Kurang Gizi? Mulailah Dengan Beras Coklat

Kurang Gizi? Mulailah Dengan Beras Coklat

Kurang Gizi? Mulailah dengan beras coklat– Kurang gizi sebagai salah satu bentuk malnutrisi sering dianggap sebagai permasalahan daerah tertinggal. Ternyata, kondisi ini juga bisa terjadi di kota-kota besar atau negara berkembang dan maju.

WHO bahkan menyatakan bahwa malnutrisi terjadi pada sekitar 792 juta orang di seluruh dunia dan sepertiganya adalah anak-anak!

Malnutrisi atau malgizi sebenarnya tidak hanya mencakup kekurangan gizi, tapi juga kelebihan gizi yang menyebabkan obesitas pada anak. Kali ini kita akan berbicara tentang kurang gizi.

  1. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Terhambat Karena Kurang Gizi

Disebut juga sebagai stunting, terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan efek jangka panjang malnutrisi. Anak yang mengalami stunting akan cenderung lebih lamban pertumbuhannya dibanding anak lain seusianya. Dari tinggi dan berat badan, misalnya, dia akan cenderung berada di bawah grafik normal. Pertumbuhan yang terhambat ini bisa menjadi permanen lho, Moms, bila tidak segera ditangani. Menurut temuan yang dimuat dalam British Medical Journal, malnutrisi tidak hanya berakibat pada tubuh, tapi juga memberikan pengaruh besar pada perkembangan otak anak, terutama di tiga tahun pertama kehidupannya.

  1. Marasmus

Mungkin Anda masih kurang familiar dengan istilah satu ini. Marasmus adalah kondisi tubuh yang mengalami kekurangan kalori (energi) tingkat berat. Jangan anggap enteng karena malnutrisi jenis ini bisa mengakibatkan keterbelakangan mental. Ciri-ciri marasmus biasanya dapat dilihat dari berat badan yang menurun drastis, kulit yang kering dan terkadang warnanya terlihat lebih gelap dari kulit yang sehat, kehilangan lemak dan otot, kerontokan rambut, dan wajah yang tampak tirus.

  1. Kwashiorkor

Nah, yang satu ini adalah jenis kekurangan protein akut yang seringkali terjadi pada anak yang mengalami malnutrisi. Gejala kwashiorkor atau disebut juga busung lapar biasanya berupa rambut yang berwarna kemerahan, ruam kulit, perut buncit karena kembung, serta hati yang membesar atau bengkak. Jika dibiarkan, kondisi kekurangan gizi ini bisa berujung pada koma atau malah kematian.

  1. Kekurangan vitamin dan mineral

Dari semuanya, mungkin ini yang cukup familiar di telinga Anda. Ya, masalah malnutrisi ini tidak hanya terjadi karena kekurangan protein, karbohidrat, ataupun lemak. Anak-anak juga  bisa digolongkan mengalami malnutrisi jika dia kekurangan mikronutrien seperti vitamin dan mineral. Kondisi inipun tidak bisa diabaikan karena bisa merembet ke masalah lainnya. Misalnya, jika anak mengalami kekurangan zat besi, hal ini bisa berujung pada anemia atau kekurangan sel darah merah.

Untuk mencegah malnutrisi, idealnya anak diberi gizi seimbang yang mengandung makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien sendiri berupa karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan mikronutrien adalah vitamin dan mineral, terutama vitamin A, B1, B6, B12, C, D, E, dan K yang dibutuhkan anak. Nah, sudahkah kebutuhan gizi si kecil terpenuhi?

Mulailah MPASI Beras Coklat

Bubur yang terbuat dari beras coklat sebaiknya diperkenalkan pada si kecil di usianya yang lebih dari 6 bulan. Hal ini dikarenakan gigi anak mulai tumbuh dan memerlukan makanan yang lebih padat dari ASI. Lambungnya juga harus mulai dibiasakan mengolah makanan seperti bubur.

Apa yang menjadi keunggulan beras coklat daripada beras putih? Perbedaan yang ditunjukkan bukan pada warna saja. Lapisan terluar dari beras biasanya disingkirkan dan menjadi beras putih. Pada beras coklat, lapisan terluar beras atau aleurone tidak dibuang karena mengandung nilai-nilai gizi penting.

Banyak orang memilih beras putih karena terlihat lebih bersih. Padahal aleurone kaya akan protein, tiamin, kalsium, magnesium, serat dan potasium.

Ini dia kelebihan yang dimiliki beras coklat :

  • Kaya akan selenium yang berguna untuk mengurangi risiko kanker, sakit jantung dan nyeri sendi.
  • Dapat memenuhi mineral mangan sebanyak 80% dari yang dibutuhkan tubuh. Mineral ini membantu tubuh mensintesis lemak.
  • Mengandung minyak netral yang membantu menekan angka kolesterol.
  • Serat yang terkandung lebih banyak dan melancarkan pencernaan lebih baik dari beras putih. Seporsi kecil beras coklat bisa membuat perut kenyang.
  • Menjadi beras yang terjaga nutrisinya karena tidak melalui proses pengikisan dan pemutihan.
  • Mengandung antioksidan tinggi. Antioksidan pada beras coklat setara dengan yang dimiliki oleh buah bluberi dan stroberi.
  • Kandungan gulanya lebih sedikit dan cocok untuk dikonsumsi penderita diabetes. Mereka yang mengonsumsi beras coklat setiap hari terhindar dari risiko memburuknya diabetes sebanyak 60%.

Asupan makan terbaik untuk bayi karena nutrisi alami dan serat yang terkandung membantu mencukupi kebutuhan si kecil di masa pertumbuhannya. Serat pada beras coklat membantu memperbaiki sistem pencernaan buah hati juga.

Agar nutrisi si kecil terpenuhi, Anda bisa membuat bubur dari beras coklat ini di rumah atau membeli produk makanan bayi yang terbuat dari bahan tersebut. Cobalah untuk mengkreasikan campuran bubur beras coklat dengan pisang atau buah lain yang bertekstur lembut.