Mengendalikan “Silent Killer”: Cara Mencegah Hipertensi untuk Hidup Sehat

Mengendalikan “Silent Killer”: Cara Mencegah Hipertensi untuk Hidup Sehat

Cara mencegah hipertensi – Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, sering disebut sebagai “pembunuh diam” karena bisa tidak menunjukkan gejala yang jelas. Namun, efek jangka panjangnya dapat merusak organ vital. Bagaimana kita dapat menjaga tekanan darah tetap dalam batas normal?

Hipertensi muncul karena beberapa faktor penyebabbnya, antara lain:

  • Faktor genetik
  • Faktor gaya hidup, seperti:
  • Obesitas
  • Kurang aktivitas fisik
  • Diet tinggi garam
  • Merokok
  • Konsumsi alkohol

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi ketika tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan/atau diastolik ≥ 90 mmHg. Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit jantung, stroke, dan penyakit ginjal kronis. Dalam artikel ini, kita akan membahas cara-cara praktis untuk mencegah hipertensi dan memastikan hidup sehat.

Baca Juga : Kisah Hipertensi Saat Hamil Sembuh Karena Konsumsi VCO

Cara Mencegah Hipertensi Sejak Dini

Dengan langkah-langkah sederhana ini, setiap orang dapat meraih kontrol atas kesehatan jantung mereka dan mencegah risiko hipertensi. Ingatlah, upaya kecil sehari-hari dapat membuat perbedaan besar dalam perjalanan menuju hidup sehat.

Konsumsi Makanan Rendah Lemak dan Kaya Serat

Makanan tidak hanya dapat meningkatkan kesehatan Anda secara umum, tetapi juga dapat membantu Anda menghindari masalah medis tertentu, seperti hipertensi. Makanan rendah lemak dan tinggi serat disarankan sebagai sarana untuk menurunkan hipertensi, seperti sereal, roti gandum, pasta, susu dan yoghurt rendah lemak, ayam tanpa kulit, buah, dan sayur-sayuran. Selain makanan yang disebutkan di atas, hindari makanan yang banyak mengandung minyak, seperti gorengan.

Kurangi Asupan Garam

Garam adalah mineral penting yang diperlukan tubuh untuk berfungsi dengan baik. Sebaliknya garam justru dapat meningkatkan risiko hipertensi jika dikonsumsi berlebihan. Untuk menghindari hipertensi, sebaiknya batasi konsumsi garam tidak lebih dari 2 gram (atau sekitar 1 sendok teh) setiap hari. Selain itu, batasi asupan makanan asin seperti makanan cepat saji, makanan kaleng, makanan olahan, makanan asin, dan makanan berpengawet.

Lakukan Olahraga Secara Rutin

Ketidakaktifan dapat menyebabkan penambahan berat badan, yang meningkatkan risiko hipertensi. Hal ini disebabkan semakin banyak berat badan seseorang maka semakin banyak darah yang dibutuhkan untuk memberikan oksigen dan nutrisi ke jaringan tubuh. Peningkatan volume darah ini menyebabkan peningkatan tekanan darah. Oleh karena itu, olah ragalah secara rutin. Anda dapat berpartisipasi dalam olahraga pilihan Anda, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang.

Kelola Stres dengan Bijak | Cara Mencegah Hipertensi

Stres dapat memainkan peran besar dalam meningkatkan resiko tekanan tinggi di tubuh kita. Mengelola stres dengan bijak dapat menjadi langkah penting dalam pencegahan hipertensi. Berbagai teknik relaksasi, seperti meditasi, yoga, atau terapi pernapasan, dapat membantu menurunkan tingkat stres. Selain itu, menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan waktu istirahat, serta memprioritaskan kegiatan yang menyenangkan dan melepaskan ketegangan, dapat membantu menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan mental dan fisik.

baca Juga : Bahaya Hipotensi: Dampak Rendahnya Tekanan Darah pada Kesehatan

Kesimpulan

Hipertensi adalah kondisi medis penting yang dapat ditangani dengan tindakan pencegahan yang tepat. Mengontrol pola makan, membatasi asupan garam, dan melakukan aktivitas fisik secara teratur dapat membantu Anda menjaga tekanan darah normal. Penting juga untuk menyadari bahwa mengendalikan hipertensi memerlukan manajemen stres yang tepat dan menekankan keseimbangan hidup. Selain itu, hindari merokok dan konsumsi alkohol dalam jumlah besar. Anda dapat menurunkan risiko hipertensi dan penyakit jantung lainnya dengan menjalani gaya hidup sehat.

Jangan lewatkan artikel menarik lainnya tentang Mengenal Pengukuran Gula Darah Sewaktu: Jendela Melihat Keseimbangan Gula Tubuh Anda

VCO Mencegah Hipertensi

VCO Mencegah Hipertensi

Keracunan kehamilan, gejala-gejala darah tinggi seperti pembengkakan, pegal-pegal, otot kaku dan tegang pada kehamilan dikenal dengan istilah keracunan kehamilan atau dalam bahasa kedokteran disebut preeklampsia. “Itu ditandai meningkatnya tekanan darah diastolik di atas 90 mmHg,” ujar dr Maisuri T Chalid, SpOG.

Menurut Maisuri, hipertensi pada ibu hamil dapat menyebabkan kerusakan organ vital seperti ginjal, hati, bahkan otak. “Kalau kasusnya berat bisa terjadi sindroma HELLP. Artinya, sel darah merah pecah dan kadar trombosit menurun. Nah, hal itu dapat mengakibatkan pendarahan pada saat melahirkan,” tuturnya. Bila trombosit menurun, otomatis pembekuan darah tidak terjadi. Kejang-kejang atau koma (eklampsia) saat melahirkan pun bisa dialami oleh sang ibu.

Baca juga: Kisah Hipertensi Saat Hamil Sembuh Karena Konsumsi VCO

Janin pun tak luput dari bahaya. Aliran darah pada plasenta berkurang alias iskemia plasenta. “Aliran oksigen dan nutrisi pasti terganggu,” kata ahli kandungan itu. Menurut staf dosen Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Makassar itu, pertumbuhan bayi otomatis terhambat. Tandanya, bayi lahir dengan bobot rendah bahkan kurangnya pasokan nutrisi dan oksigen dapat mengakibatkan janin mati sebelum dilahirkan.

Mengatasi Darah Tinggi Dengan VCO

Pada kondisi normal, hipertensi yang umum menyerang pasien adalah hipertensi primer yang disebabkan faktor keturunan dan lingkungan seperti stres, konsumsi garam yang berlebihan, obesitas, minum alkohol, dan pola hidup tidak sehat. “Frekuensi terjadinya mencapai 90 – 95%,” ujar Prof Dr dr Syakib Bakri, Sp PD-KGH, kepala sub-bagian ginjal-hipertensi bagian Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Penyakit Dalam, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Penyebab hipertensi memang berbeda-beda. Salah satunya asupan garam yang berlebihan. Garam mengandung unsur natrium (Na) yang mudah mengendap di dinding pembuluh darah. Jika kadar garam yang mengendap banyak, pembuluh darah pun mudah terangsang untuk konstriksi alias menyempit. Penyempitan pembuluh darah itu menyebabkan kecepatan aliran darah meninggi.

Itulah sebabnya penggunaan minyak VCO untuk mengatasi hipertensi tidak berdampak negatif. Malah memberi pengaruh yang baik bagi kesehatan. Pasalnya, ia termasuk lemak jenuh rantai sedang (C8 – C12) yang mudah hancur. Sehingga asam laurat, asam kaprilik, dan asam kaprik tidak menyisakan endapan setelah diolah di dalam hati. “Ia hanya menghasilkan energi dan tidak meninggalkan endapan,” ujar Joko, alumnus Departemen Pertanian, University of Tsukuba, Jepang,

Penelitian Prof Jon J Kabara, Ph D, pakar minyak kelapa asal Amerika Serikat menguatkan pendapat tersebut. Asam lemak jenuh rantai sedang yang banyak terkandung dalam minyak VCO mudah dicerna dan diserap jika dibandingkan dengan asam lemak jenuh rantai panjang. Lantaran mudah dan cepat terbakar, asam lemak jenuh rantai sedang itu menghasilkan energi tanpa menghasilkan ester dengan kolesterol. “Asam lemak jenuh rantai sedang digunakan tubuh untuk menghasilkan energi. Ia jarang masuk sebagai lemak tubuh atau mengendap dalam pembuluh darah. Hal itu tidak meningkatkan kadar kolesterol dalam darah,” ujar profesor meritus, Michigan State University, Amerika Serikat, itu.

Arteriosklerosi

Arteriosklerosis (pengapuran pembuluh darah, red) juga mengakibatkan tekanan darah naik. Pengapuran terjadi karena kolesterol dan kandungan lemak jenuh yang berlebihan di dalam pembuluh darah. “Daging kan banyak mengandung lemak jenuh. Itu bisa mengakibatkan pengapuran pembuluh darah,” tutur Prof Dr dr Endang Susalit, Sp PD-KGH, guru besar Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia. Selain lemak, konsumsi gula berlebihan, dan merokok juga bisa menyebabkan endapan pada pembuluh darah.

Ketika bakteri Chlamydia pneumoniae – salah satu penyebab arteriosklerosis – memasuki aliran darah, ia menyerang dinding pembuluh darah. Selain bakteri, zat radikal bebas dan lemak trans juga mampu merusak lapisan pelindung sel. Akibatnya, sel akan hancur dan mati. Dinding bagian dalam pembuluh darah pun mengalami infeksi kronis (luka). “Virus, bakteri, zat radikal bebas, dan asam lemak trans penyebab terjadinya luka,” kata Joko.

Menurut Walter Willet MD, profesor epidemiologi dan nutrisi, Harvard School Public Health, Amerika Serikat, asam lemak trans dihasilkan dari minyak tak jenuh yang mengalami hidrogenasi atau pemanasan suhu tinggi, 2000C. “Semakin banyak asam lemak trans yang dimakan, semakin besar kerusakan jaringan dan organ. Ia dua atau tiga kali lebih jahat dibanding lemak jenuh,” katanya. Menurut Walter lemak yang paling berbahaya itu banyak ditemukan pada bahan pengawet, bumbu penyedap, dan margarin, 35 – 48%. Ia mampu menyebabkan arteriosklerosis.

Antimikroba
Dalam proses penyerangan, semua zat jahat itu menghasilkan luka pada dinding dalam pembuluh darah. Untuk menyembuhkan luka, trombosit, kalsium, protein darah, dan protein lain bersatu untuk menutup luka alias plak. Sayangnya, selama bakteri terus menginfeksi dinding, plak terus berkembang dan menumpuk. “Jadi walaupun sel darah putih berusaha menutup luka, plak terus menumpuk karena bakteri masih hidup,” ujar Joko. Menurut peneliti mikrobiologi LIPI itu timbunan mengakibatkan kolesterol bersama asam lemak trans yang berukuran besar tidak bisa mengalir di dalam pembuluh darah. Maka penyumbatan pembuluh darah pun terjadi.

Untungnya, asam lemak trigliserida yang banyak terdapat dalam VCO merupakan asam lemak jenuh rantai sedang. Saat dimakan, trigliserida mudah pecah menjadi monogliserida, digliserida, dan asam lemak bebas. Monogliserida dan asam lemak bebas inilah yang menjadi antimikroba. Monogliserida yang terdiri dari monolaurat bersama asam laurat ampuh membunuh berbagai macam bakteri termasuk Chlamydia pneumoniae. Hasil penelitian Kabara menunjukkan asam lemak jenuh rantai sedang memiliki aktivasi yang signifikan terhadap bakteri gram-positif, tetapi tidak bakteri gram-negatif.

Ia juga bertindak sebagai antivirus. Ia mampu mematikan virus yang terlindung oleh lapisan lemak. Itu lantaran asam lemak jenuh rantai sedang pada VCO mampu menghancurkan membran lemak virus. Karena membran asam lemak jenuh lebih kecil, aktif bergerak, dan mampu menekan membran virus, ia mudah menempel dan diserap oleh zat jahat. Di dalam virus, membran asam lemak akan terbuka dan menumpahkan seluruh isi. Hasilnya, seluruh bagian virus dihancurkan dengan mudah. “Di VCO bahan paling bagus adalah asam laurat. Ia mempunyai aktivasi antivirus paling besar dibanding asam kaprilik dan miristik.