Arsenik pada Beras: Bahaya yang Harus Diperhatikan

Arsenik pada Beras: Bahaya yang Harus Diperhatikan

Arsenik adalah unsur kimia yang memiliki simbol As dan nomor atom 33. Arsenik merupakan unsur alami yang dapat ditemukan di air, tanah, batuan, dan udara. Arsenik dapat berupa unsur murni, senyawa organik, atau senyawa inorganik. Arsenik adalah salah satu unsur kimia yang terdapat di alam dalam berbagai bentuk. Arsenik dapat bersifat racun bagi manusia dan hewan jika terpapar dalam jumlah tinggi atau dalam jangka waktu lama. Arsenik dapat masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, atau udara yang terkontaminasi.

Kandungan Arsenik pada Beras

Beras adalah salah satu makanan pokok yang dikonsumsi oleh banyak orang di dunia, terutama di Asia. Namun, beras juga dapat mengandung arsenik yang berasal dari tanah, air, atau pupuk yang digunakan untuk menanamnya. Kandungan arsenik pada beras dapat bervariasi tergantung pada jenis, varietas, asal, dan cara pengolahan beras. Menurut beberapa penelitian, kandungan arsenik pada beras berkisar antara 0,1 hingga 0,4 miligram per kilogram.

Kandungan arsenik pada beras dapat bervariasi, tergantung pada jenis beras, lokasi penanaman, dan metode pengolahan. Secara umum, beras merah mengandung arsenik lebih tinggi daripada beras putih. Beras yang ditanam di daerah dengan tanah yang tercemar arsenik juga cenderung mengandung arsenik lebih tinggi.

Kandungan arsenik pada beras dapat mempengaruhi kesehatan manusia jika dikonsumsi secara berlebihan atau dalam jangka waktu lama. Arsenik dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, seperti kerusakan kulit, kanker, diabetes, penyakit jantung, dan gangguan saraf. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk mengurangi paparan arsenik dari beras, baik dari sisi produsen maupun konsumen.

Baca Juga : Manfaat dan Fakta Menarik tentang Kalori Beras Organik

Cara Mengurangi Paparan Arsenik dari Beras

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi paparan arsenik dari beras, antara lain:

  1. Memilih beras yang memiliki kandungan arsenik rendah, seperti beras basmati, beras merah, atau beras organik.
  2. Mencuci beras dengan air bersih sebelum memasaknya, dan mengganti air beberapa kali untuk menghilangkan arsenik yang larut dalam air.
  3. Memasak beras dengan air yang banyak, sekitar lima kali lipat dari jumlah beras, dan membuang air yang tersisa setelah beras matang.
  4. Mengonsumsi beras dengan porsi yang wajar, dan mengimbanginya dengan makanan lain yang kaya akan serat, protein, vitamin, dan mineral.

Uji Kualitatif Arsen

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menguji kandungan arsenik pada beras. Salah satu metode yang umum digunakan adalah metode uji kualitatif arsen. Uji kualitatif arsen adalah salah satu metode untuk mendeteksi keberadaan arsenik dalam suatu sampel. Uji kualitatif arsen dapat dilakukan dengan menggunakan reagen kimia, seperti larutan natrium bikarbonat, larutan perak nitrat, larutan seng sulfat, atau larutan timbal asetat.

Uji kualitatif arsen dapat memberikan hasil positif atau negatif, tetapi tidak dapat menentukan jumlah arsenik yang tepat dalam sampel. Untuk mengetahui kuantitas arsenik dalam sampel, diperlukan uji kuantitatif arsen, seperti spektrometri serapan atom, spektrofotometri, atau kromatografi. Uji kualitatif arsen dapat dilakukan dengan menggunakan pereaksi kalium hidroksida (KOH) dan arsen trioksida (As2O3). Perlakuan KOH akan mengubah arsenik inorganik menjadi arsenik trioksida. Arsen trioksida akan membentuk endapan hitam ketika direaksikan dengan larutan besi(III) klorida (FeCl3).

Baca Juga : Perbedaan Beras Organik dan Non Organik

Langkah-Langkah untuk Mengurangi Risiko

Kandungan arsenik pada beras merupakan hal yang perlu diperhatikan, terutama bagi masyarakat yang mengkonsumsi beras dalam jumlah besar. Arsenik dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, seperti gangguan pencernaan, kanker, dan kerusakan saraf.

Berikut adalah beberapa tips untuk mengurangi kandungan arsenik pada beras:

  • Cuci beras sebelum dimasak dengan air bersih yang mengalir selama 30 menit.
  • Gunakan air bersih yang rendah arsenik untuk memasak beras.
  • Hindari mengkonsumsi beras yang berwarna gelap.
  • Konsumsi beras merah dan beras putih dalam jumlah yang seimbang.

Arsenik adalah salah satu unsur kimia yang dapat bersifat racun bagi manusia dan hewan jika terpapar dalam jumlah tinggi atau dalam jangka waktu lama. Arsenik dapat masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, atau udara yang terkontaminasi. Beras adalah salah satu makanan yang dapat mengandung arsenik yang berasal dari tanah, air, atau pupuk yang digunakan untuk menanamnya.

Kandungan arsenik pada beras dapat mempengaruhi kesehatan manusia jika dikonsumsi secara berlebihan atau dalam jangka waktu lama. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk mengurangi paparan arsenik dari beras, baik dari sisi produsen maupun konsumen. Salah satu cara untuk mengurangi paparan arsenik dari beras adalah dengan melakukan uji kualitatif arsen, yang dapat mendeteksi keberadaan arsenik dalam sampel beras.

Apakah Anda ingin menikmati beras yang lezat, sehat, dan berkualitas? Jika ya, maka Anda harus mencoba produk beras organik dari Eka Farm. Eka Farm adalah produsen beras organik yang sudah tersertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Organik resmi dari pemerintah. Produk beras organik Eka Farm memiliki kandungan nutrisi dan mineral yang tinggi, serta rendah indeks glikemik dan bebas dari bahan kimia berbahaya.

Eka Farm juga menawarkan berbagai jenis beras organik, seperti beras merah, beras hitam, beras coklat, beras diet, beras diabetes, dan lain-lain. Anda bisa memilih beras organik yang sesuai dengan kebutuhan dan selera Anda. Dengan membeli beras organik Eka Farm, Anda tidak hanya mendapatkan beras yang enak, tetapi juga mendukung petani lokal dan lingkungan yang lestari. Tunggu apa lagi? Segera pesan beras organik Eka Farm sekarang juga dan rasakan manfaatnya untuk kesehatan Anda dan keluarga. Hubungi kami di nomor telepon +628112650296 untuk informasi lebih lanjut. Eka Farm, beras organik yang terjamin kesehatannya.

Lebih sehat, lebih bahagia bersama Eka Farm!

Beras Organik 5 Kg : Jenis, Ciri dan Harga

Beras Organik 5 Kg : Jenis, Ciri dan Harga

Beras organik 5 kg – Beras di negara Indonesia sudah menjadi bahan pokok makanan yang harus ada untuk dikonsumsi setiap harinya. Sampai ada yang berkata, kalau sehari belum makan nasi, itu namanya belum makan. Pada zaman dahulu mungkin hanya ada satu varietas beras. Tapi, seiring majunya ilmu pengetahuan dan teknologi membuat para ilmuwan menemukan beberapa jenis beras lain seperti beras organik.

Beras organik adalah tipe beras yang dalam proses pertumbuhannya tidak menggunakan pupuk kimia atau pembasmi berbahan kimia. Melainkan menggunakan pupuk dan pestisida berbahan alami. Dengan proses budidaya yang alami, akan membuat wilayah lebih ramah lingkungan, sehingga dapat menciptakan ekosistem yang baik pada area padi organik.

Dalam proses pertumbuhan beras organik, pupuk yang dipakai biasanya berasal dari kompos natural sampai pupuk hijau dari dedaunan. Sedangkan untuk terhindar dari hama, petani biasanya membuat pestisida dari bahan alami seperti pestisida yang berasal dari daun-daunan atau buah- buahan yang telah melewati proses fermentasi secara natural.

Jenis – Jenis Beras Organik

beras organik 5 kg

Dengan segala kelebihan dan manfaatnya, tidak heran jika beras organik semakin diminati di pasar. Semakin banyak petani yang beralih ke pertanian organik, dan banyak konsumen yang beralih ke beras organik sebagai bagian dari pola makan sehat mereka.

Dengan memilih beras organik, Anda tidak hanya memberikan manfaat pada kesehatan diri sendiri, tetapi juga turut berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan untuk generasi mendatang. Jadi, mari bersama-sama menjadikan beras organik sebagai pilihan bijak untuk masa depan yang lebih baik. Berikut jenis beras organik 5 kg  yang akan dijelaskan lebih lanjut:

  1. Beras diaberice organik
    Beras diaberice organik adalah beras berwarna putih, memiliki indek glikemik rendah dan memiliki rasa pulen. Beras cocok dikonsumsi untuk seseorang yang mengalami sakit diabetes tahap awal, keturunan penderita diabetes dan menjaga gula darah pada tubuh untuk hidup lebih sehat dan terhindar dari penyakit diabetes.
  2. Beras merah organik
    Beras merah organik merupakan beras yang berasal dari varietas padi merah. Warna merah dari Beras Merah Organik berasal dari Aleuron atau lapisan bekatul yang berwarna merah. Lapisan ini masih menempel karena penggilingan hanya menghilangkan kulit luarnya saja.
  3. Beras hitam organik
    Jenis beras yang ketiga adalah beras hitam organik. Beras hitam organik adalah jenis beras yang mengandung antosianin dalam aleron yang lebih tinggi dibanding beras putih. Sehingga sangat cocok untuk menurunkan nafsu makan dan menurunkan berat badan.
  4. Beras coklat organik
    Beras coklat organik adalah beras yang tidak disosoh, sehingga kandungan nutrisi penting pada kulit ari padi tidak ada yang hilang. Kulit ari ini disebut juga dengan bekatul. Bekatul inilah yang mengandung beberapa nutrisi seperti protein, lemak jenuh, vitamin, mineral, antioksidan dan serat. Mengkonsumsi beras coklat organik dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL dalam darah.

Jangan sampai terlewatkan artikel menarik lainnya Beras Organik Diabetes, Beras Putih Anti Diabetes

Ciri – Ciri Beras Organik

 beras organik 5kg

Beras organik yang penuh dengan karakteristik unggul dan nilai kesehatan yang tinggi. Ciri-ciri khas dari beras organik menarik perhatian karena proses produksinya yang berbeda dan mengutamakan prinsip-prinsip pertanian yang ramah lingkungan. Salah satu ciri utama dari beras organik adalah metode budidayanya yang bebas dari bahan kimia sintetis, seperti pestisida, herbisida, dan pupuk buatan.

Petani organik mengandalkan pendekatan alami dengan menggunakan pupuk organik dan teknik pengendalian hama yang ramah lingkungan. Hasilnya adalah beras yang lebih murni, bebas dari residu kimia berbahaya, dan mengandung nutrisi yang lebih tinggi. Dengan mengenal ciri-ciri beras organik ini, semoga Anda semakin tertarik untuk menjadikannya pilihan unggul untuk mendukung gaya hidup sehat dan berkelanjutan. Simak ciri beras organik dibawah ini:

  • Proses pertumbuhan memakai Pupuk Organik
    Bila biasanya beras non organik menggunakan pupuk berbahan kimia yang mungkin saja berbahaya untuk kesehatan dan ekosistem area sawah. Maka proses pertumbuhan beras organik sendiri menggunakan pupuk yang diolah secara alami dan tidak menggunakan bahan kimia. Pupuk alami inilah yang menjadi kunci utama agar membuat tanah tetap subur dan menghasilkan panen yang berkualitas.Beras organik umumnya menggunakan pupuk alami sehingga unsur hara yang masuk ke dalam beras adalah unsur baik, sehingga dapat menjaga kesehatan badan manusia. Pupuk organik dapat dibuat sendiri dengan berbahan baku kotoran hewan daun- daun dan buah buahan hasil fermentasi yang berguna untuk memberikan asupan kehidupan dari pertumbuhan padi beras organik.
  • Memakai Pestisida Alami
    Perlu kamu ingat bahwa seluruh tipe tumbuhan akan terkena oleh hama, oleh karenanya dibutuhkan pestisida untuk mengusir hama yang berpotensi mengganggu perkembangan padi. Dan tipe pestisida pembasmi hama yang digunakan padi organik adalah pestisida yang terbuat dari bahan- bahan alami.Bahan-bahan tersebut semacam tumbuhan ataupun mikroorganisme. Pemakaian pestisida alami tidak hanya mengusir hama yang mengganggu pertumbuhan padi tapi juga mampu menyehatkan tanaman padi. Dengan padi yang sehat makan konsumen juga akan merasa lebih sehat ketika mengkonsumsinya.
  • Hasil Beras Organik Lebih Pulen
    Ciri beras organik yang ketiga adalah hasil beras organik yang lebih pulen apabila dibandingkan dengan beras non organik..Tidak cuma itu, beras organik juga lebih tahan lama dengan ketahanan nasi sepanjang 24 jam.
  • Proses Perkembangan Beras Tanpa Pengawet
    CIri yang keempat proses perkembangan beras tanpa pengawet. Seperti penjelasan sebelumnya, proses pertumbuhan beras organik memakai pupuk dan pestisida alami. Dengan penggunaan pupuk alami beras organik memiliki nilai lebih dari beras non organik. Sedangkan nilai lebih untuk lingkungan sawah, ekosistem pada lingkungan akan akan tetap terjaga dan membantu tanah untuk tetap subur dan tidak kehabisan faktor hara.
  • Harga Relatif Mahal
    Berbeda dengan beras non organik, beras organik sendiri mempunyai harga yang sedikit lebih mahal daripada beras anorganik. Ini disebabkan lantaran proses untuk menghasilkan beras organik dari awal hingga akhir memerlukan biaya yang cukup besar.

Perbedaan Beras Organik Dengan Non Organik

beras organik 5 kg

Untuk memahami perbedaan yang signifikan antara beras organik dan beras non-organik. Dalam pasar pangan yang semakin beragam, kedua jenis beras ini menawarkan karakteristik unik yang berpengaruh pada kesehatan kita dan lingkungan sekitar. Berikut penjelasan tentang perbedaan beras Organik dan Non-Organik:

  • Memiliki manfaat yang berbeda
    Dari segi penggunaan pupuk alami yang digunakan pada beras organik, menyebabkan perbedaan kandungan nutrisi dan vitamin antara beras organik dengan non organik.Beras non organik pada umumnya dalam proses pertumbuhan menggunakan bahan kimia yang nantinya akan terserap oleh padi. Dari bahan kimia inilah menyebabkan kandungan nutrisi dalam beras berkurang dan bahkan bisa menyebabkan bahaya bagi kesehatan tubuh.Tapi berbeda dengan beras organik yang dalam proses pertumbuhannya menggunakan pupuk dan pestisida alami yang baik untuk perkembangan padi. Sehingga padi yang dihasilkan tidak mengandung zat kimia berbahaya dan nutrisi pada beras tetap utuh. Dengan memiliki kelebihan nutrisi, beras organik saat ini dipercaya mampu menangani penyakit stroke, penderita diabetes dan bahan makanan untuk diet.
  • Lebih kaya akan nutrisi
    Dari segi nutrisi, beras organik dinilai lebih kaya dibanding beras non organik. Nutrisi yang tercantum pada beras organik meliputi kalium, magnesium, melamin antosianin, asam amino, serta zat besi. Apalagi beras hitam organik yang mempunyai zat flavonoid yang besar apabila dibandingkan dengan beras non organik. Terlebih beras organik diolah tanpa bahan kimia serta pengawet, hingga warna beras ini juga nyaman disantap.Terkenal kaya nutrisi seperti mineral, glukosa, karbohidrat serta protein yang gampang dicerna oleh tubuh, sehingga beras organik cocok digunakan untuk program dietSelain itu beras organik juga cocok untuk dikonsumsi oleh pengidap kanker serta jantung. Walaupun beras organik lebih kaya nutrisi, bukan berarti beras non organik beresiko serta tidak bernutrisi, ya. Beras non organik senantiasa nyaman disantap kok asalkan takarannya pas serta tidak kelewatan.

Nah, sampai akhir paragraf artikel ini, apakah kamu semakin yakin untuk mengkonsumsi beras organik? Jika kamu sudah yakin untuk mengkonsumsi beras organik untuk memenuhi nutrisi tubuh atau menyembuhkan suatu penyakit, maka belilah beras organik di toko beras khusus yang menjual beras organik 5 kg. Dengan alasan harga lebih murah dan asli. Seperti toko beras organik EKAFARM.

Sekian artikel tentang beras organik 5 kg, semoga artikel ini dapat menambah wawasan kita dan membuat pikiran menjadi lebih terbuka karena bertambahnya ilmu pengetahuan. Kesimpulanya, pilih jenis beras organik sesuai dengan kebutuhan.

SIAP HIDUP SEHAT DENGAN BERAS ORGANIK?

SIAP HIDUP SEHAT DENGAN BERAS ORGANIK?

Hidup sehat dengan beras organik, why not, Moms?

Defisiensi nutrisi adalah masalah kesehatan global. Kekurangan nutrisi salah satunya berhubungan dengan asal makanan yang sehari- hari dikonsumsi. Pertanian organik memperhatikan kesehatan alam, termasuk tanah. Dengan memilih produk organik, termasuk beras organik, maka Anda akan berkontribusi untuk kesehatan anak cucu di masa depan. Mengapa demikian? Tanah yang sehat akan berfungsi sebagaimana mestinya untuk jangka panjang. Tanah yang sehat akan menjadi media bagi tanaman yang sehat dan menjadi media penyimpan karbon berlebih di Bumi.

Baca juga: Manfaat Pertanian Organik

Tanaman yang sehat dan bebas dari bahan kimia, akan membantu tubuh kita tetap sehat. Jadi, Moms, hubungan manusia dan tanah yang kita injak sangatlah erat. Memilih produk organik adalah salah satu langkah untuk menyembuhkan dan menyelamatkan Bumi. Mengapa demikian? Karena dalam praktiknya, pertanian organik dilarang untuk menggunakan input sintetis seperti pupuk kimia, pestisida, herbisida, ataupun GMO. Penggunaan pupuk kimia yang berkepanjangan dapat merusak nutrien dalam tanah.

Yuk, simak penjelasan lebih lanjut dalam artikel ini. Simak sampai akhir ya, Moms.

Pertanian organik untuk mengembalikan kesehatan tanah dan menyembuhkan Bumi

Perbedaan utama dan esensial antara pertanian organik dan konvensional yaitu bahwa penggunaan bahan- bahan kimia untuk melawan hama dan gulma. Pertanian organik mengandalkan prinsip alami untuk mengelolanya. Prinsip alami yang diterapkan dalam pertanian organik yaitu keragaman hayati dan composting untuk memproduksi produk pertanian yang melimpah dan sehat.

Selain itu, para petani organik menerapkan teknik pertanian tradisional yang telah dijalankan ribuan tahun lalu, seperti rotasi tanaman dan penggunaan pupuk kompos atau kandang. Petani organik menerapkan berbagai macam strategi untuk mengembangkan dan menjaga keberagaman hayati serta untuk mengembalilkan kesuburan tanah.

Permasalahan jangka panjang pupuk kimia yang patut menjadi perhatian

Sekilas, tampaknya petani akan lebih mudah mengontrol tanamannya dengan menggunakan pupuk kimia. Namun, data menunjukkan sebaliknya. Pupuk kimia dan pestisida hanya akan meningkatkan kualitas tanaman dalam jangka pendek. Tapi, efek jangka panjang pemakaian pupuk dan pestisida dapat menghabiskan nutrien esensial dan mineral dalam tanah subur.

Penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang berlebihan dapat membawa bencana bagi tanah, air, dan udara. Pupuk kimia yang berlebihan dapat membuat tanah menjadi basa, menurunkan kesuburannya, membuat resistensi terhadap pestisida meningkat, polusi air dan udara, serta meningkatkan produksi gas rumah kaca (greenhouse gases).

Baca juga: HATI HATI MEMILIH BAHAN MAKANAN, INILAH 10 PANGAN TERPAPAR PESTISIDA

Penggunaan nitrogen yang berlebih (salah satu komposisi utama pupuk kimia, NPK) dapat membunuh ikan dalam tubuh air. Polusi air oleh nitrat dapat meningkatkan risiko sindrom Bayi Biru (Blue Baby). Blue Baby adalah gangguan transportasi oksigen dalam darah bayi sehingga kulitnya tampak berwarna biru.

Fosfor yang berlebih akan membuat tanah menjadi basa. Selain itu, fosfor juga tidak dapat larut dalam air sehingga air yang mengaliri ataupun air yang tercemar fosfor dapat bersifat alkalin/ basa. Tanaman yang diberi pestisida atau pupuk organik akan terlihat tumbuh lebih cepat, tetapi imunitas dan kekuatan tanaman tersebut sebenarnya akan berkurang.

Pupuk organik untuk kesehatan tanah, tanaman, dan manusia

Bagaimana dengan pupuk organik? Pupuk organik membutuhkan waktu yang lebih lama untuk melepaskan zat- zat aktifnya ke dalam tanah sehingga mikroba dapat memecah material organik dalam pupuk. Tanah yang masih sehat memiliki mikroba, insekta, jamur, dan bakteri yang mampu menyuburkan tanah dan tanaman.

Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal PLoS One, penggunaan pupuk organik secara signifikan menurunkan kandungan beberapa logam berat pada tanaman. Penggunaan pupuk organik mampu mengurangi kandungan kadmium, timbal, dan arsenik dalam tanaman. Pupuk organik dapat mengubah komposisi mikroba dalam tanah dan mampu membiakkan bakteri baik dalam tanah.

Mengutip dari laman Rodale Institute, pestisida dan pupuk kimia mengandung senyawa yang diformulasi di laboratorium agar dapat bertahan lebih lama di lingkungan. Ketika masuk ke dalam tubuh, senyawa tersebut dianggap sebagai benda asing. Beberapa pupuk kimia seperti atrazine dan glyphosate menjadi salah satu penyebab gangguan endokrin dan berpotensi menyebabkan kanker pada manusia.

Siapa bilang pertanian organik kalah dengan pertanian konvensional?

Mengutip dari Rodale Institute, makanan yang banyak dikonsumsi oleh populasi penduduk dunia mengandung lebih sedikit protein, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B2 (riboflavin), dan vitamin C dibandingkan 50 tahun lalu.

Data Rodale Institute menyebutkan bahwa setelah percobaan sistem pertanian organik selama 10 tahun mampu menghasilkan produk panen sebanyak pertanian konvensional, bahkan melampauinya saat musim kemarau, hingga 40% lebih banyak.

Selain itu, sistem pertanian organik tidak melarutkan zat kimia toksik ke dalam jalur air, menggunakan energi 45% lebih sedikit, dan melepaskan emisi karbon 40% lebih sedikit.

Tanah sehat mampu menampung air yang lebih banyak sehingga saat musim kemarau, tanaman tetap dapat hidup. Selain itu, tanah yang sehat lebih terkonsolidasi sehingga mencegah erosi ataupun runoff ke jalur air.

So, sudah siap hidup sehat dengan beras organik, Moms? Bukan hanya menyehatkan tubuh, tetapi membeli dan mengkonsumsi beras organik menjadi wujud nyata kepedulian terhadap Bumi.

 

 

 

 

 

Manfaat Pertanian Organik

Manfaat Pertanian Organik

Manfaat Pertanian Organik– Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu, yang mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem secara alami, sehingga mampu menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan.

Dalam prakteknya, pertanian organik dilakukan dengan cara, antara lain:

Menghindari penggunaan benih/bibit hasil rekayasa genetika (GMO = genetically modified organisms).

Menghindari penggunaan pestisida kimia sintetis. Pengendalian gulma, hama dan penyakit dilakukan dengan cara mekanis, biologis, dan rotasi tanaman.

Menghindari penggunaan zat pengatur tumbuh  (growth regulator) dan pupuk kimia sintetis. Kesuburan dan produktivitas tanah ditingkatkan dan dipelihara dengan menambahkan residu tanaman, pupuk kandang, dan batuan mineral alami, serta penanaman legum dan rotasi tanaman.

Menghindari penggunaan hormon tumbuh dan bahan aditif sintetis dalam makanan ternak.

Manfaat Pertanian Organik

Sejumlah keuntungan yang dapat dipetik dari pengembangan pertanian organik adalah, antara lain:

Manfaat Pertanian Organik Bagi Kesehatan

Menghasilkan makanan yang cukup, aman dan bergizi sehingga meningkatkan kesehatan masyarakat. Data menunjukkan bahwa praktek pertanian organik mampu meningkatkan hasil sayuran hingga 75% dibanding pertanian konvensional. Disamping itu, produk pertanian organik juga mempunyai kandungan vitamin C,  kalium, dan beta karoten yang lebih tinggi.

Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi petani, karena petani akan terhindar dari paparan (exposure) polusi yang diakibatkan oleh digunakannya bahan kimia sintetik dalam produksi pertanian.

Meminimalkan semua bentuk polusi yang dihasilkan dari kegiatan pertanian. Karena pertanian organik: (1) Menghindari penggunaan bahan kimia sintetis dan (2) Memanfaatkan limbah kegiatan pertanian seperti kotoran ternak dan jerami sebagai pupuk kompos.

Manfaat Pertanian Organik Bagi Lingkungan

  • Kualitas Tanah

Menjaga sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang baik merupakan hal yang penting dalam pertanian organik. Untuk itu dalam pertanian organik diutamakan cara pengelolaan tanah yang meminimalkan erosi, meningkatkan kandungan bahan organik tanah serta mendorong kuantitas dan diversitas biologi tanah.

Dalam pertanian organik peningkatan kesuburan tanah dilakukan tanpa menggunakan pupuk kimia sintetis. Sebagai gantinya digunakan  teknik – teknik sebagai berikut :

  • Rotasi tanaman secara tepat,  mixed cropping dan integrasi tanaman dengan ternak.
  • Meningkatkan populasi mikroorganisme tanah melalui penggunaan pupuk organik.
  • Meminimalkan pengolahan tanah yang mengganggu aktivitas biota tanah.
  • Menjaga tanah selalu tertutup dengan mulsa organik.
  • Menghindari pengolahan tanah yang berlebihan pada tanah yang miring untuk  mencegah erosi.
  • Menggunakan tanaman dalam strip dan tumpang sari.
  • Menghindari penggembalaan yang berlebihan.
  • Tidak menggunakan bahan kimia sintetis yang meracuni mikroorganisme tanah dan merusak struktur tanah.
  • Penghematan energi

Hasil studi menunjukkan bahwa sistem produksi organik hanya menggunakan 50–80% energi minyak untuk

menghasilkan setiap unit pangan dibandingkan dengan sistem produksi pertanian konvensional. Namun demikian, ini tidak berlaku untuk semua sistem produksi sayuran dan buah-buahan.

Kualitas Air

Penjagaan kualitas air merupakan upaya yang sangat penting dalam sistem pertanian lestari (sustainable agriculture system). Kenyataan menunjukkan bahwa polusi air tanah (groundwater) dan air muka tanah (surface water) oleh nitrat dan fosfat menjadi hal yang umum terjadi di kawasan pertanian. Residu pupuk dan pestisida sintetis serta bakteri penyebab penyakit seperti Escherichia Coli juga seringkali terdeteksi di sistem perairan.

Pada areal pertanian organik, sumber air dijaga dengan menghindari praktek-praktek pertanian yang menyebabkan erosi tanah dan pencucian nutrisi, pencemaran air akibat penggunaan bahan kimia.  Kotoran hewan yang akan digunakan untuk pupuk organik selalu dikelola dengan hati-hati dan dikomposkan sebelum digunakan. Di samping itu, penggunaan pupuk kimia dan pestisida sintetis juga dilarang dalam sistem pertanian organik.

Kualitas Udara

Pertanian organik terbukti mampu meminimalkan perubahan iklim global karena emisi gas rumah kaca (greenhouse gas emission) pada pertanian organik lebih rendah dibandingkan pertanian konvensional. Dalam pertanian organik tidak menggunakan pupuk nitrogen sintetis sehingga tidak ada emisi nitrogen oksida dari pupuk buatan tersebut.

Penggunaan minyak bumi juga lebih rendah sehingga menurunkan emisi gas karbon dioksida. Lebih penting lagi, pertanian organik menyediakan penampungan (sink) untuk karbon dioksida melalui peningkatan kandungan bahan organik di tanah serta penutupan permukaan tanah dengan tanaman penutup tanah.

Pengelolaan Limbah

Praktek pertanian organik mengurangi jumlah limbah melalui daur ulang limbah menjadi pupuk organik. Kotoran ternak, jerami dan limbah pertanian lainnya yang selama ini dianggap limbah, justru menjadi bahan yang mempunyai nilai sebagai sumber nutrisi dan bahan organik bagi pertanian organik.

Keanekaragaman Hayati

Pertanian organik tidak hanya menghindari penggunaan pestisida sintetis, namun juga mampu menciptakan keanekaragaman hayati. Praktek seperti rotasi pertanaman, tumpang sari serta pengolahan tanah konservasi merupakan hal-hal yang mampu meningkatkan keanekaragaman hayati dengan menyediakan habitat yang sehat bagi banyak spesies mulai dari jamur mikroskopis hingga binatang besar.

Pertanian organik tidak menggunakan organisme hasil rekayasa genetika (Genetic Enggineering Organism) atau organisme transgenik (Genetically Modified Organism) serta produknya karena alasan keamanan lingkungan, kesehatan dan sosial. Produk-produk seperti ini tidak dibutuhkan karena mungkin menyebabkan resiko yang tidak dapat diterima pada integritas spesies.

 

Pertanian Organik

Pertanian Organik

Pertanian organik adalah sistem budi daya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis.

Beberapa tanaman Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan dengan teknik tersebut adalah padi, hortikultura sayuran dan buah (contohnya: brokoli, kubis merah, jeruk, dll.), tanaman perkebunan (kopi, teh, kelapa, dll.), dan rempah-rempah.

Pengolahan pertanian organik didasarkan pada prinsip kesehatan, ekologi, keadilan, dan perlindungan.

Yang dimaksud dengan prinsip kesehatan adalah kegiatan pertanian harus memperhatikan kelestarian dan peningkatan kesehatan tanah, tanaman, hewan, bumi, dan manusia sebagai satu kesatuan karena semua komponen tersebut saling berhubungan dan tidak terpisahkan.

Selain itu juga harus didasarkan pada siklus dan sistem ekologi kehidupan. Serta memperhatikan keadilan baik antarmanusia maupun dengan makhluk hidup lain di lingkungan.

Untuk mencapai pertanian organik yang baik perlu dilakukan pengelolaan yang berhati-hati dan bertanggungjawab melindungi kesehatan dan kesejahteraan manusia baik pada masa kini maupun pada masa depan.

Pertanian tradisional dalam berbagai bentuk, yang telah dilakukan sejak ribuan tahun di seluruh dunia, merupakan pertanian organik yang tidak menggunakan bahan kimia sintetik.

Pertanian organik mengkombinasikan pengetahuan ilmiah mengenai ekologi dan teknologi modern mengenai praktik pertanian tradisional berdasarkan proses biologis yang terjadi secara alami.

Metode pertanian ini dipelajari di dalam bidang ekologi pertanian. Pertanian konvensional menggunakan pestisida dan pupuk sintetik, sedangkan pertanian organik membatasinya dengan hanya menggunakan pestisida dan pupuk alami.

Prinsip metode pertanian ini mencakup rotasi tanaman, pupuk hijau/kompos, pengendalian hama biologis, dan pengolahan tanah secara mekanis.

Tanaman yang lebih unggul dan tangguh dikembangkan melalui pemuliaan tanaman dan tidak dimodifikasi menggunakan rekayasa genetika.

Tingginya keanekaragaman tanaman pertanian adalah salah satu ciri pertanian organik. Pertanian konvensional fokus pada produksi massal hasil pertanian tunggal di lahan, yang disebut dengan monokultur.

Dalam ekologi pertanian diketahui bahwa polikultur (penanaman berbagai jenis tanaman pada satu lahan) lebih menguntungkan dan lebih sering diterapkan di pertanian organik.

Penanaman berbagai jenis sayuran mendukung berbagai jenis serangga yang bersifat menguntungkan, mikroorganisme tanah, dan faktor lainnya yang menambah kesehatan lahan pertanian.

Keanekaragaman tanaman pertanian membantu lingkungan untuk mempertahankan suatu spesies yang dekat dengan lahan pertanian agar tidak punah.

Pertanian organik bergantung sepenuhnya pada dekomposisi bahan organik tanah, menggunakan berbagai teknik seperti pupuk hijau dan kompos untuk menggantikan nutrisi yang hilang dari tanah oleh tanaman pertanian sebelumnya.

Dengan mengurangi pengolahan tanah, maka tanah tidak dibalik dan tidak terpapar oleh udara. Hal ini berarti nutrisi yang bersifat mudah menguap seperti nitrogen dan karbon semakin sedikit yang menghilang.

Sinkronisasi diperlukan agar tumbuhan mendapatkan nitrogen yang cukup pada waktu yang tepat. Hal ini menjadi salah satu tantangan di dalam pertanian organik.

Residu tanaman dapat dikembalikan ke tanah sehingga membusuk dan memberikan nutrisi bagi tanah. Dalam banyak kasus, pengaturan pH diperlukan dengan menggunakan kapur pertanian dan sulfur.

Namun nitrogen juga dapat diberikan dengan menggunakan legum sebagai tanaman penutup tanah.

Penelitian dalam ilmu biologi pada tanah dan mikroorganisme yang hidup di dalamnya telah membuktikan manfaat bagi pertanian organik.

PENGARUH CURAH HUJAN TERHADAP PRODUKSI TANAMAN PADI

PENGARUH CURAH HUJAN TERHADAP PRODUKSI TANAMAN PADI

Iklim menurut tempat dan waktu terdiri dari beberapa unsur di antaranya curah hujan, radiasi, suhu, kelembaban, tekanan dan angin. Posisi geografis Indonesia yang berada  di wilayah tropis mempunyai karakteristik iklim yang spesifik. Curah hujan merupakan unsur iklim yang paling tinggi keragaman dan fluktuasinya di Indonesia, sehingga merupakan unsur iklim yang paling dominan mencirikan Indonesia.

Sejak zaman dahulu, Indonesia selalu menjadi rebutan daerah kekuasaan dari para penjajah. Hal ini dikarenakan hasil bumi kita yang melimpah ruah, khususnya pada hasil rempah-rempah dan hortikultura. Hampir 60 % wilayah Indonesia mempunyai curah hujan tahunan antara 2500 mm-3000mm. Provinsi Indonesia yang mempunyai jeluk curah hujan tinggi adalah Bengkulu, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Irian Jaya (Baharsjah,et al 1985). Periode tanam dalam setiap tahunnya minimal 8 bulan dan keragaman suhu dalam satu tahun berkisar 30-50C. Dengan curah hujan yang begitu melimpah, kita dapat membudidayakan tanaman serealia semisal padi sampai 3 kali dalam tiap musim.

Secara geografis Negara Indonesia juga sangat diuntungkan karena letak Negara Indonesia terletak di garis katulistiwa dengan garis koordinat LU – BT- BT dan secara teoritis Negara Indonesia sangat baik untuk pertanian dikarnakan seluruh wilayah yang ada di Negara Indonesia bisa terkena sinar matahari secara merata dan sinar matahari dalam ilmu biologi adalah bahan yang digunakan oleh tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis. Dengan fotosintesis yang sempurna maka perkembangbiakan tumbuhan tersebut akan menjadi lebih baik, karena dengan proses fotosintesis yang sempurna maka tumbuhan dapat menyuplai kebutuhan yang bisa digunkan oleh tumbuhan tersebut untuk proses pertumbuhanya.

Mengingat keragaman produksi padi yang signifikan antar periode musim, maka diperlukan analisis untuk mengetahui seberapa besar dampak keragaman curah hujan terhadap produksi padi sawah agar dapat disusun alternatif strategi teknologi budidaya yang dapat mengurangi bahkan mengatasi risiko tersebut. Penentuan waktu tanam yang tepat, aplikasi pemupukan, sistem pengairan serta pemilihan varietas yang tepat merupakan pilihan yang dapat dilakukan dalam mengatasi risiko iklim. Dengan pendekatan model simulasi tanaman hal tersebut dapat diketahui, sehingga alternatif strategi budidaya dapat dilakukan.

A. Pola Umum Curah Hujan di Indonesia

Menurut Pamungkas (2006), pola umum curah hujan di Indonesia antara lain dipengaruhi oleh letak geografis. Secara rinci pola umum hujan di Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut:

  1. Pantai sebelah barat setiap pulau memperoleh jumlah hujan selalu lebih banyak daripada pantai sebelah timur.
  2. Curah hujan di Indonesia bagian barat lebih besar daripada Indonesia bagian timur. Sebagai contoh, deretan pulau-pulau Jawa, Bali, NTB, dan NTT yang dihubungkan oleh selat-selat sempit, jumlah curah hujan yang terbanyak adalah Jawa Barat.
  3. Curah hujan juga bertambah sesuai dengan ketinggian tempat. Curah hujan terbanyak umumnya berada pada ketinggian antara 600 – 900 m di atas permukaan laut.
  4. Di daerah pedalaman, di semua pulau musim hujan jatuh pada musim pancaroba. Demikian juga halnya di daerah-daerah rawa yang besar.
  5. Bulan maksimum hujan sesuai dengan letak DKAT.
  6. Saat mulai turunnya hujan bergeser dari barat ke timur seperti:
  • Pantai barat pulau Sumatera sampai ke Bengkulu mendapat hujan  terbanyak pada bulan November.
  • Lampung-Bangka yang letaknya ke timur mendapat hujan terbanyak pada bulan Desember.
  • Jawa bagian utara, Bali, NTB, dan NTT pada bulan Januari – Februari.
  1. Di Sulawesi Selatan bagian timur, Sulawesi Tenggara, Maluku Tengah, musim hujannya berbeda, yaitu bulan Mei-Juni. Pada saat itu, daerah lain sedang mengalami musim kering. Batas daerah hujan Indonesia barat dan timur terletak pada kira-kira 1200 Bujur Timur.Menurut Aser Rouw (2008) terdapat 3 sentra pengembangan padi sawah di Merauke, yaitu distrik Merauke, Semangga-Tanah Miring dan Kurik. Curah hujan pada wilayah ini menunjukkan pola monsun, yaitu suatu pola curah hujan dimana terdapat periode kering dan periode hujan. Periode hujan terjadi sekitar Okrober-Maret, sementara April-November dijumpai periode kering. Kondisi ini dikendalikan oleh perubahan medan angin monsun Asia-Australia.

B. Curah Hujan di Berbagai Provinsi di Indonesia

Menurut Pamungkas (2006) rata-rata curah hujan di Indonesia untuk setiap tahunnya tidak sama. Namun masih tergolong cukup banyak, yaitu rata-rata 2000 – 3000 mm/tahun. Begitu pula antara tempat yang satu dengan tempat yang lain rata-rata curah hujannya tidak sama.

Ada beberapa daerah yang mendapat curah hujan sangat rendah dan ada pula daerah yang mendapat curah hujan tinggi:

  1. Daerah yang mendapat curah hujan rata-rata per tahun kurang dari 1000 mm, meliputi 0,6% dari luas wilayah Indonesia, di antaranya Nusa Tenggara, dan 2 daerah di Sulawesi (lembah Palu dan Luwuk).
  2. Daerah yang mendapat curah hujan antara 1000 – 2000 mm per tahun di antaranya sebagian Nusa Tenggara, daerah sempit di Merauke, Kepulauan Aru, dan Tanibar.
  3. Daerah yang mendapat curah hujan antara 2000 – 3000 mm per tahun, meliputi Sumatera Timur, Kalimantan Selatan, dan Timur sebagian besar Jawa Barat dan Jawa Tengah, sebagian Irian Jaya, Kepulauan Maluku dan sebagaian besar Sulawesi.
  4. Daerah yang mendapat curah hujan tertinggi lebih dari 3000 mm per tahun meliputi dataran tinggi di Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, dataran tinggi Irian bagian tengah, dan beberapa daerah di Jawa, Bali, Lombok, dan Sumba.

Menurut Aser Rouw (2004), Papua memiliki 3 pola curah hujan, yaitu pola lokal, monsun, dan pola ekuatorial. Pola lokal ditandai oleh suatu puncak hujan yang terjadi sekitar bulan Desember, tanpa diselingi periode kering. Sedangkan pola ekuatorial dijumpai 2 puncak hujan yang biasanya terjadi pada periode Oktober-Desember dan Januari Maret. Sementara pola munson hanya memilki satu puncak hujan pada periode Oktober-Maret. Pola ini dijumpai perbedaan yang jelas antara periode kering dan periode hujan. Periode kering terjadi sekitar April-November. Keragaman curah hujan pada masing-masing pola hujan di perlihatkan pada gambar berikut ini.

Referensi : Aziz (2013), Pengaruh Curah Hujan Terhadap Produksi Tanaman Padi