NASI VS ROTI, PILIH YANG MANA UNTUK DIET?

NASI VS ROTI, PILIH YANG MANA UNTUK DIET?

Yakin mau berpaling dari nasi demi diet? Kebanyakan orang beranggapan mengganti nasi dengan roti saat diet akan memangkas kalori. Tapi, seberapa yakin Anda tentang anggapan tersebut?

Menghindari nasi untuk diet rendah karbo?

Diet rendah karbohidrat banyak digaungkan di berbagai sosial media. Banyak orang awam yang masih menganggap karbohidrat adalah nutrisi yang bisa “menggemukkan”. Tak jarang juga karbohidrat dikambing hitamkan sebagai penyebab diabetes. Namun, jika Anda memutuskan untuk diet rendah karbohidrat, apa saja makanan yang harus dikurangi porsinya?

Karbohidrat dalam makanan terdiri atas 2 komponen, yaitu gula dan serat pangan. Serat pangan jelaslah diperlukan dalam jumlah tertentu untuk membantu melancarkan sistem pencernaan, menjaga kesehatan microbiome, dan juga membantu mengontrol gula darah. Jika serat adalah asupan yang masih dibutuhkan dalam jumlah lebih banyak bagi banyak orang, sebaliknya, gula adalah asupan yang seringkali berlebih dikonsumsi. Sebenarnya gula terdapat juga dalam buah, beberapa jenis sayur, termasuk nasi. Akan tetapi, jelaslah berbeda antara gula dalam bahan yang disediakan alam dengan gula dalam produk- produk kemasan.

Ah, masa beda sih? Kan sama- sama manis? Coba saja Moms perhatikan lebih cermat. Saat makan buah dan sayur, apakah membuat ketagihan? Kemudian, coba bandingkan dengan saat Moms makan chips, biskuit, roti sponge atau makanan dan minuman manis lainnya. Rasa ingin terus makan biasanya muncul jika bahan makanan tidak padat dan variatif gizi, serta rendah serat. Bahan makanan produksi industri atau memiliki komposisi berpotensi lebih tinggi untuk menyebabkan masalah kesehatan, terutama obesitas. Obesitas menjadi faktor risiko berbagai macam penyakit, mulai dari diabetes tipe-2, penyakit kardovaskular, hingga kanker.

Apa saja makanan yang harus dikurangi para pejuang diet rendah karbohidrat? Yaitu makanan tinggi gula seperti berbagai produk makanan manis, pasta, roti, nasi putih.

Sekarang, mari tilik perbandingan kalori dalam roti dan nasi

Ternyata, kalori dan karbohidrat roti pada umumnya lebih besar daripada nasi putih yang sering kita makan loh, Moms. Jadi, selama masih bisa makan nasi, Anda tidak harus mengeliminasinya dari menu makan saat diet rendah karbo ataupun untuk menurunkan berat badan. Nasi juga bebas gluten alias gluten free, kok. Pastikan saja penggilingan padi atau proses pengolahan hingga mendapatkan beras tidak tercampur dengan bahan yang mengandung gluten.

Eits, ada tapinya nih, Moms. Perhatikan isi piring Anda juga, ya. Saat makan nasi, pasti hampir selalu ditemani oleh lauk dan biasanya juga sayur. Pilihlah protein yang sesuai dengan kebutuhan energi harian Anda. Jangan lupa, penuhi juga kebutuhan serat dan mikronutrien seperti zat besi, magnesium, kalium, natrium, dsb dengan makan sayur dan buah yang cukup.

Mengapa memilih teman pendamping nasi menjadi penting? Jika sebelumnya Anda hanya terpatok pada kalori atau indeks glikemik (apalagi jika penderita diabetes), maka mulai pertimbangkan beban glikemik. Beban glikemik lebih realistis untuk dipertimbangkan sebagai faktor yang mempengaruhi stabilitas gula darah dibandingkan indeks glikemik semata.

Mengapa demikian?  Beban glikemik menggambarkan respon glukosa darah setelah mengonsumsi satu porsi makanan yang mengandung karbohidrat. Jadi, bukan hanya indeks glikemik tiap makanan, tetapi keseluruhannya. Jadi, pastikan isi piring Anda dan keluarga sudah memenuhi gizi seimbang, mencakup karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan juga mineral.

Bagaimana kefektifan diet rendah karbohidrat?

Penelitian pada 63 laki- laki dan perempuan yang  obesitas dan menerapkan diet rendah karbohidrat menunjukkan respon positif. Diet rendah karbohidrat mampu menurunkan berat badan secara signifikan dibandingkan diet biasa. Akan tetapi, hasil tersebut hanya bertahan selama 6 bulan. Setelah 1 tahun, diet rendah karbo hampir tidak menunjukkan perubahan yang signifikan dibandingkan diet biasa. Diet rendah karbohidrat dapat membantu memperbaiki kesehatan penderita penyakit jantung koroner dengan mengurangi beberapa faktor risikonya.

Pada 2 minggu pertama, asupan karbohidrat 33 partisipan dibatasi menjadi 20 gram per hari. Data penelitian menunjukakan bahwa mengikuti diet rendah karbohidrat (tinggi protein dan lemak) yang ketat sulit bertahan dalam jangka waktu lama. Salah satu risiko jangka panjang diet rendah karbohidrat yaitu asupan protein yang berlebih. Kelebihan protein dalam tubuh dikhawatirkan akan merugikan organ ginjal.

Diet konvensional yang disarankan oleh pakar medis yaitu diet tingi karbohidrat, rendah lemak, dan defisit energi (kalori). LDL lebih rendah, penurunan trigliserida lebih signifikan.

Nasi vs roti, pilih yang mana untuk diet?

Nasi dan roti, keduanya tidak ada yang benar- benar buruk. Semuanya tergantung pada kondisi kesehatan Anda dan juga preferensi. Namun, ada sebuah ujaran dari ahli tentang nasi vs roti yang cukup menarik. Mark Hyman, M.D., seorang dokter keluarga (family physician), edukator, advokat, pembicara terkemuka di bidang pengobatan fungsional, dan penulis 13 buku best-seller di bidang kesehatan mengungkapkan sebuah data mencengangkan tentang roti. Beliau menyebutkan bahwa makan 2 lembar roti gandum utuh akan menaikkan gula darah 2 kali lebih tinggi daripada 2 sendok makan gula.

Kesimpulan dari beberapa ahli mungkin tidak sesuai untuk Anda terapkan, tetapi mungkin juga bisa Anda coba untuk lakukan. Intinya, kenali apa yang diri Anda butuhkan untuk memenuhi kebutuhan gizi yang optimal. Jika ada kesempatan, tidak ada salahnya konsultasi dengan ahli gizi atau dietitian tentang pola diet sehari- hari.

Ingin tetap memilih nasi putih untuk menemani diet Anda? Eka Farm punya pilihan Beras Diabetes yang memiliki indeks glikemik rendah, tetapi tetap pulen dan nikmat.  Beras Diabetes dari Eka Farm adalah salah satu beras best seller kami. Jika tertarik, langsung cek katalog kami saja, Moms.