APA SIH, BAHAYA KONSUMSI MAKANAN TINGGI LEMAK JAHAT?

APA SIH, BAHAYA KONSUMSI MAKANAN TINGGI LEMAK JAHAT?

Bahaya Lemak Jahat – Lemak adalah salah satu makronutrien yang dibutuhkan oleh tubuh. Namun, pencernaan lemak oleh saluran pencernaan dalam tubuh termasuk lambat sehingga makanan yang mengandung lemak akan membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna. Namun, bagaiman jika lemak yang kita konsumsi kebanyakan lemak jahat?

Tidak dapat dipungkiri, makanan gurih, krispi, dan berminyak lebih menggugah selera makan bagi sebagian besar orang. Apalagi, kini, semakin banyak inovasi jajanan kekinian yang digoreng dengan minyak banyak dan waktu penggorengan yang lama (deep fry).Jika hanya sesekali Anda tidak dapat menghindarinya, mungkin masih akan baik-baik saja. Akan tetapi, yang perlu diperhatikan adalah jika sahabat Eka Farm terlalu sering dan banyak mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak jahat, termasuk makanan berminyak.

Dikutip dari laman verywellfit.com, lemak memegang peranan penting sebagai sumber energi di saat kita merasakan kelaparan atau kekurangan kalori. Lemak juga menjaga suhu tubuh (insulasi), menjaga fungsi sel, dan memberikan perlindungan bagi organ vital dalam tubuh kita. Lemak menyumbang lebih banyak energi ke tubuh kita dibandingkan karbohidrat ataupun protein. Namun, apa bahaya mengkonsumsi terlalu banyak lemak jahat (LDL)?

1. Mengganggu fungsi otak

Otak manusia 70% bagian otak tersusun atas lemak. Namun, bukan lantas jika kita banyak mengkonsumsi makanan berlemak, khususnya lemak jahat, kinerja otak akan lebih bagus. Justru, konsumsi makanan berlemak yang berlebihan dapat menyebabkan peradangan kronis di bagian mikroglia otak. Fungsi mikrogila yaitu untuk melindungi otak dari kerusakan. Otomatis, jika kesehatan mikroglia terganggu, perlindungan otak kita terhadap kerusakan pun akan menurun. Dampak yang dapat terlihat yaitu fungsi kognitif –  kemampuan penalaran – akan menurun.

2. Meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe-2

Sabuah studi menunjukkan hasil bahwa dengan mengganti lemak jenuh menjadi lemak tak jenuh, risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe-2 akan berkurang.

3. Meningkatkan risiko obesitas

Konsumsi lemak jahat (jenis lemak trans) yang berlebihan erat hubungannya dengan potensi kenaikan berat badan. Lemak yang pada dasarnya memerlukan waktu lama untuk dicerna, ditambah dengan jika tidak segera digunakan oleh tubuh, lemak ditimbun dalam tubuh. Hal itulah yang dapat meningkatkan risiko obesitas. Tidak berhenti pada obesitas, tetapi permasalahan ini dapat menjadi pemicu munculnya penyakit-penyakit lain.

4. Gangguan pencernaan

Apakah sahabat Eka Farm pernah mengalami perut kembung, mual, atau sakit perut setelah terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang tinggi akan lemak jahat? Misalnya makanan yang digoreng, susu hewani tinggi lemak, makanan yang dilumuri banyak mentega, dsb. Apa sebabnya?

Lemak memiliki sifat lama dicerna dalam sistem pencernaan manusia sehingga akan memakan waktu lebih lama dalam sistem pencernaan kita. Menurut dr. Adeline Jaclyn dari KlikDokter, hal tersebut dapat meningkatkan risiko beberapa penyakit gangguan pencernaan seperti perut kembung, mual, dan sakit perut

5. Meningkatkan kolesterol jahat (LDL) dalam darah

Bagi penderita kolesterol tinggi, mengkonsumsi lemak harus diperhatikan dengan teliti. Lemak yang baik dikonsumsi adalah lemak tak jenuh (lemak monosaturated atau polysaturated). Konsumsi makanan yang memiliki kadar lemak jenuh tinggi dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah sehingga konsumsinya harus dibatasi.

Selektif dan hati-hati dalam memilih sumber lemak bagi tubuh

Lemak merupakan kebutuhan makronutrien yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh manusia sehingga untuk mencukupinya, manusia membutuhkan asupan dari luar. Terdapat 2 jenis lemak yang kita konsumsi sehari-hari, yaitu lemak jenuh (saturated fat) dan lemak tak jenuh (unsaturated fat).

  1. Lemak jenuh (saturated fat)

Salah satu kunci dalam usaha menurunkan kolesterol dalam darah yaitu membatas konsumsi makanan yang banyak mengandung lemak jenuh. The American Heart Association (AHA) membatasi konsumsi lemak jenuh per hari tidak lebih dari 5% – 6% dari kebutuhan kalori total atau sekitar 13 gram per hari. Sumber lemak jenuh berasal dari produk makanan hewani, seperti daging-dagingan, kulit ayam, susu dan produk olahannya.

  1. Lemak tak jenuh (unsaturated fat)

Lemak tak jenuh merupakan sumber lemak baik bagi tubuh dan mempunyai banyak manfaat bagi organ dalam tubuh. Sumber lemak tak jenuh berasal dari:

  • minyak zaitun, minyak biji bunga matahari, minyak kanola
  • buah alpukat, kacang-kacangan, serta biji-bijian (chia seeds bisa jadi pilihan)
  • ikan tuna, ikan salmon

Meskipun bersifat baik bagi tubuh, tetapi konsumsi lemak tak jenuh pun perlu dibatasi. Pembatasan lemak tak jenuh yaitu tidak lebih dari 35% dari kebutuhan kalori total per hari. Lebih dari, konsumsi lemak jenuh dapat meningkatkan risiko obesitas.

Jenis lain lemak yaitu lemak trans, tetapi peredaran dan penggunaannya sudah sangat diatur ketat dan sudah banyak dieliminasi dari komposisi bahan makanan. Menurut Heart UK, lemak trans dapat dijumpai dalam makanan yang digoreng  seperti gorengan, kentang goreng, donat, dll, maupun dipanggang, seperti kue, biskuit, pizza beku, serta mentega.

Sahabat Eka Farm, hati-hati ya, dalam memilih produk makanan. Selalu cek tabel informasi gizi pada bagian belakang produk. Tidak ada salahnya juga mulai beralih untuk mengurangi konsumsi lemak jenuh dan menggantinya dengan lemak tak jenuh.

BACA: 6 TIPS GAYA HIDUP SEHAT UNTUK PERANGI KOLESTEROL JAHAT

Tinggalkan Balasan