Penanganan anak hiperaktif

Penanganan anak hiperaktif

Anak hiperaktif- Sebelum kita mengklaim anak-anak hiperaktif, sebaiknya menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

PERIKSALAH.

Tak semua tingkah laku yang kelewatan dapat digolongkan sebagai hiperaktif. Karena itu, perlu menambah pengetahuan tentang gangguan hiperaktif. Yang harus dilakukan adalah mengkonsultasikan persoalan yang diderita anaknya kepada ahli terapi psikologi anak. Ini penting karena gangguan hiperaktivitas bisa berpengaruh pada kesehatan mental dan fisik anak, serta kemampuannya dalam menyerap pelajaran dan bersosialisasi.

Tujuannya untuk mendapatkan petunjuk dari orang yang tepat tentang apa saja yang bisa dilakukan di rumah. Selain itu juga berguna untuk menghapus rasa bersalah dan memperbaiki sikap

Agar tak terlalu menuntut anak secara berlebihan. Di sini biasanya para ahli akan memberikan obat yang sesuai atau sebuah terapi.

PAHAMILAH.

Untuk bisa menangani anak hiperatif, ada baiknya pula jika anggota keluarga mengikuti support group dan parenting skill-training. Tujuannya agar bisa lebih memahami sikap dan perilaku anak, serta apa yang dibutuhkan anak, baik secara psikologis, kognitif (intelektual) maupun fisiologis. Jika si anak merasa bahwa orang tua dan anggota keluarga lain bisa mengerti keinginannya, perasaannya, frustasinya, maka kondisi ini akan meningkatkan kemungkinan anak bisa tumbuh seperti anak-anak normal lainnya.

LATIH UNTUK FOKUS

Jangan menekannya, terima keadaannya. Perlakukan anak dengan hangat dan sabar, tapi konsisten dan tegas dalam menerapkan norma dan tugas. Jika anak tidak bisa diam di satu tempat, coba pegang kedua tangannya dengan lembut, kemudian ajaklah untuk duduk diam. Mintalah agar anak menatap mata Anda ketika berbicara atau diajak berbicara. Berilah arahan dengan nada yang lembut, tanpa harus membentak. Arahan ini penting sekali untuk melatih anak disiplin dan berkonsentrasi pada satu pekerjaan. Harus dilakukan dengan konsisten. Jika meminta dia melakukan sesuatu, jangan memberikannya ancaman tapi pengertian, yang membuatnya tahu kenapa harus melakukan itu.

TELATENLAH.

Jika dia telah betah untuk duduk lebih lama, bimbinglah anak untuk melatih koordinasi mata dan tangan dengan cara menghubungkan titik-titik yang membentuk angka atau huruf. Latihan ini juga bertujuan untuk memperbaiki cara menulis angka yang tidak baik dan salah. Selanjutnya anak bisa diberi latihan menggambar bentuk sederhana dan mewarnai. Latihan ini sangat berguna untuk melatih motorik halusnya.

Bisa pula mulai diberikan latihan berhitung dengan berbagai variasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Mulailah dengan penjumlahan atau pengurangan dengan angka-angka dibawah 10. Setelah itu baru diperkenalkan konsep angka 0 dengan benar. Jika empat fase di atas telah dapat dilewati, bersyukurlah, pasti keaktifan anak sudah dapat difokuskan untuk perkembangan jiwanya. Ini juga akan sangat membantu dalam menjaganya. Dan kini, memasuki tahap berikutnya, bagaimana harus bekerjasama dengannya.

BANGKITKAN KEPERCAYAAN DIRI

Jika mampu, ini juga bisa dipelajari, gunakan teknik-teknik pengelolaan perilaku, seperti menggunakan penguat positif. Misalnya memberikan pujian bila anak makan dengan tertib atau berhasil melakukan sesuatu dengan benar, memberikan disiplin yang konsisten, dan selalu memonitor perilaku anak. Tujuannya untuk meningkatkan rasa percaya diri anak.

Di samping itu anak bisa juga melakukan pengelolaan perilakunya sendiri dengan bimbingan orang tua. Misalnya, dengan memberikan contoh yang baik kepada anak, dan bila suatu saat anak melanggarnya, orangtua mengingatkan anak tentang contoh yang pernah diberikan orang tua sebelumnya. Dalam tahap ini, usahakan emosi berada di titik stabil, sehingga dia tahu, penguat positif itu tidak datang atas kendali amarah. Ingat, anak hiperaktif rata-rata juga sangat sensitif.

KENALI MINAT BAKATNYA

Jika dia bergerak terus, jangan panik, ikutkan saja, dan catat baik-baik, kemana sebenarnya tujuan dari keaktifannya. Jangan dilarang semuanya, nanti anak akan prustasi. Yang paling penting adalah mengenali bakat atau kecenderungan perhatiannya secara dini. Dengan begitu, dapat memberikan ruang gerak yang cukup bagi aktivitas anak untuk menyalurkan kelebihan energinya. Misalnya, mengikutkan anak pada klub sepakbola di bawah umur atau berenang, agar anak belajar bergaul dan disiplin. Anak juga belajar bersosial karena ia harus mengikuti tatacara kelompoknya.

MINTA DIA BICARA

Ini sangat penting diterapkan. Ingat, anak hiperaktif cenderung susah berkomunikasi dan bersosialisai, sibuk dengan dirinya sendiri. Karena itu, bantulah anak dalam bersosialisasi agar ia mempelajari nilai-nilai apa saja yang dapat diterima kelompoknya. Misalnya melakukan aktivitas bersama, sehingga mengajarkan anak bagaimana bersosialisasi dengan teman dan lingkungan. Ini memang butuh kesabaran dan kelembutan.

Mengembangkan ketrampilan berkomunikasi si kecil memang butuh waktu. Terlebih dulu ia harus dilengkapi dengan sikap menghargai, tenggang rasa, saling memahami, dan berempati, ujar Susan Barron, Ph.D, Direktur Pusat Perkembangan dan Pembelajaran Mount Sinai Medical Center di New York dalam salah satu artikelnya di majalah Child.

SIAP bahu-membahu.

Jika dia telah mampu mengungkapkan pikirannya, segera membantunya mewujudkan apa yang dia inginkan. Jangan ragu. Bila perlu, bekerja samalah dengan guru di sekolah agar guru memahami kondisi anak yang sebenarnya. Mintalah guru tak perlu membentak, menganggap anak nakal, atau mengucilkan, karena akan berdampak lebih buruk bagi kesehatan mentalnya. Kerjasama ini juga penting karena anak sulit berkosentrasi dan menyerap pelajaran dengan baik. Dibutuhkan kesabaran dan bimbingan dari guru bagi anak hiperaktif.

Sesungguhnya anak hiperaktif tidak berbahaya, hanya saja butuh SENTUHAN dan PERHATIAN LEBIH. Jika itu dia dapatkan, anak akan berubah jadi JENIUS yang bukan tak mungkin, akan mengubah dunia.

 

Anak Gemuk Justru Kurang Nutrisi, Bahaya Kaleeeee…

Anak Gemuk Justru Kurang Nutrisi, Bahaya Kaleeeee…

Anak Gemuk Justru Kurang Nutrisi, Bahaya Kaleeeee… Mereka akan menambah porsi makannya sampai perutnya kekenyangan, sampai tidak ada tempat lagi buat makanan di dalam perutnya. Begitu makanan sampah itu menjalani proses pencernaan, tubuh berjuang mengais-ngais nutrisi dari timbunan sampah busuk (dari makanan yang mereka konsumsi) serta berjuang melawan racun yang ada pada makanan itu.

Setelah itu, tubuh juga lalu berjuang keras membuang sampah dan racun dari dalam tubuh.  Bila kecapaian, tubuh juga terpaksa menyimpan timbunan lemak tak indah dan juga mengakumulasi racun pestisida, antibiotika hingga zat-zat pemicu kanker di dalam lemak dan otot tubuh.

Mereka akan berpeluh banyak dan mengantuk. Kalau ingin terus bekerja, terpaksa mereka mengkonsumsi berbagai stimulan untuk mempertahankan tubuh tetap berjaga dan meneruskan akumulasi kelelahan akibat makin memaksa diri.

Ketika tubuh tidak berhasil mendapatkan nutrisi yang diperlukannya, syaraf terus mengirim sinyal ke otak agar tubuh mencari makan, orang itu akan terus merasa lapar tanpa pernah puas. Mereka yang banyak makan dan terus lapar sebenarnya adalah mereka yang tidak pernah memberikan nutrisi yang mencukupi kepada tubuhnya.

Protein? Oh, protein……, lagi-lagi terlalu banyak orang keracunan protein daripada kekurangan protein. Memang ada orang yang benar kekurangan protein, terutama yang jarang makan dan belum bisa memperolehnya dari udara, tetapi yang lebih sangat sering terjadi justru banyak orang yang keracunan protein, kalsium, zat besi dan sebagainya.

Perut besar pada mereka yang dikira kurang makan belum tentu terjadi karena kekurangan makan, tetapi justru karena bantuan makanan yang salah yang diberikan kepada mereka sehingga liver mereka keracunan dan bengkak.

(Susu formula dan mi instan merupakan contoh bantuan yang justru memperparah kondisi kesehatan mereka, tetapi itulah bahan bantuan makanan yang paling sering diberikan kepada mereka yang dikira kekurangan makan).

Menarik kan tulisan di atas? Nah sekarang kita akan simak lagi sebuah tulisan yang akan meluruskan persepsi kita tentang anak obesitas.

Sebuah situs menulis, “ Status gizi seorang anak sering kali dinilai masyarakat berdasarkan ukuran tubuh. Anak kurang gemuk sering dianggap kurang gizi. Bagaimana dari sudut pandang dunia medis sendiri?”

Anak berbadan gemuk sering dianggap lucu dan menggemaskan. Tak jarang, para orangtua menginginkan anaknya bertubuh gemuk karena dianggap memiliki gizi lebih baik dibandingkan yang kurang gemuk. Padahal sebenarnya anak kurang gemuk belum tentu kurang gizi.

Tahukah Anda, anak yang terlalu gemuk justru bisa kekurangan gizi dan berisiko mengalami berbagai gangguan kesehatan di kemudian hari?

Ini karena anak gemuk umumnya mengonsumsi makanan yang tinggi karbohidrat atau lemak saja. Mereka cenderung kurang mengonsumsi sayur dan buah, yang mengandung banyak vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh.

Begitu pula sebaliknya, anak yang terlalu kurus cenderung mengalami gizi kurang. Anak yang kurang gizi berisiko lebih besar mengalami gangguan perkembangan dan pertumbuhan, obesitas, gangguan mental dan emosi, serta kurang cerdas.

Idealnya, anak usia di bawah 1 tahun diukur berat dan panjang badannya setiap 1 bulan, dan anak berusia 1-2 tahun setiap 3 bulan di pusat layanan kesehatan.

Ini bertujuan agar berat badan dan panjang/tinggi badan anak dapat dipantau dan dilihat status gizinya. Selama status gizi anak masih dalam batas normal di kurva pertumbuhan, maka Anda tak perlu khawatir.

Bagi anak yang berusia di atas 2 tahun, cara mudah untuk menghitung berat badan idealnya adalah dengan menggunakan rumus BB ideal menurut umur, yakni: (umur x 2 ) + 8.

Sebagai contoh, berat badan ideal anak berusia 3 tahun menurut usianya adalah (3×2)+8=14 kg. Jika kurang dari ini, maka kemungkinan gizi anak Moms kurang. Namun ini hanya menjadi patokan saja. Bila khawatir dengan status gizi anak, Moms jangan sungkan untuk berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis anak.

Ingat, anak kurang gemuk belum tentu kurang gizi.

Yuk Ubah Pola Makan Anak Agar Tidak Lemah

Yuk Ubah Pola Makan Anak Agar Tidak Lemah

Ibu pasti senang melihat si Kecil makin aktif dengan berbagai kegiatannya. Mulai dari bermain, sekolah, hingga berbagai les untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya. Tapi, Ibu juga harus pahami bahwa makin ia tumbuh besar dan aktif, maka makin banyak pula ancaman penyakit yang mungkin menerpa.

Mulai dari hal kecil, seperti debu yang menyebabkan bersin, hingga penularan virus dari orang lain yang ia temui. Salah satu cara terbaik menghadapinya adalah dengan berupaya mendukung pembentukan daya tahan tubuh si Kecil. Karena semaksimal apa pun Ibu mencoba menjaga si Kecil dari kontaminasi dunia luar, ancaman penyakit tetap ada di mana saja. Bahkan di rumah kita sendiri yang sangat terjaga kebersihannya.

Pembentukan daya tahan tubuh sangat dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang tepat. Apa saja sih yang dibutuhkan agar daya tahan tubuh anak selalu optimal?

Lemak

Sebagai penyimpan sumber energi tubuh terbesar, lemak juga sangat penting bagi proses pertumbuhan otak si Kecil. Untuk Ibu ketahui, otak menggunakan 60% dari total energi yang dikonsumsi bayi, dan 60% dari otak adalah lemak. ASI merupakan sumber lemak terbaik bagi bayi. Oleh karena itu, setiap Ibu sangat disarankan untuk menyusui bayinya terutama pada periode enam bulan pertama kehidupannya.

Karbohidrat

Adalah salah satu salah satu sumber energi yang penting bagi pertumbuhan. Ibu harus memilih karbohidrat yang berasal dari zat tepung (gula) yang ‘baik’. Sumber gula yang ‘baik’ adalah ASI, apel, buncis dan kacang polong, produk olahan berbahan susu, buah segar, pasta, kentang, kacang kedelai, kentang, sayuran, dan biji-bijian.

Protein

Protein berperan penting dalam proses pertumbuhan, sekaligus perbaikan dan penggantian jaringan tubuh yang rusak. Pada usia 0 – 12 bulan, Ibu dapat memenuhi kebutuhan protein terbaik bagi si Kecil melalui pemberian ASI. Namun, semakin ia tumbuh besar, tentunya kebutuhan protein semakin meningkat dan harus didukung oleh makanan bernutrisi. Beberapa sumber protein penting yang sebaiknya dikonsumsi oleh anak adalah makanan laut, seperti ikan salmon, dan produk olahan berbahan susu yaitu keju dan yoghurt, polong-polongan seperti kacang kedelai, tahu dan buncis, daging sapi dan unggas, telur, mentega kacang, dan padi-padian.

Serat

Merupakan bagian yang tidak dapat dicerna dalam tepung dan buah-buahan, adalah pencahar alami yang membantu memperlancar sistem pencernaan dan pembuangan sisa makanan dari usus.

Makanan garing dan kenyal seperti padi-padian dan polong-polongan adalah contoh serat yang baik, dan lainnya seperti buah-buahan dan sayuran.

Vitamin dan Mineral

Meskipun tidak dibutuhkan dalam jumlah besar, vitamin dan mineral tetap perlu dikonsumsi oleh anak. Kedua zat ini berperan menjaga sistem kerja tubuh dan mengoptimalkan manfaat dari makanan yang dikonsumsi oleh tubuh.

13 Vitamin yang dibutuhkan yaitu A,C,D,E,K dan 8 jenis kalsium, fosfor, dan magnesium (untuk pembentukan tulang), zat besi dan tembaga (membangun darah), seng (mendorong kekebalan tubuh), sodium dan potasium (mengatur keseimbangan air dalam tubuh), serta beberapa mineral lain, yaitu yodium dan mangan.

Dimana anda bisa mendapatkan makanan yang bernutrisi lengkap? Beras organik bisa menjadi sumber nutrisi lengkap bagi anak-anak . Ada beras merah organik ( atau beras raja, yang nutrisinya sangat lengkap, mulai dari karbohidrat, zat besi, sampai vitamin B 6, dan B 12 atau B Komplek ) beras hitam, dan aneka gula organik untuk kebutuhan gula bagi tubuh anak.

Semua bisa diperoleh di Eka Farm, penyedia bahan makanan organik yang lengkap, dari mulai kebutuhan susu, gula, beras dan tepung garut.

 

 

Bagaimana membuat anak berdaya tahan tubuh prima?..

Bagaimana membuat anak berdaya tahan tubuh prima?..

Menjaga daya tahan tubuh anak adalah salah satu faktor penting yang harus dilakukan orangtua agar si kecil tak mudah sakit. Terlebih lagi saat sedang musim pancaroba.   Seperti yang diketahui, dunianya anak-anak adalah bermain.

Ibu pun harus membebaskan si kecil bermain bersama dengan teman-teman sebayanya selama apa yang ia lakukan dapat menstimulasi motoriknya dan tidak membahayakan. Ditambah lagi dengan aktivitas lainnya yaitu banyaknya les yang harus ia jalani. Kondisi tersebut tentu saja dapat membuat si kecil menjadi mudah lelah karena daya tahan tubuhnya yang menurun.

Karena itulah, pentingnya Ibu dan Ayah untuk menjaga daya tahan tubuhnya sehingga ia tetap dapat bisa menjalani aktivitasnya sehari-hari dan tentu saja tak mudah sakit.

Nah, berikut adalah tips menjaga daya tahan tubuh anak:

  1. Hindari makanan cepat saji Sudah tak aneh lagi jika anak-anak tidak menyukai makanan sehat, seperti sayur salah satunya. Mereka umumnya lebih menyukai makanan cepat saji yang memang benar-benar memiliki rasa, misalnya manis atau gurih. Tapi, Ibu perlu tahu jika makanan cepat saji tidak baik untuk tubuh si kecil, karena mengandung bahan kimia dan zat adiktif yang dapat membahayakan kekebalan tubuhnya. Ibu dapat menyiasati dengan membuat snack sehat, seperti puding atau cookies cokelat yang lezat.
  2. Memberikan makanan bernutrisi Makanan adalah faktor utama untuk menjaga daya tahan tubuh anak. Saat sedang dalam masa pertumbuhan, anak-anak sangat membutuhkan asupan nutrisi yang lengkap dan berimbang. Memberikan makanan bernutrisi tak hanya dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangannya, tetapi tentu saja dapat menjaga daya tahan tubuhnya sehingga tak mudah terserang penyakit.
  3. Cukup istirahat Banyaknya aktivitas yang dijalani si kecil dapat membuat tubuhnya menjadi lelah, karena daya tahan tubuhnya yang menurun. Istirahat atau tidur dapat mengembalikkan stamina si kecil setelah lelah beraktivitas seharian. Selain itu, tidur juga dapat menjaga sistem kekebalan tubuhnya.
  4. Olahraga Bukan hanya orang dewasa yang perlu olahraga agar ia tetap sehat. Hal tersebut juga berlaku pada anak-anak. Salah satu cara menjaga daya tahan tubuhnya adalah dengan mengajak si kecil agar mau berolahraga. Ibu atau Ayah dapat mengajaknya bermain di taman dekat atau mengajaknya bermain sepeda.
  5. Jauhkan dari asap rokok Asap rokok mengandung banyak racun yang dapat mengganggu dan membunuh sel-sel dalam tubuh. Terlebih perokok pasif sangat membahayakan kesehatan tubuhnya dan anak-anak lebih rentan terserang penyakit dibandingkan dengan orang dewasa, karena tingkat bernapasnya lebih cepat. Bahkan, asap rokok dapat memengaruhi kecerdasaan dan perkembangan saraf si kecil. Karena itu, sebaiknya segera hentikan kebiasaan merokok agar kesehatan keluarga tetap terjaga.

Efek Junk Food

Anak-anak umumnya suka dengan junk food atau makanan tidak sehat. Hal ini perlu menjadi perhatian agar makan junk food tidak menjadi kebiasaan anak dan berkembang hingga dewasa.

Orangtua sangat berperan untuk menghindari kebiasaan anak mengonsumsi junk food. Salah satu caranya, dengan memperkenalkan makanan sehat pada anak sedini mungkin jika ingin buah hati tumbuh sehat.

Membatasi konsumsi junk food tentu bukan tanpa alasan. Seperti halnya pada orang dewasa, junk food juga bisa berdampak buruk bagi kesehatan anak.

Obesitas

Junk food umumnya adalah makanan yang tinggi lemak. Sejumlah studi terbaru mengungkapkan, salah satu penyebab anak menjadi obesitas atau kelebihan berat badan adalah kebiasaan makan junk food. Obesitas sejak kecil bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, hingga diabetes saat anak dewasa.

Kurang makanan bergizi

Akibat kebiasaan makan junk food, tak ada lagi ruang untuk lebih banyak makan bergizi karena anak sudah merasa kenyang. Kurangnya makanan bergizi bisa membuat tumbuh kembang anak tidak optimal, termasuk perkembangan otaknya. Ini menjadi salah satu alasan penting untuk tidak membiarkan anak terlalu banyak makan junk food.

Kecanduan

Pernah mengalami anak tak mau makan selain junk food? Mungkin anak Anda sudah mengalami kecanduan dengan junk food. Jika hal ini terjadi, tentunya akan sulit meminta anak untuk konsumsi makanan bergizi. Untuk itu, cegah konsumsi junk food secara berlebihan sejak dini agar tidak menjadi kebiasaan.

Melemahkan sistem kekebalan tubuh

Banyak mengonsumsi junk food artinya anak Anda kekurangan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembangnya. Akibatnya, sistem kekebalan tubuh anak pun menjadi menurun. Anak akan lebih mudah sakit.

 

Ref: kompas

 

Kenapa Anak Mudah Drop?

Kenapa Anak Mudah Drop?

Kenapa anak anda sering sekali sakit, seperti demam, pilek, atau flu ? Itu karena daya tahan tubuh anak tidak kuat atau mudah drop ? Sehingga banyak virus, dengan tipe yang bermacam-macam dan menyebar melalui droplet di udara, mudah menyerang anak-anak.

Infeksi virus tersebut akan menimbulkan gejala seperti demam, lemas, kurang nafsu makan, hidung meler, kadang tersumbat, dan batuk. Jika gejala dirasakan sangat mengganggu, maka anak dapat diberikan obat-obatan simtomatik seperti obat demam, pilek maupun batuk hingga gejala mereda.

Statistik menunjukkan bahwa anak-anak cenderung akan mengalami sakit ringan beberapa kali dalam setahun, bahkan hingga 12 kali dalam setahun. Sakit ringan tersebut dapat sembuh dengan sendirinya tanpa memerlukan obat-obatan yang kompleks dan digunakan dalam waktu lama, sehingga yang dibutuhkan oleh para orang tua adalah pengetahuan yang baik dalam membedakan penyakit ringan dan cara-cara penanganannya di rumah, dan penyakit berat yang memerlukan penanganan dokter dan obat-obatan yang lebih serius.

Perlu diketahui bahwa penggunaan obat yang tepat guna dan tepat dosis dengan durasi pengobatan yang tepat dan rasional, insya Allah tidak berdampak buruk bagi organ-organ tubuh. Namun ketika obat digunakan secara serampangan, maka dapat berakibat pada timbulnya efek samping yang dapat merugikan tubuh. Minum obat, yakni obat tertentu, terlalu sering dapat menurunkan fungsi ginjal juga liver, jika digunakan tanpa indikasi dan tanpa pendosisan yang tepat.

Bagaimana Agar Anak Tidak Mudah Sakit?

Diantara beberapa tips agar anak tidak mudah terjangkit kuman penyakit:

  1. Senantiasa biasakan anak dan anggota keluarga lain untuk mencuci tangan setelah kembali dari luar rumah, setelah buang air, dan sebelum makan. Cuci tangan yang baik adalah dengan menggunakan sabun dan air mengalir, namun jika tidak ditemukan sabun, maka boleh tanpa sabun, namun tetap dengan air mengalir.
  2. Biasakan anak mengkonsumsi makanan dengan gizi yang baik dan lengkap, dari protein berkualitas baik seperti nasi dari beras organik, telur, ikan, kacang-kacangan, juga lemak, sayur-sayuran, dan buah-buahan.

Seperti sayur bayam, paprika, mentimun, kentang, tomat ceri, cabai, seledri sedang pada buah adalah buah apel, stroberi, persik. Dan untuk kebutuhan karbohidrat, percayakan pada beras meras, beras organik, yang bernutrisi tinggi dan jauh dari paparan pestisida.

baca Juga: AYAH-BUNDA, SELAMATKAN ANAK DARI LEUKIMIA

  1. Kurangi konsumsi gula, seperti pada snack dan permen anak, begitu juga minuman bersoda. Atau sebaiknya anda mengganti konsumsi gula pada anak-anak dengan gula alamiah seperti gula kelapa atau gula semut ( tepung gula aren) yang jelas-jelas sehat.
  2. Jika anggota keluarga menderita sakit seperti pilek dan batuk, maka hendaknya mengenakan masker saat berdekatan dengan anak.
  3. Hindarkan anak dari berbagi makanan atau mainan dengan teman-temannya jika salah seorang dari mereka tengah sakit.
  4. Imunisasi dasar lengkap bagi anak.
  5. Rutin mencuci dan membersihkan kamar, peralatan tidur, dan pakaian anak serta makanan atau perabotan yang sering digunakan anak.

Semoga keluarga anda selalu sehat…..