Penyakit Kencing Tikus: Gejala, Penyebab, dan Pencegahan

Penyakit Kencing Tikus: Gejala, Penyebab, dan Pencegahan

Penyakit kencing tikus atau leptospirosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Leptospira yang dapat menyerang berbagai organ tubuh, terutama ginjal, hati, dan paru-paru. Penyakit ini dapat menimbulkan gejala yang mirip dengan flu, namun jika tidak ditangani dengan tepat, dapat menyebabkan komplikasi yang serius bahkan kematian. Penyakit ini dapat menular melalui kontak dengan air, tanah, atau benda yang tercemar oleh urine hewan yang terinfeksi, seperti tikus, anjing, sapi, babi, dan lain-lain. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentang penyakit kencing tikus, mulai dari ciri-ciri, penyebab, hingga pencegahannya.

Ciri-ciri Air Kencing Tikus

Air kencing tikus memiliki ciri-ciri yang khas, yaitu berbau amonia yang kuat dan menyengat. Bau ini dapat menyebar di sekitar sarang atau tempat makanan yang digemari oleh tikus. Tikus dapat menyebarkan air kencingnya ke mana pun ia pergi dan dapat membentuk bau yang sulit hilang. Jika Anda mencium bau ini, berarti ada kemungkinan Anda berada di dekat sumber penularan penyakit kencing tikus.

Selain bau, air kencing tikus juga dapat meninggalkan noda atau bekas pada permukaan yang terkena. Noda ini berwarna kuning kecoklatan dan dapat ditemukan pada lantai, dinding, furnitur, atau benda lain yang sering dilalui oleh tikus. Noda ini juga dapat menjadi indikator adanya tikus di sekitar Anda.

Baca Juga : Dampak Penggunaan Pestisida bagi Lingkungan dan Kesehatan

Virus Tikus pada Manusia

Virus tikus pada manusia adalah sebutan lain untuk hantavirus, yaitu kelompok virus yang menyebar melalui tikus atau hewan pengerat lain. Hantavirus dapat menyebabkan berbagai penyakit pada manusia, tergantung pada jenis dan lokasi virusnya. Hantavirus yang ditemukan di Amerika disebut sebagai hantavirus “Dunia Baru” yang dapat menyebabkan hantavirus pulmonary syndrome (HPS), yaitu penyakit yang ditandai dengan demam, nyeri otot, batuk, dan sesak napas yang dapat berujung pada gagal napas dan kematian.

Hantavirus yang ditemukan di Eropa dan Asia disebut sebagai hantavirus “Dunia Lama” yang dapat menyebabkan demam berdarah dengan sindrom ginjal (HFRS), yaitu penyakit yang ditandai dengan demam, sakit kepala, muntah, perdarahan, dan gangguan fungsi ginjal yang dapat berujung pada gagal ginjal dan kematian.

Manusia dapat tertular hantavirus jika menghirup udara yang terinfeksi atau bersentuhan dengan tikus, urine, atau kotorannya. Virus ini tidak menular dari orang ke orang. Gejala hantavirus biasanya muncul dalam waktu 1-8 minggu setelah terpapar.

Penyebab Penyakit Kencing Tikus

Penyebab penyakit kencing tikus adalah bakteri Leptospira yang dapat hidup di air tawar selama lebih kurang 1 bulan. Bakteri ini juga dapat bertahan di tanah yang lembap, tanaman, maupun lumpur dalam waktu lama. Bakteri ini dapat ‘berenang’ di air sehingga bisa menginfeksi kaki manusia yang sedang terluka. Bakteri ini juga bisa menular melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi.

Hewan yang dapat menjadi perantara penyebaran bakteri Leptospira adalah tikus, anjing, sapi, kerbau, kuda, domba, kambing, babi, dan satwa liar. Hewan-hewan ini dapat mengeluarkan bakteri melalui urine, kotoran, atau cairan tubuh lainnya. Jika hewan-hewan ini buang air kecil di air atau tanah, maka bakteri dapat menyebar dan mencemari lingkungan.

Penularan Leptospirosis

Penularan leptospirosis dapat terjadi melalui beberapa cara, antara lain:

  1. Kontak dengan air atau tanah yang tercemar urine hewan yang terinfeksi. Hal ini dapat terjadi saat berenang, mengarungi dengan perahu, naik kayak, atau rakit di air tawar yang berpotensi terkontaminasi, seperti danau dan sungai. Hal ini juga dapat terjadi saat mengunjungi daerah banjir atau baru-baru ini banjir.
  2. Kontak dengan urine hewan yang terinfeksi atau cairan tubuh lainnya, kecuali air liur. Hal ini dapat terjadi saat menyentuh, membersihkan, atau merawat hewan yang terinfeksi, atau saat bekerja di rumah potong hewan, peternakan, atau tempat lain yang banyak bersentuhan dengan hewan.
  3. Kontak dengan tanah yang terkontaminasi urine hewan yang terinfeksi. Hal ini dapat terjadi saat berkebun, bermain, atau beraktivitas di tanah yang lembap atau berlumpur.
  4. Mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi urine hewan yang terinfeksi. Hal ini dapat terjadi saat makan atau minum tanpa mencuci tangan terlebih dahulu, atau saat makan atau minum dari wadah yang kotor.
  5. Mengalami gigitan atau cakaran dari hewan yang terinfeksi. Hal ini jarang terjadi, namun tetap berisiko menularkan bakteri Leptospira.

Baca Juga : Menyelusuri Akar Masalah Kesehatan Penyebab Gangguan Metabolisme

Pencegahan Penyakit Kencing Tikus

Untuk mencegah penyakit kencing tikus, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, antara lain:

  1. Menghindari kontak dengan air atau tanah yang tercemar urine hewan yang terinfeksi. Jika terpaksa harus ke daerah banjir atau beraktivitas di air tawar, gunakan alas kaki, sarung tangan, dan masker yang sesuai. Jangan lupa untuk mencuci tangan dan mandi setelahnya.
  2. Menghindari kontak dengan hewan yang terinfeksi atau cairan tubuhnya. Jika memiliki atau merawat hewan peliharaan, pastikan untuk memberikan vaksinasi dan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Jika bekerja di tempat yang banyak bersentuhan dengan hewan, gunakan alat pelindung diri yang sesuai dan selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
  3. Menghindari mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi urine hewan yang terinfeksi. Selalu cuci tangan sebelum dan sesudah makan atau minum. Simpan makanan dan minuman di tempat yang bersih dan tertutup. Jangan makan atau minum dari wadah yang kotor atau tidak diketahui asalnya.
  4. Mengendalikan populasi tikus atau hewan pengerat lain di sekitar rumah atau lingkungan. Gunakan perangkap tikus, racun tikus, atau cara lain yang aman dan efektif untuk mengusir atau membunuh tikus. Buang sampah secara teratur dan pastikan tidak ada sumber makanan yang tersedia untuk tikus. Tutup lubang atau celah yang dapat menjadi jalan masuk tikus.
  5. Mengobati luka atau goresan yang terkena air atau tanah yang tercemar urine hewan yang terinfeksi. Bersihkan luka atau goresan dengan air bersih dan sabun, lalu oleskan antiseptik dan perban. Jika luka atau goresan tidak kunjung sembuh atau menimbulkan gejala lain, segera periksakan diri ke dokter.

Kesimpulan

Penyakit kencing tikus adalah penyakit yang dapat menimbulkan gejala yang mirip dengan flu, namun dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan tepat. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Leptospira yang menular melalui kontak dengan air, tanah, atau benda yang tercemar oleh urine hewan yang terinfeksi, seperti tikus. Untuk mencegah penyakit ini, kita harus menghindari kontak dengan sumber penularan, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, mengendalikan populasi tikus, dan mengobati luka yang terkena air atau tanah yang tercemar. Jika mengalami gejala penyakit kencing tikus, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.

Jangan lewatkan artikel menarik lainnya tentang Meningkatkan Kesehatan dengan Sarapan: Manfaat Sereal Beras Pagi yang Terlupakan

Tinggalkan Balasan