Mengenal Nama Lain Garut di Berbagai Daerah

Mengenal Nama Lain Garut di Berbagai Daerah

Mengenal Nama Lain Garut di Berbagai Daerah- Soal kandungan gizi tepung garut sepertinya sudah terlalu banyak dibahas dalam berbagai artikel. Mulai dari manfaat yang tinggi tepung garut untuk ibu hamil, penderita koleterol, diabetes, hingga penderita autis. Kali ini, bukan soal hebatnya lerut, atau tepung garut yang bakal disajikan dalam tulian ini. Tetapi mencoba mengenal lebih jauh tentang aneka sebutan umbi garut di berbagai daerah di Indonesia.

Seperti kita tahu, garut atau  Maranta arundinacea L  dapat tumbuh maksimal di bawah lindungan pohon dengan kadar matahari minimum, sehingga tanaman ini potensial diusahakan di hutan rakyat, tanah pekarangan, maupun daerah-daerah penghijauan. Artinya tanaman garut memang fleksibel. Garut bisa dibudidayakan di mana saja, tanpa pandang bulu. 

Bahkan tanaman ini mampu tumbuh pada tanah yang miskin kesuburannya, meskipun untuk produksi terbaik harus dipupuk. Tanaman ini tidak membutuhkan perawatan yang khusus serta hama dan penyakitnya relatif sedikit. Umbinya mulai dapat dimakan saat umur tanaman 3-4 bulan.

Sebutan Yang Beragam

Ada banyak nama garut di berbagai daerah di antaranya yaitu ; Tarigu (Banten), sagu Belanda (Padang, Ambon dan Aceh) atau larut, pirut, kirut (Jawa Timur), Lerut (Pekalongan). Unik bukan? Ini menunjukkan bahwa tanaman ini merupakan tanaman yang familier.

Dikenal di seluruh wilayah tanah air, bahkan di berbagai belahan dunia. Artinya pula, jika tanaman ini kemudian didorong kembali menjadi tanaman pangan the kings, maka tidak membutuhkan banyak sosialisasi. Karena semua lapisan masyarakat kenal dengan garut, irut, lerut atu awut, sekalipun.

Kenapa Harus Impor

Tepung pati garut selain memiliki banyak khasiat untuk berbagai penderita penyakit, dan memberi asupan gizi yang baik untuk kesehatan tubuh, tepung garut sejatinya dapat digunakan sebagai alternatif untuk pengganti atau substitusi tepung terigu sebagai bahan baku pembuatan kue, mie, roti kering, bubur bayi, makanan diet pengganti nasi. 

Disamping itu, tepung garut juga dapat digunakan untuk berbagai bahan industri, di industri  kimia, kosmetik, pupuk, gula cair dan obat-obatan. Tetapi pemanfaatan tepung Lerut masih menghadapi beberapa kendala, terutama pemasaran dan kontinuitas pasokan bahan baku.

Untuk mengatasi kendala tersebut, ada beberapa hal yang dapat dijadikan dasar untuk mengembangkan tanaman garut antara lain pentingnya  niat pemerintah untuk mengubah paradigma impor bahan pangan dan menjadikan petani sebagai penjual produk olahan, bukan penjual bahan baku. Hal ini dapat dijadikan dasar untuk mendiversifikasikan pangan selain terigu dan beras, sehingga akan mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap komoditi impor.

Bila hal ini tidak segera dilakukan maka Indonesia akan sangat bergantung pada bahan baku impor. Ini merupakan sesuatu yang sangat ironis mengingat melimpahnya tanaman pangan alternatif yang dapat digali di negeri yang cukup subur ini. Dilain pihak sistem usaha tani yang selama ini dianut harus diubah. Hal ini memerlukan perubahan yang sangat mendasar, yaitu petani menjual hasil olahan bukan hasil panen. 

Berkaca dari uraian di atas, maka sudah waktunya, the kings bangkit kembali.