7 TIPS MENGONTROL KOLESTEROL DAN BERAT BADAN SAAT IDUL ADHA

7 TIPS MENGONTROL KOLESTEROL DAN BERAT BADAN SAAT IDUL ADHA

Siapa yang tak gembira merayakan hari raya kurban? Meskipun sedang dirundung wabah virus Covid-19, antusiasme masyarakat untuk menyambut datangnya hari raya Idul Adha 1441 Hijriah atau 2020 Masehi tak lantas surut. Idul Adha pun identik dengan berbagai sajian olahan daging kurban khas nusantara yang menggugah selera seperti sate, gulai, opor, rendang, rawon, bakso, dan tongseng.

Namun, Moms, di sisi lain, permasalahan yang kerap menjadi concern perhatian saat konsumsi daging rutin dan kerap kali tak terkontrol di hari raya kurban yaitu kadar kolesterol dan berat badan. Tidak sedikit orang yang mengalami kenaikan berat badan ataupun kenaikan kolesterol dalam darah pasca Idul Adha. Bukan berarti Anda tidak boleh menikmati sajian daging khas Idul Adha, tetapi perhatikan pula keseimbangan nutrisi harian agar Anda tak menyesal usai bergembira merayakan hari besar ini. Bagaimana caranya? Eka Farm punya beberapa tips yang dapat Anda ikuti agar kolesterol dan berat badan tetap terkontrol saat ataupun pasca Idul Adha. Simak sampai akhir, ya.

1. Pilih daging yang rendah lemak (lean meat)

Jika Anda ingin menjaga kadar kolesterol dalam darah serta mengontrol berat badan, usahakan untuk memilih bagian daging dengan kandungan lemak yang rendah (lean meat). Daging dengan kandungan lemak rendah (5% – 10%) memiliki kadar lemak sebesar 11,8 gram tiap 100 gram daging. Senang mengkonsumsi gajih? Sebaiknya kontrol dan tahan diri Anda untuk tidak mengkonsumsinya. Kolesterol dalam daging rendah lemak bukanlah musuh bagi kadar kolesterol darah. Dilansir dari healthline, daging rendah lemak terbukti memberikan dampak baik terhadap kadar kolesterol dalam darah.

Daging sapi pun mengandung berbagai nutrisi penting bagi tubuh. Meskipun lemak dalam daging sapi tidaklah rendah, tetapi proporsi lemak jenuh dan lemak tak jenuh tunggalnya hampir sama. Asam lemak jenuh utama dalam daging sapi yaitu asam stereat, asam oleik, dan asam palmitik. Daging sapi mengandung lemak trans. Tapi tenang, Moms, lemak trans dalam daging sapi tidak seperti lemak trans dalam berbagai makanan atau produk olahan, melainkan lemak trans alami. Lemak trans jenis asam linoleat konjugasi (CLA) yang terkandung dalam daging sapi berperan dalam meningkatkan sensitivitas terhadap insulin serta membantu program penurunan berat badan.

Selain itu, daging sapi juga mengandung protein, termasuk 9 asam amino esensial yang dibutuhkan untuk membangun molekul protein. Protein berperan dalam membangun dan menjaga massa otot tubuh. Senyawa lain yang terkandung dalam daging sapi yaitu kreatin, taurin, glutathione, dan kolesterol. Pada kebanyakan orang, kolesterol dalam daging sapi tidak berpengaruh besar terhadap kolesterol dalam darah.

Moms, lalu bagaimana dengan jeroan sapi? Apakah benar jeroan tidak sehat?

Faktanya, beberapa jeroan justru menjadi sumber nutrisi beberapa mikronutrien penting. Jeroan daging sapi kaya kandungan nutrisi seperti vitamin B12, folat, zat besi, protein, magnesium, selenium, seng, dan beberapa vitamin larut dalam lemak, yaitu vitamin A, D, E, dan K. Hati sapi merupakan sumber zat besi penting bagi tubuh. Zat besi yang dikandung dalam hati sapi mudah untuk diserap tubuh. Nutrisi penting lain dalam jeroan sapi yaitu kolin. Zat ini berperan dalam menjaga fungsi otak, jantung, hati, dan otot.

2. Makan dengan porsi kecil

Sama seperti trik mengkonsumsi beberapa makanan, mengkonsumsi daging pun tidak boleh berlebihan. Walaupun mengkonsumsi daging dapat memberikan banyak manfaat bagi tubuh, tetapi jika berlebihan, metabolisme dalam tubuh dapat terganggu. Lemak merupakan zat yang membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna, sedangkan daging mengandung lemak yang cukup signifikan, meskipun beberapa jenis lemaknya esensial bagi tubuh. Makanlah dengan porsi secukupnya. Cara mensiasatinya yaitu gunakan piring sedang, ambil dahulu sayur, kemudian baru daging, dan sumber karbohidrat kompleks, misal nasi coklat. Di samping itu, kunyahlah daging secara perlahan hingga benar-benar lumat agar saluran pencernaan Anda tidak bekerja ekstra untuk mengolahnya.

3. Konsumsi serat larut air

Perbanyak konsumsi serat larut air untuk mengontrol penyerapan kolesterol di saluran pencernaan. Sumber serat larut air yang dapat Anda pilih yaitu whole grain atau serealia utuh, buah, dan sayuran. Pilihan serealia utuh yang tidak hanya menyuplai serat larut air, tetapi juga merupakan sumber karbohidrat kompleks yaitu oats, jelai utuh (barley), beras coklat, beras hitam, atau beras merah. Karbohidrat kompleks dapat membantu membuat Anda kenyang lebih lama sehingga berat badan dapat terkontrol. Selain itu, serealia utuh mengandung berbagai mikronutrien esensial bagi tubuh.

Buah dan sayuran dikenal sebagai sumber utama serat larut air. Anjuran konsumsi buah dan sayuran setiap hari pun telah banyak dikampanyekan. Saat Idul Adha, pastikan porsi sayur dan buah yang Anda makan lebih banyak daripada porsi daging.  Buah dan sayuran mengandung senyawa sterol yang bekerja seperti serat larut air.

Menurut dr. Hilna Khairunisa M Gizi, Sp. Gk., serat larut air mengandung psyllium, pektin, dan beta glucan, yang akan mengikat kolesterol di saluran pencernaan dan mengeluarkannya bersama dengan feses. Konsumsi serat akan mempertahankan rasa kenyang. Serat juga akan difermentasi oleh bakteri pencernaan, membentuk asam lemak rantai pendek yang dapat meningkatkan pembakaran lemak serta mengurangi penyimpanan lemak dalam tubuh sehingga akan membantu mengontrol berat badan.

4. Cukup minum air putih

Minumlah air putih sekitar 30 menit sebelum Anda mengkonsumsi daging atau akan makan besar. Konsumsi air putih sebelum makan akan membantu untuk mempersiapkan saluran pencernaan menerima zat makanan serta mengontrol porsi makan Anda.

5. Aktif bergerak dan berolahraga

Aktif bergerak dan berolahraga termasuk saat Idul Adha dapat menjaga daya tahan tubuh dan kesehatan tubuh secara umum. Aktif bergerak pun dapat membantu mengontrol Anda untuk membatasi porsi makan. Setelah selesai makan, cobalah berjalan santai 15-30 menit untuk membantu tubuh membakar asupan kalori selain juga untuk menggerakkan otot tubuh. Olahraga rutin dapat mengontrol berat badan dan juga mengelola stres.

6. Perhatikan cara memasak daging

Opsi memasak daging yang dapat Anda pilih yaitu dengan memanggang, membakar, atau grilled, seperti dalam membuat sate atau steak. Hindari menggunakan mentega atau margarin yang berlebihan dalam memasak daging. Selain itu, usahakan agar tidak memasak dengan cara deep fried atau memasak dengan minyak yang banyak. Ingat, batas minyak goreng harian yang disarankan oleh Kementerian Kesehatan RI tidak lebih dari 5 sendok makan per hari. Proses memasak daging akan berkaitan erat dengan penambahan kalori. Jika Anda menggoreng daging, risikonya yaitu jumlah kalori dalam daging yang Anda santap menjadi besar. Otomatis, berat badan pun dapat naik jika mengkonsumsi daging tersebut dalam jumlah banyak atau rutin.

7. Batasi konsumsi makanan manis

Kalori yang terkandung dalam daging lebih banyak daripada kebanyakan jenis makanan. Dampak positifnya yaitu, Anda dapat lebih mudah kenyang dengan mengkonsumsi daging yang tepat. Jika Anda senang ngemil, apalagi ngemil makanan manis seperti kue, roti, berbagai snack buatan, sebaiknya kurangi konsumsinya saat Anda menyantap olahan masakan daging kurban. Anda tetap bisa ngemil, hanya dengan opsi yang lebih bernutrisi dan menyehatkan. Opsi camilan yang dapat menggantikan makanan manis produk olahan yaitu segenggam kacang, jenis apapun, atau kombinasi buah dan sayuran.

Kolesterol diproduksi oleh tubuh, dan tubuh kita pun memerlukan kolesterol untuk berfungsi dengan baik. Akan tetapi, kelebihan kolesterol dalam darah dapat memicu penyempitan bahkan penyumbatan dinding pembuluh nadi (arteri) karena molekul kolesterol menempel.  Lemak jenuh dalam daging sapi dapat menaikkan kadar kolesterol jahat dalam darah dan memperburuk fungsi organ jantung.

Setelah membaca tips di atas, Moms tidak lagi perlu takut untuk mengkonsumsi daging kurban. Kebanyakan orang memiliki persepsi bahwa daging membuat gemuk. Padahal, yang sebenarnya menjadi akar masalah adalah rata-rata orang yang sering atau gemar mengkonsumsi daging berasosiasi dengan kurang mengkonsumsi sayur, buah-buahan, dan sumber serat lain, serta kurang berolahraga. Kuncinya yaitu tetap jaga gaya hidup sehat dan batasi konsumsi daging harian. Kontrol keinginan Anda untuk memakan daging meskipun banyak tersedia di rumah saat Idul Adha. Pada akhirnya, Anda sendirilah yang dapat mengambil keputusan dan mengontrol apa yang Anda konsumsi sehari-hari. Yuk, ambil kontrol pada tubuh kita sendiri dan hidup sehat Moms.

 

Tinggalkan Balasan