KESEHATAN ADALAH ASET TERBAIKMU, SETUJU?

KESEHATAN ADALAH ASET TERBAIKMU, SETUJU?

Jika ditanya tentang aset terbaik apakah yang Anda miliki dan jaga, jawaban apa yang akan Anda berikan? Apakah terlintas aset yang bersifat material atau benda fisik? Ataukah sesuatu yang lebih bersifat abstrak atau non- benda seperti kesehatan?

Di tengah musim pandemi Covid-19 yang terus mengalami peningkatan kasus positif di Indonesia, masyarakat semakin sadar akan pentingnya kesehatan. Masyarakat dunia seolah diingatkan akan pentingnya menjaga kesehatan dan membangun sistem imunitas yang kuat. Kita diingatkan bahwa aset terbaik adalah kesehatan. Tanpa kesehatan, Anda tidak akan mampu melakukan aktivitas dengan energi maksimal. Anda pun tidak akan mampu memberikan kontribusi terbaik, baik untuk keluarga, pekerjaan, dan sosial masyarakat. Mungkin Anda sudah menyusun plan secara detail tentang tujuan ataupun goals yang ingin dicapai dalam rentang waktu sekian bulan atau tahun. Mungkin Anda sedang meniti karir dan sedang ambisius untuk mencapai puncak karir. Namun, jika tiba- tiba Yang Maha Kuasa berkehendak lain dan Anda sedang diuji dengan penyakit, apakah kemudian Anda tetap akan bersikeras fokus pada hal- hal materialistik di saat itu juga? Atau Anda kemudian mengevaluasi diri, menurunkan ego dan dengan kerendahan hati bersedia untuk mengesampingkan ambisi demi fokus memulihkan kesehatan?

Yuk, sejenak bahas tentang aset terbaik kita, yaitu kesehatan.

Kesehatan mental berkaitan erat dengan kesehatan fisik

Siapa bilang kalau tidak ada hubungan antara kondisi kesehatan mental atau jiwa dengan raga? Jiwa dan raga kita berkaitan erat dan keduanya membutuhkan keseimbangan. Coba ingat apa yang terjadi saat Anda stress, bahkan hingga mengalami depresi? Apakah fungsi tubuh Anda juga akan tetap berjalan dengan baik? Coba perhatikan juga energi tubuh Anda saat mengalami masa- masa down ataupun saat emosi bergejolak, marah misalnya.

WHO mendefinisikan kesehatan sebagai kondisi dimana tubuh berada dalam keadaan fisik, mental, dan sosial yang seimbang. Tidak akan ada kesehatan fisik tanpa kesehatan mental.

Investasi kesehatan dengan memilih makanan sehat

Hippocrates, pelopor ilmu kedokteran modern memberikan suatu perspektif tentang makanan dan kesehatan. “Jadikan makanan sebagai obatmu, dan obatmu adalah makanan.”

Salah satu usaha untuk memaksimalkan usaha memberi asupan gizi seimbang, sehat, dan aman bagi tubuh yaitu memilih bahan makanan organic. Mengapa bahan makanan organik layak untuk dipertimbangkan demi kesehatan tubuh?

Jawaban utamanya yaitu, bebas pestisida, insektisida, pupuk kimia, dan berbagai macam tambahan zat kimia lain yang bersifat toksik bagi tubuh. Semakin Anda mengkonsumsi banyak makanan toksik, maka hati pun akan bekerja lebih keras untuk mendetoksifikasi zat toksik tersebut. Selain itu, zat toksik tersebut pun memerlukan proses yang lebih lama untuk dinetralisir ataupun dikeluarkan dari tubuh. Bayangkan saja jika Anda terus memasok zat toksik dalam tubuh tanpa memberikan waktu bagi hati, sebagai organ paling penting untuk mendetoksifikasi zat toksik, untuk berfungsi dan bekerja secara optimal.

Menjaga tubuh dari efek buruk radikal bebas

Salah satu zat toksik lain yang memiliki potensi tinggi untuk merusak sistem imunitas tubuh dan kesehatan sel yaitu radikal bebas. Radikal bebas adalah sel yang sudah rusak karena kehilangan 1 elektron. Untuk menyeimbangkan elektronnya, radikal bebas akan mengambil elektron dari sel normal dan sehat dalam tubuh kita. Ketika tubuh kita tidak memiliki sistem imunitas yang kuat, termasuk kadar senyawa antioksidan yang cukup, maka radikal bebas dapat mengancam sistem imunitas tubuh. Meskipun tubuh kita sudah memiliki sistem pertahanan antioksidan internal, tetapi kapasitasnya tidak akan cukup untuk memerangi semua efek buruk radikal bebas. Oleh karenanya, dibutuhkan asupan makanan kaya antioksidan.

Peran plant-based foods dalam menjaga kesehatan tubuh dari penyakit kronis

Antioksidan, bersamaan dengan kandungan fitonutrien lain dalam plant-based foods akan bekerjasama untuk mencegah kerusakan sel. Karen Collins, MS, RDN, CDN, FAND, seorang penasihat nutrisi, pembicara, penulis, sekaligus konsultan spesialis nutrisi dari American Institute for Cancer Research (AICR) mengungkapkan bahwa fitonutien dalam tumbuhan berpotensi untuk merangsang enzim yang bekerja untuk menon-aktifkan zat karsinogen serta akan mempengaruhi ekspresi gen dan memberikan sinyal pertumbuhan sel. Polifenol, senyawa fitonutrien juga akan menjadi sumber makanan bagi bakteri dalam mikrobioma di usus. Oleh karenanya, polifenol pun berperan penting dalam melindungi sel tubuh dari penyakit kronis seperti kanker.

Yuk, Moms, mulai apresiasi kerja organ- organ tubuh, lindungi sistem imunitas tubuh, dan juga perhatikan hak tubuh kita untuk mendapatkan nutrisi terbaik. Kesehatan adalah aset terbaik Anda dan keluarga, setuju?