Kelangkaan Beras di Indonesia: Penyebab, Dampak, dan Solusi

Kelangkaan Beras di Indonesia: Penyebab, Dampak, dan Solusi

Kelangkaan beras di Indonesia – Sebagian besar masyarakat Indonesia mengkonsumsi beras sebagai makanan pokoknya. Namun, beberapa waktu terakhir, harga beras di pasaran mengalami kenaikan yang signifikan dan menyulitkan masyarakat. Apa penyebab kelangkaan beras di Indonesia? Bagaimana dampaknya bagi perekonomian dan ketahanan pangan? Dan apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini?

Penyebab Kelangkaan Beras di Indonesia

Salah satu penyebab utama kelangkaan beras di Indonesia adalah terganggunya distribusi dari beberapa sentra produksi ke pasaran. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

  1. Bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, dan kekeringan, yang merusak lahan pertanian dan infrastruktur jalan. Contohnya, pada awal tahun 2024, banjir melanda sejumlah daerah di
  2. Jawa Tengah, seperti Demak dan Grobogan, yang merupakan penghasil beras utama di Indonesia.
  3. Kurangnya stok beras di gudang Perum Bulog, yang merupakan lembaga pemerintah yang bertugas mengelola cadangan beras nasional. Menurut data Bulog, stok beras di gudang Bulog per akhir Januari 2024 hanya sekitar 1,2 juta ton, padahal idealnya seharusnya 2 juta ton.
  4. Lambatnya panen beras di dalam negeri, yang disebabkan oleh penanaman yang tidak tepat waktu, perubahan iklim, dan serangan hama. Akibatnya, suplai beras dari petani ke pasar menurun drastis. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional pada 2023 hanya sekitar 54,8 juta ton, turun 2,6 persen dari tahun sebelumnya.

Baca Juga : Memasak Beras Merah untuk Penderita Diabetes: Seni Memastikan Nutrisi dan Kesehatan

Dampak Kelangkaan Beras

Kelangkaan beras di Indonesia berdampak negatif bagi perekonomian dan ketahanan pangan di Indonesia, antara lain:

  • Meningkatnya harga beras di pasaran, yang mencapai Rp 13.000-Rp 15.000 per kilogram, jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 9.450 per kilogram. Hal ini menyebabkan daya beli masyarakat menurun, terutama bagi golongan miskin dan rentan miskin, yang menghabiskan sekitar 30 persen pengeluarannya untuk membeli beras.
  • Menurunnya kesejahteraan petani, yang tidak mendapatkan harga yang sesuai dengan biaya produksi dan kualitas beras yang dihasilkan. Selain itu, petani juga mengalami kerugian akibat gagal panen atau hasil panen yang rendah. Menurut data BPS, tingkat kemiskinan petani pada Maret 2023 mencapai 13,68 persen, lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 9,78 persen.
  • Mengancam ketahanan pangan nasional, yang ditandai dengan rendahnya ketersediaan, aksesibilitas, dan utilitas beras bagi masyarakat. Hal ini dapat berpotensi menimbulkan masalah sosial, politik, dan keamanan, jika tidak segera ditangani. Menurut data Food and Agriculture Organization (FAO), Indonesia berada di peringkat 69 dari 113 negara dalam Indeks Ketahanan Pangan Global 2023, dengan skor 58,9 dari 100.

Cara Mengatasi Kelangkaan Beras

Untuk mengatasi kelangkaan beras di Indonesia, diperlukan langkah-langkah strategis dan terpadu dari berbagai pihak, antara lain:

  1. Meningkatkan impor beras dari negara-negara produsen beras, seperti Vietnam, Thailand, dan India, untuk menambah stok beras nasional dan menstabilkan harga beras di pasaran.
  2. Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan impor beras sebanyak 1 juta ton pada awal tahun 2024, yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan beras hingga Maret 2024.
  3. Mengoptimalkan distribusi beras dari Perum Bulog ke pasar-pasar, terutama di daerah-daerah yang mengalami kelangkaan beras. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan alokasi beras
  4. Bulog dari 100.000-200.000 ton per bulan menjadi 250.000 ton per bulan, serta memperbaiki sarana dan prasarana transportasi dan logistik.
  5. Mendorong peningkatan produksi beras di dalam negeri, dengan cara memberikan bantuan dan insentif kepada petani, seperti bibit unggul, pupuk, alat pertanian, asuransi, dan kredit. Selain itu, juga melakukan perluasan lahan pertanian, rehabilitasi irigasi, pengendalian hama, dan peningkatan teknologi pertanian.

Baca Juga : Memahami Peran Beras Glikemik Rendah dalam Diet Sehat

Kesimpulan

Kelangkaan beras di Indonesia merupakan masalah yang serius dan memerlukan penanganan yang cepat dan tepat. Penyebab kelangkaan beras adalah terganggunya distribusi, kurangnya stok beras, dan lambatnya panen beras. Dampak kelangkaan beras adalah meningkatnya harga beras, menurunnya kesejahteraan petani, dan mengancam ketahanan pangan nasional. Solusi kelangkaan beras adalah meningkatkan impor beras, mengoptimalkan distribusi beras, dan mendorong peningkatan produksi beras.

Di tengah kondisi kelangkaan beras yang melanda Indonesia, Eka Farm berkomitmen untuk tetap menyediakan beras organik berkualitas bagi masyarakat. Beras organik Eka Farm memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, seperti rendah indeks glikemik, tinggi serat, dan kaya antioksidan. Beras organik Eka Farm juga memiliki rasa yang pulen dan enak, serta tidak mengandung bahan kimia berbahaya.

Eka Farm memiliki jaringan distribusi yang luas dan efisien, sehingga beras organik Eka Farm dapat dengan mudah didapatkan di outlet-outlet terdekat atau melalui platform online seperti Tokopedia. Eka Farm juga memberikan harga yang bersaing dan terjangkau, serta memberikan promo dan diskon menarik bagi pelanggan setia. Dengan membeli beras organik Eka Farm, Anda tidak hanya mendapatkan beras yang sehat dan lezat, tetapi juga mendukung petani organik lokal yang berjuang untuk menjaga ketahanan pangan nasional.

Semoga artikel ini bermanfaat dan informatif bagi Anda. Jika Anda memiliki pertanyaan, saran, atau kritik, silakan tulis di kolom komentar di bawah ini. Terima kasih telah membaca artikel ini. Sampai jumpa di artikel selanjutnya.

MENGAPA BERAT BADAN SUSAH TURUN SEMAKIN BERTAMBAHNYA UMUR?

MENGAPA BERAT BADAN SUSAH TURUN SEMAKIN BERTAMBAHNYA UMUR?

Moms, apakah Anda pernah bertanya- tanya, “Kenapa ya, berat badan susah turun semakin bertambahnya umur?” Kenaikan berat badan saat Anda sudah berumur lebih dari 30 atau 40 tahun adalah sebuah hal yang wajar secara biologis. Agency for Healthcare Research and Quality (AHRC) menyebutkan dalam bukunya, Strategies to Prevent Weight Gain Among Adults bahwa orang dewasa memiliki kecenderungan untuk lebih mudah naik berat badan rata- rata 0,5- 1 kg per tahun.

Problema yang lebih kompleks muncul jika berat badan terus naik dan tidak dapat direm. Jika kenaikan badan tersebut selalu terjadi setiap tahun, maka bukan tidak mungkin obesitas mendera. Obesitas adalah faktor risiko berbagai macam penyakit seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, artritis, beberapa jenis kanker, dan kambuhnya kanker.

Alasan berat badan susah turun semakin bertambahnya umur

Ada banyak hal yang dapat membuat orang susah turun berat badan seiring bertambahnya umur. Beberapa faktor penyebab berat badan susah turun semakin bertambahnya umur yaitu sebagai berikut.

1. Sarkopenia

Semakin umur kita bertambah, kemampuan metabolisme semakin menurun, termasuk kekuatan otot. Jika otot tidak dirawat dan diberi gizi yang cukup, maka sarkopenia berpotensi untuk menjadi salah satu penyebab berat badan sulit turun.

Apa itu sarkopenia?

Mengutip dari WebMD, mulai dari manusia lahir hingga mencapai umur sekitar 30 tahun, kekuatan dan massa otot memliki potensi besar untuk bertambah. Akan tetapi, setelah Moms memasuki umur 30 tahun, kondisi fisik dan metabolisme tubuh memang akan menurun. Hal ini juga berefek pada kehilangan massa otot. Kehilangan massa otot yang disebabkan oleh usia tua inilah yang disebut dengan istilah sarkopenia.

Lalu, apa hubungannya antara sarkopenia dan susah turun berat badan?

Jadi begini, Moms. Kehilangan massa dan kekuatan otot juga akan berpengaruh terhadap kemampuan tubuh untuk mencerna makanan, termasuk lemak. Bagaimana cara mencegah sarkopenia? Bergeraklah dan gunakan otot Anda. Olahraga latihan beban setidaknya 2- 3 kali dalam seminggu.

2. Gaya hidup yang sedenter

Pemakaian energi harian berkurang semakin bertambahnya usia. Hal ini akan memicu gaya hidup sedenter alias gaya hidup yang cenderung pasif. Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam The Journals of Gerontology oleh W.J. Evans, orang- orang yang memiliki gaya hidup sedenter (misal, pekerjaannya desk job atau memang gaya hidupnya tidak membutuhkan banyak pergerakan tubuh), penentu utama pemakaian energi yaitu massa bebas lemak. Massa tubuh yang bebas lemak ini akan menurun sekitar 15% sejak umur 30- 80 tahun. Akibatnya, metabolisme pada orang lanjut usia pun tidak sebaik dan seoptimal saat mereka masih berumur 20- an.

Seorang physician spesialis obesitas, Craig Primack, MD., mengatakan bahwa potensi obesitas memang akan meningkat ketika seseorang berada pada umur 40- 59 tahun. Kemudian perlahan menurun saat usia seseorang 60 tahun.

3. Perubahan hormonal seiring pertambahan usia

Saat Anda memasuki masa menopause (sekitar usia 45- 55 tahun), hormon estrogen akan menurun secara signifikan. Hormon estrogen yang menurun drastis ini akan memicu penumpukan lemak di sekitar perut. Mengutip dari Everyday Health, Dr. Griebeler mengungkapkan bahwa perubahan penyimpanan lemak dalam tubuh akan berakibat pada kenaikan berat badan yang semakin terasa dan terlihat. Kenaikan berat badan yang semakin terlihat ini dapat meningkatkan risiko hipertensi, penyakit jantung, kolesterol tinggi, dan diabetes tipe- 2.

Sama dengan perempuan yang mengalami penurunan drastis hormon estrogen saat memasuki masa menopause, pria juga mengalami penurunan drastis testosteron semakin bertambahnya usia. Penelitian yang dilakukan oleh Harvard Health menyebutkan bahwa hormon testosteron pada pria akan menurun perlahan sekitar 1-2% setiap tahunnya sejak mereka berusia sekitar 40 tahun.

Selain kedua hormon tersebut, hormon pertumbuhan atau growth hormone juga semakin menurun seiring bertambahnya usia. Salah satu fungsi hormon ini yaitu menjaga massa otot. Saat hormon ini menurun, otomatis tubuh Anda pun membutuhkan kerja lebih keras untuk menjaga massa otot.

Saat Anda tidak aktif bergerak, terus- terusan mager, maka potensi kehilangan massa otot saat memasuki usia 30 tahun yaitu 3-5% setip dekadenya. Akan tetapi, saat bergerak aktif pun Anda tetap akan mengalami kehilangan massa otot hingga kadar tertentu.

4. Persen lemak dalam tubuh bertambah

Saat Anda sering gonta- ganti pola diet atau mengabaikan pola dan jenis makanan sehari- hari, maka potensi lemak untuk susah hilang pun besar. Alih- alih lemak yang hilang, justru massa otot yang berkurang. Mengurangi lemak jelas jauh lebih sulit daripada mengurangi massa otot atau air dalam kurun waktu semalam. Akibatnya, berat badan rawan naik jika tidak segera memutuskan untuk membuat perubahan gaya hidup atau berkonsultasi dengan dokter.

Jangan kehilangan harapan untuk punya berat ideal saat usia lanjut

Pernah melihat lansia, tetapi masih bisa yoga, masih lentur, badannya masih ideal, masih berenergi? Tidak semua lansia akan mengalami kenaikan berat badan seiring bertambahnya usia. Pilihan diet alias jenis dan pola makan dan aktivitas fisik menjadi 2 faktor yang memainkan peran utama dalam menjaga massa dan kekuatan otot serta metabolisme tubuh. Selain itu, Ahli gizi, Bonnie Taub- Dix dari American Dietetic Association mengungkapkan bahwa mengurangi kalori harian sebesar 100 kalori dapat membantu mengontrol berat badan.

Beras Diet Organik dari Eka Farm juga dapat menjadi pilihan diet sehat dan berkelanjutan. Beras Diet Organik terbuat dari beras putih premium dan beras merah organik sehingga rasa nasinya enak dan tidak begitu berbeda dengan nasi yang sehari- hari dikonsumsi.

Kelebihannya? Kelebihannya yaitu Beras Diet Organik bebas dari bahan kimia seperti pestisida dan pupuk kimia serta lebih padat gizi. Jadi, Beras Diet Organik bisa menjadi salah satu investasi kesehatan Anda di masa tua. Yuk, cek katalog Eka Farm dan pesan sekarang, Moms.

 

 

 

KESEHATAN ADALAH ASET TERBAIKMU, SETUJU?

KESEHATAN ADALAH ASET TERBAIKMU, SETUJU?

Jika ditanya tentang aset terbaik apakah yang Anda miliki dan jaga, jawaban apa yang akan Anda berikan? Apakah terlintas aset yang bersifat material atau benda fisik? Ataukah sesuatu yang lebih bersifat abstrak atau non- benda seperti kesehatan?

Di tengah musim pandemi Covid-19 yang terus mengalami peningkatan kasus positif di Indonesia, masyarakat semakin sadar akan pentingnya kesehatan. Masyarakat dunia seolah diingatkan akan pentingnya menjaga kesehatan dan membangun sistem imunitas yang kuat. Kita diingatkan bahwa aset terbaik adalah kesehatan. Tanpa kesehatan, Anda tidak akan mampu melakukan aktivitas dengan energi maksimal. Anda pun tidak akan mampu memberikan kontribusi terbaik, baik untuk keluarga, pekerjaan, dan sosial masyarakat. Mungkin Anda sudah menyusun plan secara detail tentang tujuan ataupun goals yang ingin dicapai dalam rentang waktu sekian bulan atau tahun. Mungkin Anda sedang meniti karir dan sedang ambisius untuk mencapai puncak karir. Namun, jika tiba- tiba Yang Maha Kuasa berkehendak lain dan Anda sedang diuji dengan penyakit, apakah kemudian Anda tetap akan bersikeras fokus pada hal- hal materialistik di saat itu juga? Atau Anda kemudian mengevaluasi diri, menurunkan ego dan dengan kerendahan hati bersedia untuk mengesampingkan ambisi demi fokus memulihkan kesehatan?

Yuk, sejenak bahas tentang aset terbaik kita, yaitu kesehatan.

Kesehatan mental berkaitan erat dengan kesehatan fisik

Siapa bilang kalau tidak ada hubungan antara kondisi kesehatan mental atau jiwa dengan raga? Jiwa dan raga kita berkaitan erat dan keduanya membutuhkan keseimbangan. Coba ingat apa yang terjadi saat Anda stress, bahkan hingga mengalami depresi? Apakah fungsi tubuh Anda juga akan tetap berjalan dengan baik? Coba perhatikan juga energi tubuh Anda saat mengalami masa- masa down ataupun saat emosi bergejolak, marah misalnya.

WHO mendefinisikan kesehatan sebagai kondisi dimana tubuh berada dalam keadaan fisik, mental, dan sosial yang seimbang. Tidak akan ada kesehatan fisik tanpa kesehatan mental.

Investasi kesehatan dengan memilih makanan sehat

Hippocrates, pelopor ilmu kedokteran modern memberikan suatu perspektif tentang makanan dan kesehatan. “Jadikan makanan sebagai obatmu, dan obatmu adalah makanan.”

Salah satu usaha untuk memaksimalkan usaha memberi asupan gizi seimbang, sehat, dan aman bagi tubuh yaitu memilih bahan makanan organic. Mengapa bahan makanan organik layak untuk dipertimbangkan demi kesehatan tubuh?

Jawaban utamanya yaitu, bebas pestisida, insektisida, pupuk kimia, dan berbagai macam tambahan zat kimia lain yang bersifat toksik bagi tubuh. Semakin Anda mengkonsumsi banyak makanan toksik, maka hati pun akan bekerja lebih keras untuk mendetoksifikasi zat toksik tersebut. Selain itu, zat toksik tersebut pun memerlukan proses yang lebih lama untuk dinetralisir ataupun dikeluarkan dari tubuh. Bayangkan saja jika Anda terus memasok zat toksik dalam tubuh tanpa memberikan waktu bagi hati, sebagai organ paling penting untuk mendetoksifikasi zat toksik, untuk berfungsi dan bekerja secara optimal.

Menjaga tubuh dari efek buruk radikal bebas

Salah satu zat toksik lain yang memiliki potensi tinggi untuk merusak sistem imunitas tubuh dan kesehatan sel yaitu radikal bebas. Radikal bebas adalah sel yang sudah rusak karena kehilangan 1 elektron. Untuk menyeimbangkan elektronnya, radikal bebas akan mengambil elektron dari sel normal dan sehat dalam tubuh kita. Ketika tubuh kita tidak memiliki sistem imunitas yang kuat, termasuk kadar senyawa antioksidan yang cukup, maka radikal bebas dapat mengancam sistem imunitas tubuh. Meskipun tubuh kita sudah memiliki sistem pertahanan antioksidan internal, tetapi kapasitasnya tidak akan cukup untuk memerangi semua efek buruk radikal bebas. Oleh karenanya, dibutuhkan asupan makanan kaya antioksidan.

Peran plant-based foods dalam menjaga kesehatan tubuh dari penyakit kronis

Antioksidan, bersamaan dengan kandungan fitonutrien lain dalam plant-based foods akan bekerjasama untuk mencegah kerusakan sel. Karen Collins, MS, RDN, CDN, FAND, seorang penasihat nutrisi, pembicara, penulis, sekaligus konsultan spesialis nutrisi dari American Institute for Cancer Research (AICR) mengungkapkan bahwa fitonutien dalam tumbuhan berpotensi untuk merangsang enzim yang bekerja untuk menon-aktifkan zat karsinogen serta akan mempengaruhi ekspresi gen dan memberikan sinyal pertumbuhan sel. Polifenol, senyawa fitonutrien juga akan menjadi sumber makanan bagi bakteri dalam mikrobioma di usus. Oleh karenanya, polifenol pun berperan penting dalam melindungi sel tubuh dari penyakit kronis seperti kanker.

Yuk, Moms, mulai apresiasi kerja organ- organ tubuh, lindungi sistem imunitas tubuh, dan juga perhatikan hak tubuh kita untuk mendapatkan nutrisi terbaik. Kesehatan adalah aset terbaik Anda dan keluarga, setuju?

BENARKAH CUACA DINGIN MENYEBABKAN DEMAM?

BENARKAH CUACA DINGIN MENYEBABKAN DEMAM?

Sistem kekebalan tubuh manusia cenderung mengalami penurunan dalam cuaca dingin. Akibatnya, mikroba seperti bakteri dan virus pun lebih mudah menghancurkan pertahanan imunitas tubuh sehingga Anda jadi mudah sakit. Namun, apakah benar cuaca dingin menyebabkan demam? Apakah cuaca dingin dan musim penghujan selalu berasosiasi dengan demam?

Penyebab demam

Demam adalah gejala yang menyertai banyak penyakit, mulai dari penyakit ringan hingga kronis. Demam ditandai oleh peningkatan suhu tubuh di atas suhu rata- rata orang sehat. Suhu tubuh rata- rata orang sehat yaitu sekitar  36-37 °C. Suhu tubuh orang yang mengalami demam biasanya akan meningkat hingga melampaui angka 38 °C.

Mengutip dari halodoc, demam sebenarnya merupakan salah satu cara sistem kekebalan tubuh manusia untuk melawan infeksi tubuh.

Suhu dingin dan penyakit

Anda akan berpotensi untuk mengalami demam ketika sistem kekebalan tubuh melemah. Selain itu, kontak dengan orang sakit, mengkonsumsi makanan yang tidak sehat dan bergizi juga menjadi faktor risiko demam. Biasanya, anak- anak pun lebih rentan untuk terserang penyakit demam.

Shannon Fecher, ARNP dari UnityPoint Health mengungkapkan bahwa Anda tidak akan sakit hanya karena kondisi dingin secara umum, baik di luar ataupun di dalam ruangkan. Akan tetapi, kondisi dingin yang ekstrim dapat memicu hipotermia. Hipotermia akan melemahkan sistem imunitas dan meningkatkan risiko sakit seperti demam atau flu.

Bagaimana persebaran virus saat kondisi dingin?

Saat kondisi dingin, virus lebih mudah menyebar, apalagi jika kita hanya terkungkung di dalam ruangan dan tidak melakukan aktivitas fisik. Virus influenza misalnya, lebih mudah bertahan dan menyebar pada suhu rendah dan udara yang kering.

Efek suhu dingin terhadap sistem kekebalan tubuh

Mengutip dari Medical News Today, suhu dingin akan membuat sistem kekebalan tubuh membutuhkan usaha yang lebih besar untuk memerangi  infeksi. Mengapa demikian?

  1. Vitamin D dalam tubuh akan berkurang

Salah satu sumber utama vitamin D dalam tubuh yaitu dari metabolisme oleh tubuh dengan bantuan UVB dari sinar matahari. Pada saat musim hujan atau musim dingin di daerah non- tropis, kita akan lebih sulit untuk mendapatkan manfaat sinar matahari. Oleh karenanya, di beberapa negara dengan lokasi geografis dekat kutub, para ilmuwan dan ahli gizi menyarankan untuk mencukupi kebutuhan vitamin D dengan suplemen. Vitamin D berperan penting dalam menjaga kekebalan tubuh manusia.

  1. Lebih sering menghabiskan waktu dalam ruangan

Menghabiskan waktu dalam ruangan akan meningkatkan risiko kontak antarindividu. Salah satu penularan virus yaitu dengan kontak langsung antara individu yang sudah terpapar virus dengan individu sehat. Jika kekebalan tubuh seseorang tidak kuat, maka virus akan mudah menyebabkan infeksi dan inflamasi dalam tubuh.

  1. Respon imun pada suhu rendah menurun

Pada sebuah penelitian yang menggunakan tikus laboratorium megungkapkan hasil bahwa respon sel imun terhadap virus akan menurun pada suhu rendah.

  1. Penyempitan pembuluh darah

Penyempitan pembuluh darah dapat disebabkan oleh suhu rendah dan udara yang kering. Pada saat kondisi tersebut, saluran pernapasan bagian atas akan menyempit untuk mempertahankan panas tubuh. Salah satu komponen kekebalan tubuh, sel darah putih pun akan lebih sulit untuk mencapai membran mukus sehingga infeksi virus dan bakteri lebih mudah terjadi.

Beberapa tips untuk meningkatkan imunitas saat cuaca dingin

  1. Mencukupi asupan gizi seimbang

Tubuh manusia memerlukan energi untuk memastikan metabolisme sel dan jaringan berjalan secara optimal. Memastikan menu makan dengan gizi seimbang pada saat cuaca dingin dan musim pancaroba akan menjadi salah satu upaya signifikan untuk membangun sistem kekebalan tubuh yang kuat. Anda pun dapat mulai menyajikan makanan seperti serealia utuh untuk mendapatkan gizi utuh. Serealia utuh seperti beras merah, beras coklat, dan beras hitam mengandung karbohidrat kompleks, protein, vitamin B, vitamin E, mineral, dan senyawa antioksidan. Konsumsi serealia utuh akan meningkatkan kesehatan usus dan mikrobioma Anda. Kesehatan mikrobioma berkaitan erat dengan sistem imunitas tubuh karena kedua sistem tersebut hanya dipisahkan oleh satu lapis kumpulan sel. Beberapa sumber pun menyebutkan bahwa 70% sistem imunitas tubuh tergantung pada kesehatan mikrobioma kita.

  1. Hidrasi yang cukup

Pada saat cuaca dingin, mungkin Anda akan merasa malas untuk minum. Namun, perlu diingat bahwa hidrasi tubuh penting untuk memastikan metabolisme tubuh berjalan dengan baik.

  1. Istirahat cukup

Istirahat yang cukup merupakan salah satu kunci penting untuk memulihkan energi tubuh dan menjaga kekebalan tubuh kita. Dengan memastikan istirahat cukup, maka metabolisme tubuh kita pun akan berjalan lebih baik.

  1. Kelola stress

Stress berkaitan erat dengan penurunan sistem kekebalan tubuh. Saat Anda mengalami stres, maka tubuh akan melepaskan hormon- hormon tertentu yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh.

Selain beberapa langkah preventif di atas, Anda pun dapat menyisipkan VCO dalam menu makan harian. VCO memiliki karakteristik antibakteri, antivirus, dan anti-inflamasi yang dapat membantu menjaga kekebalan tubuh Anda. So, yuk persiapkan bentang pertahanan tubuh terbaik untuk menghadapi musim penghujan dan cuaca dingin, Moms.