyak lainnya.

Yuk, mulai cek berat badan secara rutin dan kenali kondisi kesehatan tubuh

Ternyata, menjaga berat badan normal penting ya, Moms. Selain itu, ingatlah untuk selalu memperhatikan sinyal dan tanda- tanda yang diberikan oleh tubuh saat ada kondisi tidak normal. Rasakan perbedaan kondisi tubuh saat Anda merasa nyaman dan tidak.  Yuk, lebih peka terhadap sinyal yang diberikan oleh tubuh kita dan mulai jujur terhadap kondisi kesehatan diri sendiri. Sebelum kondisi tubuh semakin tidak nyama dan penyesalan datang, yuk bersama mulai hidup sehat. Mulai dari diri sendiri, dan mulailah saat ini juga.

 

 

 

Kurang Tidur Bikin Gemuk

Kurang Tidur Bikin Gemuk

Menurut Organisasi Kesehatan PBB, WHO, pada tahun 2008 lebih dari 1,4 milyar orang dewasa yang berusia lebih atau sama dengan 20 tahun mempunyai masalah overweight.

Jumlah itu merupakan peningkatan sekitar dua kali lipat dari pada tahun 1980. Lebih dari sepertiga orang dewasa memiliki berat badan berlebih 2008 dan 11% menderita obesitas. Sehingga dampak dari kegemukan dan obesitas, sedikitnya 2,8 juta meninggal dunia setiap tahunnya.

Nah, berbagai penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan mengungkap bahwa salah satu faktor penyebab kegemukan adalah kurang tidur. Budaya begadang, nongkrong dan kecanduan bekerja serta stress memperparah masalah kurang tidur tersebut.

Hubungan Kurang Tidur dan Kegemukan.

  • Ketika Seseorang kurang tidur, menyebabkan hormon ghrelin, yang berfungsi untuk meningkatkan nafsu makan, meningkat. Sedangkan hormon leptin, yang berfungsi menekan nafsu makan, berkurang. Sehingga nafsu makan lebih banyak daripada yang cukup tidur.
  • Kurang tidur juga menyebabkan otak seseorang lebih memilih tertarik dengan makanan yang mengandung kalori tinggi. Penelitian tersebut tertuang pada jurnal yang berjudul “The impact of sleep deprivation on food desire in the human brain” oleh Stephanie M. Greer, Andrea N. Goldstein dan Matthew P. Walker yang dipublikasikan di situs www.nature.com.
  • Seseorang yang kurang tidur tentunya mempunyai lebih banyak waktu bangun. Sehingga peluang untuk memasukkan asupan makanan lebih tinggi untuk menjaganya agar tetap bangun.
  • Kurang tidur juga menyebabkan hormon kortisol, hormon stress, meningkat. Hormon ini juga menekan hormon thyroid yang berarti juga menekan laju metabolisme tubuh. Ketika laju metabolisme tubuh menurun, begitu juga dengan laju metabolisme (pemecahan) lemak. Sehingga penumpukan lemak menyebabkan kegemukan.
  • Hormon stress juga terkadang mendorong seseorang untuk melampiaskan stress dengan makan makanan lebih banyak.
  • Salah satu kondisi tidur yang disebut REM (Rapid Eye Movement) adalah kondisi yang paling banyak membutuhkan pembakaran kalori ketika tidur. Jika kekurangan tidur, fase REM ini juga lebih sedikit sehingga kalori banyak menumpuk di dalam tubuh seseorang.

Semoga bermanfaat.. jaga waktu tidur ya, minimal 6-8 jam. Tidur siang juga sangat membantu untuk menjaga tubuh agar tetap langsing dan sehat.