3 Bahaya Penggunaan Pestisida. Ini Resikonya…

3 Bahaya Penggunaan Pestisida. Ini Resikonya…

Bahaya Penggunaan Pestisida – Pestisida merupakan racun yang dapat mematikan jasad hidup, maka dalam penggunaannya dapat memberikan pengaruh yang tidak diinginkan terhadap kesehatan manusia serta lingkungan pada umumnya. Pestisida yang disemprotkan segera bercampur dengan udara dan langsung terkena sinar matahari. Dalam udara pestisida dapat ikut terbawa angin, makin jauh diterbangkan aliran angin. Lebih dari 75% pengaplikasian pestisida dilakukan dengan cara penyemprotan, sehingga memungkinkan butir-butir cairan tersebut melayang, menyimpang dari aplikasi. Pengaplikasian pestisida yang dilakukan dengan penyemprotan dapat meninggalkan 60% sampai 99% pada target atau sasaran sedangkan penggunaan serbuk hanya 10% hingga 40% yang mencapai target sedangkan sisanya melayang bersama aliran angin atau mencapai tanah. sehubung dengan sifat tersebut, komisi pestisida telah mengidentifikasi berbagai kemungkinan yang timbul sebagai akibat penggunaan pestisida. 

Ini dia Bahaya Penggunaan Pestisida untuk tubuh dan lingkungan :

  1. Dampak Pada Kesehatan Manusia

Bahaya Penggunaan Pestisida yang pertama adalah Memberikan dampak pada kesehatan manusia. Penggunaan pestisida yang merupakan racun bagi organisme pengganggu tanaman dapat menjadi racun bagi manusia. Dampak pestisida dapat terjadi pada pemakai dan pekerja yang berhubungan dengan pestisida seperti petani, pengecer pestisida, atau pekerja gudang pestisida. Penelitian mengenai dampak mengenai dampak penggunaan pestisida dengan kesehatan pada petani menunjukan bahwa terdapat gangguan kesehatan seperti mual-mual, muntah, pusing dan gatal – gatal pada kulit. 

Baca Juga : 3 Bahaya Pestisida Bagi Ibu hamil. Ini Dia Resikonya

Pestisida dapat meracuni manusia atau hewan ternak melalui mulut, kulit, dan pernapasan. Keracunan pestisida dapat dibedakan berdasarkan jumlah pestisida yang masuk kedalam tubuh. Keracunan akut dapat mengakibatkan kematian. Keracunan kronis yaitu apabila pestisida masuk ke dalam tubuh secara berangsur – angsur dalam jumlah yang sangat kecil. Keracunan kronis dapat menyebabkan perubahan histologis dan genetis pada tubuh. 

Baca Juga : 4 Dampak Paling Bahaya Pestisida bagi Manusia

2. Residu pestisida

Bahaya Penggunaan Pestisida yang selanjutnya adalah tertinggalnya residu pestisida. Banyak penyakit yang sering dikaitkan dengan adanya residu pestisida di dalam tubuh manusia karena sifat racunnya yang bersifat kronik. Terdapat beberapa senyawa pestisida seperti DDT, amino trizol, aldrin, dieldrin dan PCB yang dapat menyebabkan penyakit kanker. Menurut peraturan menteri pertanian No. 45 tahun 2009 menyebutkan residu pestisida adalah sisa pestisida, termasuk hasil perubahanya yang terdapat pada atau dalam jaringan manusia, hewan, tumbuhan, air, udara, atau tanah. Apabila jenis pestisida mempunyai resiko yang terlalu tinggi pada tanaman maka akan membahayakan manusia atau ternak yang mengkonsumsi tanaman tersebut. Besarnya residu pestisida yang tertinggal dalam produk pertanian dapat dilihat dari pemakaian dosis banyaknya dan intervensi aplikasi. Selain itu dapat dilihat juga dari faktor – faktor lingkungan fisik yang mempengaruhi pengurangan residu, jenis tanaman yang diperlukan, formulasi pestisida dan cara aplikasinya, jenis bahan aktif, dan prestasinya, serta saat aplikasi terakhir sebelum produk pertanian dipanen. 

Baca Juga : Kaitan Kanker Payudara dan Pestisida

3. Dampak Pada Lingkungan

Bahaya Penggunaan Pestisida yang terakhir adalah dampak pada lingkungan. Pencemaran air dan tanah di lingkungan perairan, pencemaran pada air oleh pestisida terutama terjadi melalui air dari tempat kegiatan manusia yang menggunakan pestisida dalam usaha menaikkan produksi pertanian dan peternakan. Jenis – jenis pestisida yang persisten tidak mengalami degradasi dalam tanah, namun akan terjadi akumulasi pestisida pada tanah. Dalam air, pestisida dapat mengakibatkan biology magnification, pada pestisida yang persisten dapat mencapai komponen terakhir yaitu manusia melalui rantai makanan. Pestisida dengan formulasi granula, mengalami proses dalam tanah dan air sehingga ada kemungkinan untuk mencemari tanah dan air. 

 

Nah, itu dia artikel tentang 3 Bahaya Penggunaan Pestisida . Jika anda sedang mencari BERAS ORGANIK gunakanlah BERAS ORGANIK dari EKA FARM karena beras organik eka farm tidak menggunakan pestisida dan bahan kimia pada proses pengolahannya sehingga aman untuk di konsumsi. kamu dapat membelinya melalui Whatsapp 0811-2650-296 atau kunjungi web kami di PRODUSEN BERAS ORGANIK YOGYAKARTA

Waspada Bahaya Residu Pestisida Pada Bahan Pangan !!

Waspada Bahaya Residu Pestisida Pada Bahan Pangan !!

Bahaya Residu Pestisida Pada Bahan Pangan – Pangan merupakan kebutuhan dasar pokok setiap manusia yang perlu dipenuhi setiap saat. Kontaminasi pada makanan dapat terjadi melalui kontaminasi biologis, kontaminasi pada makanan dapat terjadi melalui kontaminasi biologis, kontaminasi kimiawi dan kontaminasi fisik. kontaminasi ini dapat terjadi mulai dari proses penanaman bahan pangan. Pada saat proses penanaman, petani seringkali menggunakan pestisida kimia untuk mencegah adanya organisme pengganggu tanaman. Karena hal ini dinilai lebih efektif jika dibandingkan dengan metode lain. 

 

Pestisida yang digunakan pada tanaman sebagian akan mengenai sasaran, mengenai tanaman, terbawa oleh angin dan sebagian lainnya akan jatuh ke tanah dan air yang dapat mencemari lingkungan. Dengan seiring nya waktu sebagian pestisida akan menguap ke udara dan sebagian lagi akan terurai karena pengaruh cahaya, kelembaban enzim dan jasad renik. Penggunaan pestisida akan meninggalkan residu pada produk pertanian. Residu adalah sisa racun adalah sisa racun pestisida yang tertinggal pada tanaman. Banyak faktor yang mempengaruhi besarnya residu yang tertinggal yaitu, dosis yang digunakan, banyaknya dan interval aplikasi, jenis bahan aktif dan persistensinya serta saat aplikasi terakhir sebelum produk pertanian dipanen. Bahaya Residu Pestisida Pada Bahan Pangan ditentukan oleh daya racun baik akut maupun kronik. Berdasarkan penelitian ardiwinata dan nursyamsi mengatakan masih banyak ditemukan residu insektisida organoklorin pada lahan sawah. Sedangkan penggunaan insektisida organoklorin telah dilarang untuk digunakan.

Baca Juga : 3 Bahaya Pestisida Bagi Ibu hamil. Ini Dia Resikonya

Salah satu bahan pangan dengan komoditas tertinggi yaitu buah, sayur, dan beras. Banyak yang mengkonsumsinya dalam keadaan segar sehingga kemungkinan mengandung residu pestisida melebihi batas maksimum . Karena disemprot pestisida secara langsung pada proses produksi.

Untuk mengurangi Bahaya Residu Pestisida Pada Bahan Pangan, Berikut tips yang dapat dilakukan: 

 

  • Gunakan Bahan pangan Organik

Salah satu cara untuk mengurangi Bahaya Residu Pestisida Pada Bahan Pangan yang paling ampuh adalah menggunakan bahan pangan yang organik, Karena bahan pangan yang organik TIDAK mengandung pestisida dan jenis bahan kimia apapun sehingga sangat aman jika dikonsumsi oleh manusia. Selain itu bahan pangan organik tidak meninggalkan residu pada lahan yang telah ditanami atau digunakan untuk memproduksi bahan pangan organik. Salah satu bahan pangan yang tidak mengandung pestisida kimia adalah BERAS ORGANIK EKA FARM. Gunakanlah BERAS ORGANIK dari EKA FARM karena beras organik memiliki kandungan vitamin dan serat yang lebih tinggi. Juga tidak menggunakan pestisida dan bahan kimia dalam penanaman dan pengolahannya. Anda dapat membelinya melalui Whatsapp 0811-2650-296 atau kunjungi web kami di PRODUSEN BERAS ORGANIK YOGYAKARTA.

Baca Juga : 4 Dampak Paling Bahaya Pestisida bagi Manusia

  • Pencucian bahan pangan

Cara untuk mengurangi Bahaya Residu Pestisida Pada Bahan Pangan yang paling murah dan mudah adalah melakukan pencucian pada setiap bahan pangan yang akan dikonsumsi atau disimpan. Cara ini sudah banyak dilakukan oleh petani maupun oleh konsumen selaku pihak yang memanfaatkan hasil pertanian. Berbagai penelitian menunjukan metode pencucian bahan pangan sebelum dikonsumsi menunjukkan dapat menurunkan kadar residu pestisida secara signifikan. 

Baca Juga : Kaitan Kanker Payudara dan Pestisida

  • Mengupas atau membuang lapisan luar pada bahan pangan

Cara untuk mengurangi Bahaya Residu Pestisida Pada Bahan Pangan yang terakhir adalah dengan cara mengupas atau memotong lapisan luar pada bahan pangan. Jangan pernah merasa ragu untuk mengupas atau membuang lapisan luar pada bahan pangan. Karena pada lapisan luar tersebutlah yang paling banyak terpapar pestisida, sehingga tidak baik untuk dikonsumsi.

3 Bahaya Pestisida Bagi Ibu hamil. Ini Dia Resikonya

3 Bahaya Pestisida Bagi Ibu hamil. Ini Dia Resikonya

Bahaya Pestisida Bagi Ibu hamil – Pestisida merupakan bahan kimia yang sering digunakan petani untuk membunuh hama, baik insekta, jamur maupun gulma. Pestisida telah secara luas digunakan untuk tujuan memberantas hama dan penyakit tanaman dalam bidang pertanian. Pestisida juga digunakan dirumah tangga untuk memberantas nyamuk, kecoa dan berbagai serangga pengganggu lainnya. Di sisi lain dampak efek buruk pestisida ini secara nyata banyak menimbulkan keracunan pada orang. Terlebih jika langsung terpapar oleh ibu hamil, karena dapat memberikan efek buruk bagi ibu hamil dan janin yang ada di dalamnya.

 

Pestisida masuk ke dalam tubuh ibu hamil dapat melalui kulit mulut, dan saluran pencernaan serta pernafasan. Senyawa pestisida, selanjutnya masuk ke dalam peredaran darah ibu plasenta, tali pusat janin. Cara satu satunya agar tidak terkena dampak buruk dari pestisida yaitu tidak menggunakan atau mengkonsumsi makanan yang mengandung pestisida. Salah satu makanan yang tidak mengandung pestisida adalah BERAS ORGANIK EKA FARM. Gunakanlah BERAS ORGANIK dari EKA FARM karena beras organik tidak menggunakan pestisida dan bahan kimia dalam penanaman dan pengolahannya. kamu dapat membelinya melalui Whatsapp 0811-2650-296 atau kunjungi web kami di PRODUSEN BERAS ORGANIK YOGYAKARTA

Baca Juga : 4 Dampak Paling Bahaya Pestisida bagi Manusia

Bahaya Pestisida Bagi Ibu hamil

  • Abortus Spontan

Bahaya Pestisida Bagi Ibu hamil yang pertama adalah abortus spontan. Abortus adalah berhentinya kehamilan sebelum minggu ke 20 (terhitung hari pertama menstruasi terakhir) sebelum janin mencapai berat 500 gram. Prevalensi abortus spontan di seluruh dunia bervariasi, namun secara umum mencapai 0,3%. Berdasarkan penelitian di sentral pertanian kabupaten brebes jawa tengah, selama kurun waktu april – november 2007 menyebutkan bahwa wanita yang terpapar pestisida berisiko 59% lebih tinggi mengalami abortus spontan dibandingkan wanita yang tidak terpapar. 

Baca Juga : RISIKO PAPARAN PESTISIDA PADA PETANI PEREMPUAN

Residu pestisida organofosfat dapat menyebabkan penurunan aktivitas kolinesterase yang dapat menyebabkan keracunan dan anemia. Hal ini merupakan salah satu pencetus terjadi abortus spontan. Selain itu pestisida jenis organoklorin pada ibu hamil dapat menyebabkan terjadinya keguguran dan kelahiran mati. Beberapa penelitian juga membuktikan senyawa organocholrin bertindak sebagai antagonis kehamilan dan dapat menyebabkan abortus spontan, kelahiran prematur atau lahir mati.

Baca Juga : Kaitan Kanker Payudara dan Pestisida

  •  Keracunan

Bahaya Pestisida Bagi Ibu hamil yang kedua adalah Keracunan. Keracunan pestisida merupakan salah satu resiko kesehatan pada petani. Setidaknya setiap tahun diperkirakan lima juta kasus keracunan pestisida di dunia dan 220.000 berakhir dengan kematian. Secara umum, dampak pestisida adalah menstimulasi sistem saraf pusat sehingga menyebabkan kejang, sakit kepala, kesemutan, tremor dan diskriminasi. Pestisida akan menghambat enzim acetylcjolinesterasem yang mengarah pada akumulasi asetilkolin di jaringan  saraf dan pada organ gerak. Jika keracunan terjadi terus menerus maka efek kronis yang timbul antara lain berat badan menurun, anemia, anorexia dan neuropati tertunda. 

Baca Juga : Jauhkan Pestisida Dari Anak-Anak

  • Autisme

Bahaya Pestisida Bagi Ibu hamil yang ketiga adalah Autisme. Pestisida memiliki efek endocrine dioscorine disruptor chemicals (EDC) atau pengganggu sistem endokrin. Endocrine disruptor chemical melakukan inhibisi terhadap reseptor tiroid. Inhibisi hormon tiroid oleh berbagai golongan pestisida ini dapat menyebabkan kondisi hipotiroid bagi individu yang terkena paparannya, termasuk pada ibu hamil. Penurunan kadar tiroid dapat menurunkan kemampuan dari pertumbuhan dendrit pada sel purkinje di cerebellum yang diperantarai oleh hormon tiroid. Hal tersebut dapat mempengaruhi neuroanatomi dan neuro istri berupa neurotransmitter pada otak sehingga dapat menyebabkan kondisi autisme pada bayi yang dilahirkan.