VCO Mencegah Hipertensi

VCO Mencegah Hipertensi

Keracunan kehamilan, gejala-gejala darah tinggi seperti pembengkakan, pegal-pegal, otot kaku dan tegang pada kehamilan dikenal dengan istilah keracunan kehamilan atau dalam bahasa kedokteran disebut preeklampsia. “Itu ditandai meningkatnya tekanan darah diastolik di atas 90 mmHg,” ujar dr Maisuri T Chalid, SpOG.

Menurut Maisuri, hipertensi pada ibu hamil dapat menyebabkan kerusakan organ vital seperti ginjal, hati, bahkan otak. “Kalau kasusnya berat bisa terjadi sindroma HELLP. Artinya, sel darah merah pecah dan kadar trombosit menurun. Nah, hal itu dapat mengakibatkan pendarahan pada saat melahirkan,” tuturnya. Bila trombosit menurun, otomatis pembekuan darah tidak terjadi. Kejang-kejang atau koma (eklampsia) saat melahirkan pun bisa dialami oleh sang ibu.

Baca juga: Kisah Hipertensi Saat Hamil Sembuh Karena Konsumsi VCO

Janin pun tak luput dari bahaya. Aliran darah pada plasenta berkurang alias iskemia plasenta. “Aliran oksigen dan nutrisi pasti terganggu,” kata ahli kandungan itu. Menurut staf dosen Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Makassar itu, pertumbuhan bayi otomatis terhambat. Tandanya, bayi lahir dengan bobot rendah bahkan kurangnya pasokan nutrisi dan oksigen dapat mengakibatkan janin mati sebelum dilahirkan.

Mengatasi Darah Tinggi Dengan VCO

Pada kondisi normal, hipertensi yang umum menyerang pasien adalah hipertensi primer yang disebabkan faktor keturunan dan lingkungan seperti stres, konsumsi garam yang berlebihan, obesitas, minum alkohol, dan pola hidup tidak sehat. “Frekuensi terjadinya mencapai 90 – 95%,” ujar Prof Dr dr Syakib Bakri, Sp PD-KGH, kepala sub-bagian ginjal-hipertensi bagian Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Penyakit Dalam, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Penyebab hipertensi memang berbeda-beda. Salah satunya asupan garam yang berlebihan. Garam mengandung unsur natrium (Na) yang mudah mengendap di dinding pembuluh darah. Jika kadar garam yang mengendap banyak, pembuluh darah pun mudah terangsang untuk konstriksi alias menyempit. Penyempitan pembuluh darah itu menyebabkan kecepatan aliran darah meninggi.

Itulah sebabnya penggunaan minyak VCO untuk mengatasi hipertensi tidak berdampak negatif. Malah memberi pengaruh yang baik bagi kesehatan. Pasalnya, ia termasuk lemak jenuh rantai sedang (C8 – C12) yang mudah hancur. Sehingga asam laurat, asam kaprilik, dan asam kaprik tidak menyisakan endapan setelah diolah di dalam hati. “Ia hanya menghasilkan energi dan tidak meninggalkan endapan,” ujar Joko, alumnus Departemen Pertanian, University of Tsukuba, Jepang,

Penelitian Prof Jon J Kabara, Ph D, pakar minyak kelapa asal Amerika Serikat menguatkan pendapat tersebut. Asam lemak jenuh rantai sedang yang banyak terkandung dalam minyak VCO mudah dicerna dan diserap jika dibandingkan dengan asam lemak jenuh rantai panjang. Lantaran mudah dan cepat terbakar, asam lemak jenuh rantai sedang itu menghasilkan energi tanpa menghasilkan ester dengan kolesterol. “Asam lemak jenuh rantai sedang digunakan tubuh untuk menghasilkan energi. Ia jarang masuk sebagai lemak tubuh atau mengendap dalam pembuluh darah. Hal itu tidak meningkatkan kadar kolesterol dalam darah,” ujar profesor meritus, Michigan State University, Amerika Serikat, itu.

Arteriosklerosi

Arteriosklerosis (pengapuran pembuluh darah, red) juga mengakibatkan tekanan darah naik. Pengapuran terjadi karena kolesterol dan kandungan lemak jenuh yang berlebihan di dalam pembuluh darah. “Daging kan banyak mengandung lemak jenuh. Itu bisa mengakibatkan pengapuran pembuluh darah,” tutur Prof Dr dr Endang Susalit, Sp PD-KGH, guru besar Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia. Selain lemak, konsumsi gula berlebihan, dan merokok juga bisa menyebabkan endapan pada pembuluh darah.

Ketika bakteri Chlamydia pneumoniae – salah satu penyebab arteriosklerosis – memasuki aliran darah, ia menyerang dinding pembuluh darah. Selain bakteri, zat radikal bebas dan lemak trans juga mampu merusak lapisan pelindung sel. Akibatnya, sel akan hancur dan mati. Dinding bagian dalam pembuluh darah pun mengalami infeksi kronis (luka). “Virus, bakteri, zat radikal bebas, dan asam lemak trans penyebab terjadinya luka,” kata Joko.

Menurut Walter Willet MD, profesor epidemiologi dan nutrisi, Harvard School Public Health, Amerika Serikat, asam lemak trans dihasilkan dari minyak tak jenuh yang mengalami hidrogenasi atau pemanasan suhu tinggi, 2000C. “Semakin banyak asam lemak trans yang dimakan, semakin besar kerusakan jaringan dan organ. Ia dua atau tiga kali lebih jahat dibanding lemak jenuh,” katanya. Menurut Walter lemak yang paling berbahaya itu banyak ditemukan pada bahan pengawet, bumbu penyedap, dan margarin, 35 – 48%. Ia mampu menyebabkan arteriosklerosis.

Antimikroba
Dalam proses penyerangan, semua zat jahat itu menghasilkan luka pada dinding dalam pembuluh darah. Untuk menyembuhkan luka, trombosit, kalsium, protein darah, dan protein lain bersatu untuk menutup luka alias plak. Sayangnya, selama bakteri terus menginfeksi dinding, plak terus berkembang dan menumpuk. “Jadi walaupun sel darah putih berusaha menutup luka, plak terus menumpuk karena bakteri masih hidup,” ujar Joko. Menurut peneliti mikrobiologi LIPI itu timbunan mengakibatkan kolesterol bersama asam lemak trans yang berukuran besar tidak bisa mengalir di dalam pembuluh darah. Maka penyumbatan pembuluh darah pun terjadi.

Untungnya, asam lemak trigliserida yang banyak terdapat dalam VCO merupakan asam lemak jenuh rantai sedang. Saat dimakan, trigliserida mudah pecah menjadi monogliserida, digliserida, dan asam lemak bebas. Monogliserida dan asam lemak bebas inilah yang menjadi antimikroba. Monogliserida yang terdiri dari monolaurat bersama asam laurat ampuh membunuh berbagai macam bakteri termasuk Chlamydia pneumoniae. Hasil penelitian Kabara menunjukkan asam lemak jenuh rantai sedang memiliki aktivasi yang signifikan terhadap bakteri gram-positif, tetapi tidak bakteri gram-negatif.

Ia juga bertindak sebagai antivirus. Ia mampu mematikan virus yang terlindung oleh lapisan lemak. Itu lantaran asam lemak jenuh rantai sedang pada VCO mampu menghancurkan membran lemak virus. Karena membran asam lemak jenuh lebih kecil, aktif bergerak, dan mampu menekan membran virus, ia mudah menempel dan diserap oleh zat jahat. Di dalam virus, membran asam lemak akan terbuka dan menumpahkan seluruh isi. Hasilnya, seluruh bagian virus dihancurkan dengan mudah. “Di VCO bahan paling bagus adalah asam laurat. Ia mempunyai aktivasi antivirus paling besar dibanding asam kaprilik dan miristik.

 

Tinggalkan Balasan