BERBAGI DAGING KURBAN TANPA PLASTIK

BERBAGI DAGING KURBAN TANPA PLASTIK

Moms, sudah pernah mendengar tentang gerakan less waste? Kampanye tentang less waste atau gerakan untuk mengurangi sampah dan limbah mulai diaplikasikan ke berbagai sektor kehidupan di berbagai kalangan masyarakat. Beberapa merk produk juga telah menerapkan less waste dengan mengganti bahan kemasan dari yang semula plastik non – daur ulang menjadi bahan yang lebih bersahabat untuk lingkungan seperti bahan yang bisa dipakai lagi (reuse) ataupun didaur ulang (recycle).

Plastik menjadi salah satu material yang menjadi musuh untuk lingkungan karena sifatnya yang tidak biodegradable. Apa itu biodegradable? Biodegradable adalah sifat material yang dapat terurai (dekomposisi) oleh bakteri ataupun mikroorganisme lain. Berkebalikan dengan biodegradable, plastik membutuhkan waktu ratusan tahun untuk dapat terurai, padahal jumlah populasi manusia kian bertambah sehingga produksi sampah plastik pun semakin menggunung hingga tak pelak melebihi batas kapasitas TPA. Tak jarang pula yang membuang sampah plastik sembarangan, misal di sungai, laut, danau, dan tubuh air lainnya sehingga dapat membahayakan habitat dan kehidupan biota yang hidup di dalamnya. Selain itu, penumpukan sampah dan kegagalan dalam pengelolaannya pun menjadi sember berbagai masalah di daerah urban.

Antara berbagi daging kurban dan kantong plastik

Berbagi daging kurban adalah hal yang mulia dan merupakan wujud tenggang rasa selain utamanya untuk menunaikan perintah agama Islam. Akan tetapi, perayaan salah satu hari besar Islam ini tak lepas dari perhatian khusus Pemerintah. Salah satu permasalahan krusial yang dihadapi Indonesia pada saat hari raya kurban yaitu pemakaian kantong plastik untuk membungkus dan membagikan daging kurban. Umumnya, opsi mudah dan murah yang dipilih panitia kurban dan masyarakat untuk membungkus daging kurban dan membagikannya adalah kantong plastic hitam/ kresek.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya telah mengeluarkan surat edaran tentanng pengelolaan sampah kegiatan kurban Idul Adha 1441 Hijriah. Surat edaran tersebut menekankan tentang himbauan pemakaian kantong non-plastik sekali pakai untuk membungkus dan membagikan daging kurban. Sebenarnya, kampanye ‘Rayakan Idul Adha Tanpa Kantong Plastik’ yang sudah dimulai sejak tahun 2016 untuk mendukung upaya pemerintah mengurangi sampah plastik. Akan tetapi, tetap saja masih ada masyarakat yang belum melaksanakannya secara optimal.

Kantong plastik berwarna merupakan hasil daur ulang plastik bekas pakai sehingga mengandung zat karsinogenik. Zat karsinogenik adalah zat yang dapat memicu penyakit kanker sehingga berbahaya bagi kesehatan tubuh. Selain itu, dalam proses pembuatan kantong plastik hitam ini juga terdapat penambahan berbagai bahan kimia toksik.

Oleh karena itu, Moms, alangkah baiknya jika kita peduli dan bertanggungjawab terhadap lingkungan dengan mengganti pembungkus daging kurban. Alih-alih menggunakan plastik, cobalah cari alternatif lain di sekitar kita. Apa saja bahan yang dapat menjadi pengganti kantong plastik hitam ataupun kantong plastik secara umum?

1. Bawa wadah sendiri dari rumah

Wadah dari rumah dapat menjadi alternatif untuk mengambil bagian daging kurban yang menjadi hak Anda. Jika kemudian Anda ingin membagikan daging kurban tersebut, Anda bisa meminjamkan wadah kepada penerima sedekah kurban. Selain dapat berkontribusi untuk mengontrol sampah plastik, opsi ini juga tidak memakan biaya.

2. Besek

Besek adalah wadah (umumnya kotak) yang terbuat dari anyaman iratan bambu. Selain besek. Namun, selain terbuat dari anyaman iratan bambu, besek pun dapat dianyam dari daun kelapa dan daun pandan. Besek dapat menjadi alternatif pengganti plastic untuk membagikan daging kurban. Selain ramah lingkungan dan murah, besek pun memiliki beberapa pilihan ukuran sehingga Anda bisa membeli sesuai dengan kebutuhan. Anda pun dapat memakai lagi besek tersebut dengan membersihkannya.

3. Daun

Daun yang dapat Anda gunakan untuk membungkus dan membagikan daging kurban di antaranya daun pisang dan daun jati. Meskipun hanya sekali pakai, tetapi sampah daun dapat dimanfaatkan menjadi pupuk hijau untuk menggemburkan tanah. Opsi pembungkus daun sebenarnya sudah bukan hal baru karena banyak makanan tradisional yang dibungkus dengan daun. Daun pisang pun cenderung mudah didapatkan di sekitar rumah.

4. Kotak kardus

Kotak kardus dapat menjadi salah satu pilihan bahan pembungkus untuk membagikan daging kurban di hari raya Idul Adha. Bahan pembuat kardus lebih mudah terurai di lingkungan daripada plastik. Selain itu, kardus pun tidak terbuat dari campuran bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.

5. Paper bag

Paper bag atau kantong kertas terbuat dari bahan yang ramah lingkungan dan mudah terurai. Meskipun kebanyak kantong kertas tidak tebal, Anda bisa mensiasatinya dengan melapisi kantong kertas menjadi 2 lapisan.

Banyak bukan, Moms, pilihan selain kantong plastik untuk membungkus dan berbagi daging kurban? Bijak dan hati-hati dalam menentukan pilihan termasuk memilih wadah pengganti kantong plastik dapat berdampak signifikan terhadap kesehatan manusia dan juga menjaga keseimbangan ekosistem. Selain itu, penerapan pola pikir untuk menjaga lingkungan dimulai dari hal yang kecil dan dekat dengan diri kita juga akan membantu mengedukasi generasi berikutnya agar lebih menyayangi bumi tempat tinggalnya. Setuju, Moms?

ARTIKEL EDISI IDUL ADHA:

TIPS SEHAT MENYIMPAN DAN MENGOLAH DAGING SAPI

Bukan Daging Qurban yang Bikin tekanan darah tinggi

Bukan Daging Qurban yang Bikin tekanan darah tinggi

Tekanan darah tinggi- Selalu saja menjadi perbincangan hangat, Pasca Idul Adha banyak orang terserang hiopertensi. Benarkah mengkonsumsi daging membuat hipertensi ? Ternyata salah total.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa prevelensi hipertensi di seluruh dunia terus meningkat setiap tahunnya.

Di Indonesia, data Riskesdas Kemenkes RI tahun 2013 menunjukkan bahwa 25,8 persen penduduk Indonesia mengidap tekanan darah tinggi. Secara tidak langsung, angka ini turut menyumbang kepada peningkatan kasus hipertensi secara global di masa depan.

Ada dua jenis tekanan darah tinggi yang ditentukan berdasarkan penyebabnya, yaitu hipertensi primer dan hipertensi skunder.

Penyebab hipertensi primer

Sebanyak 95 persen orang dengan tekanan darah tinggi mengalami hipertensi primer (esensial), yaitu tingginya tekanan darah tanpa diketahui penyebabnya secara jelas. Jenis ini cenderung muncul secara bertahap selama bertahun-tahun.

Para ahli menduga bahwa faktor genetik merupakan salah satu penyebab hipertensi primer. Namun beberapa kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat juga ikut dapat berkontribusi menjadi penyebab hipertensi primer.

Beberapa kebiasaan tidak sehat ini meliputi:

  1. Asupan garam yang tinggi

Garam merupakan salah satu bahan tambahan pangan yang jadi penyebab hipertensi. Lalu apa hubungan antara garam dan tekanan darah?

Ternyata asupan garam yang tinggi dapat mengganggu keseimbangan natrium alami yang dalam tubuh Anda. Nah, kadar natrium dalam tubuh bisa meningkat dan menyebabkan retensi natrium. Retensi natrium dapat meningkatkan tekanan yang diberikan oleh aliran darah terhadap dinding pembuluh darah. Akibatnya, terjadilah tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Oleh sebab itu, kebanyakan orang dengan tekanan darah tinggi pasti disarankan oleh dokter untuk membatasi asupan garamnya. Tak hanya garam biasa atau garam meja saja, orang yang memiliki tekanan darah tinggi juga harus menghindari makanan garam atau natrium dalam bentuk lain, misalnya dalam makanan kemasan, fast food, dan lain sebagainya.

Bahkan, meski sudah minum obat untuk menurunkan tekanan darah, orang yang memiliki hipertensi juga tetap harus mengurangi asupan garamnya.

Penelitian yang dipublikasikan dalam  Journal of Human Hypertension tahun 2002 menyatakan bahwa pengurangan asupan garam dari 10 gram menjadi 6 gram per hari dapat mengurangi risiko tekanan darah tinggi. Pada akhirnya hal tersebut dapat menurunkan 14 persen risiko kematian akibat stroke dan 9 persen kematian akibat penyakit jantung koroner pada penderita Tekanan darah tinggi.

  1. Stres

Kata orang, stres berkepanjangan dapat menjadi penyebab tekanan darah tinggi. Ternyata anggapan ini bukan mitos belaka. Pasalnya, stres membuat otak melepaskan hormon-hormon stres dalam tubuh, seperti kortisol, adrenalin, dan norepinefrin yang semuanya dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung serta menyempitkan diameter pembuluh darah. Akibatnya, tekanan darah Anda akan mengalami peningkatan 30-40 persen. Walau peningkatan tekanan darah ini bersifat sementara.

Meski begitu, melonjaknya tekanan darah tinggi yang terjadi secara tiba-tiba dan hanya sebentar tetap  saja berbahaya. Bahkan, sama bahayanya dengan tekanan darah tinggi kronis. Pada situasi tersebut, kerusakan pada pembuluh darah, jantung, dan ginjal juga bisa terjadi.

Jadi, jika Anda sering merasa stres atau cemas, misalnya setiap hari, maka hal tersebut lama-lama dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah, jantung, dan ginjal, yang dapat memicu tekanan darah tinggi kronis di kemudian hari.

Tak hanya itu, stres juga seringkali membuat Anda melakukan kebiasan-kebiasan yang tidak sehat, misalnya merokok, minum-minuman keras, atau bahkan makan dalam porsi yang berlebihan. Nah, pada akhirnya hal-hal tersebut justru dapat menjadi penyebab darah tinggi.

Nah, bukan karena daging kan hipertensi? Kembalilah pada hidup sehat, dengan makan nasi beras organik, beras merah, beras coklat atau beras putih organik, maka akan membuat hidup anda lebih sehat.

Jangan takut makan daging kambing, atau daging sapi, asal porsi makannya wajar tentu membuat tubuh aman dari berbagai penyakit. Baca juga artikel lain tentang hipertensi sekunder ya?