Penggunaan Pestisida

Penggunaan Pestisida

Penggunaan Pestisida- Penggunaan pestisida yang tidak rasional telah terbukti ikut menimbulkan masalah terhadap ekosistem.

Pestisida adalah bahan-bahan kimia yang digunakan untuk membasmi serangga “insektisida”, tumbuh-tumbuhan “herbisida”, jamur dan lumut “fungisida”, tikus besar dan kecil “rodentisida”, kutu “akarisida”, bakteri “bakterisida”, burung “avisida”, cacing gelang “nematisida”, atau bahan lain yang digunakan untuk membunuh binatang yang tidak dikehendaki, yang sengaja ditambahkan ke lingkungan.

Penggunaan pestisida telah diakui memberi keuntungan bagi manusia, namun mengingat bahaya yang ditimbulkan perlu pertimbangan suatu penggunaan pestisida yang rasional.

Contoh masalah penggunaan pestisida, yaitu sampai tahun 1955 sekitar 100 juta manusia di seluruh dunia terinfeksi oleh malaria, penggunaan insektisida DDT dalam pengendalian nyamuk sebagai vektor penyakit ini, jauh bermanfaat dan mampu menekan angka kematian sampai 6 juta pada 1936 dan sekitar 2,5 juta pada tahun 1970.

Belakangan diketahui bahwa, DDT sangat persisten di alam, sehingga dikhawatirkan muncul jenis nyamuk dengan daya tahan alami yang lebih tinggi terhadap insektisida DDT.

Pestisida cukup beracun untuk mempengaruhi seluruh kelompok taksonomi biota, termasuk makhluk bukan sasaran, sampai batas tertentu bergantung pada faktor fisiologis dan ekologis;

Banyak pestisida tahan terhadap degradasi lingkungan sehingga mereka dapat tahan dalam daerah diberi perlakuan dan dengan demikian keefektifannya dapat diperkuat, namun sebaliknya sifat ini juga memberikan pengaruh jangka panjang dalam ekosistem alamiah.

Senyawa-senyawa yang sangat persisten terdistribusi melalui rantai makanan, seperti insektisida organoklorin, terbukti terdapat pada semua organisme hidup. Residunya telah ditemukan pada jaringan anjing laut dan pinguin di Antartika, dan ikan-ikan di sekitar terumbu karang dan laut dalam, serta pada air susu ibu di seluruh dunia.

DDT misalnya terus-menerus ditemukan pada jaringan lemak manusia pada konsentrasi yang dapat dideteksi, walaupun konsentrasi konsentrasi tersebut cenderung menurun sejak penggunaan insektisida ini mulai dilarang di berbagai negara sejak tahun 1980-an.

Walaupun telah banyak digunakan pestisida dengan efektifitas tinggi dan persistensi rendah, namun karena cara penggunaannya yang tidak sesuai dengan prosedur dan aturan, justru telah terbukti memberikan dampak yang merugikan.

Misal para petani dengan tujuan keuntungan panen, yaitu produk pertanian tidak dimakan hama insekta pada saat dipanen sehingga penampilannya menjadi sangat segar dan menarik, maka para petani justru menyemprotkan insektisida berkali- kali sebelum waktu panen tiba.

Tindakan ini menyebabkan konsentrasi insektisida yang tinggi pada produk pertanian “sayuran atau buah- buahan”, yang pada akhirnya akan merugikan kesehatan manusia.

Bahan kimia pestisida pertama kali diklasifikasikan berdasarkan fungsi dan penggunaan utamanya, seperti insektisida “pembasmi serangga”, fungisida “pembasmi jamur”, dan sebagainya. Selanjutnya, berdasarkan klasifikasi di atas, berbagai senyawa pestisida dikelompokkan berdasarkan hubungan dan kemiripan dari struktur dan kandungan bahan kimianya.

  1. Insektisida

Secara luas terdapat empat kelompok besar insektisida yaitu: organoklorin, organofosfat, karbamat, dan senyawa sintetik botani dan derivatnya.

Kelas kedua dari insektisida adalah golongan organofosfat. Organofosfat umumnya adalah racun pembasmi serangga yang paling toksik secara akut terhadap binatang bertulang belakang, seperti ikan, burung, kadal/cicak, dan mamalia. Kenyataannya insektisida organofosfat lebih banyak ditemukan sebagai penyebab keracunan pada manusia. Pada umumnya insektisida organofosfat lebih mudah terurai di lingkungan ketimbang golongan organoklorin.

Organofosfat juga dapat merangsang timbulnya efek neurotoksik, yang menyerupai efek kecanduan alkohol, diabetes atau berbagai kecanduan obat-obatan.

Senyawa fosfor organik lain memiliki kemampuan untuk meningkatkan potensi “toksisitas” insektisida ini, dengan cara menghambat kerja mekanisme penawar racun tubuh.

Kelompok ketiga dari insektisida adalah golongan karbamat. Golongan ini paling banyak digunakan di dunia. Kerja insektisida karbamat adalah hampir sama dengan organofosfat, yaitu menghambat kerja enzim asetil kolinesterase.

  1. Herbisida

Herbisida digunakan untuk membasmi rumput liar dalam pertanian, perkebunan dan pertamanan. Herbisida berbeda-beda dalam selektivitasnya, persisten dalam jaringan dan lingkungan, dan kemampuan untuk diserap oleh tumbuhan.

  1. Fungisida

Jamur merupakan parasit pada organisme hidup, mendapatkan makanan dengan melakukan penetrasi ke dalam jaringan pejamu. Fungisida digunakan untuk mencegah perusakan oleh jamur pada tanaman seperti, kentang, apel, kacang tanah, dan tomat. Penggunaan fungisida bisa dengan cara penyemprotan langsung ke tanaman, injeksi batang, pengocoran pada akar, perendaman benih dan pengasapan (fumigan).

Fungisida dapat membahayakan manusia dan berbagai organisme non jamur, terutama bila paparannya terjadi dalam dosis tinggi. Residu anti jamur yang terdapat pada bahan-bahan pertanian juga bisa membahayakan. Karenanya, aplikasi bahan ini sangat disarankan agar sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan.

Golongan fungisida yang terbukti memiliki efek toksik sangat tinggi biasanya sudah dilarang pemerintah, contoh fungisida dengan bahan aktif vinclozolin.

Paparan Pestisida

Paparan Pestisida

Paparan pestisida- Hari ini kita sering abai dengan makanan yang mengandung zat pestisida. Sayur dan buah adalah di antaranya.

Padahal zat pestisida sangat berbahaya jika terus masuk ke dalam tubuh. Zat pestisida yang terkandung dalam sayur dan buah dapat menyebabkan penyakit seperti obesitas, diabetes dan kanker.

Berikut ini manfaat yang bisa kamu dapatkan jika mengonsumsi sayuran  organik:

Antioksidan

Pada dasarnya sayur dan buah memiliki kandungan antioksidan yang berguna untuk kesehatan tubuh. Khusus untuk kedelai, terdapat zat insoflavon yang bermanfaat untuk memperbaiki dan mencegah sel tubuh yang rusak.

Mencegah Penyakit Jantung

Zat isoflavon dalam tubuh tidak hanya berfungsi sebagai peremajaan sel, tapi juga mengurangi kolestrol “jahat” yang mampu membekukan darah. Pembekuan pada darah inilah yang menyebabkan penyakit stroke dan jantung.

Mencegah Kanker

Isoflavon juga bertindak sebagai zat antikanker. Zat ini akan melindungi tubuh dari kanker seperti di rahim, payudara dan prostat.

Mengontrol Berat Badan

Kandungan serat yang tinggi dalam kedelai dapat membuat kita tidak mudah lapar. Indeks glisulin yang terdapat dalam kedelai mampu mengontrol gula darah dan fluktuasi insulin.

Tidak sedikit orang yang menganggap bahwa makanan organik sama dengan makanan alami. Padahal, kedua makanan ini memiliki perbedaan yang tergolong signifikan, lho!

Agar Anda tidak bingung, berikut penjelasan singkat mengenai perbedaan makanan organik dan makanan alami:

Makanan Organik

Makanan organik adalah produk nabati atau hewani yang diproduksi dan diolah tanpa melakukan perubahan kimiawi atau sintetik dalam bentuk apa pun. Dengan kata lain, makanan jenis ini tidak mengandung zat sintetik untuk pestisida, penyubur, atau zat lain dalam produksinya.

Selain yang sudah disebutkan, produksi makanan organik juga tidak boleh sembarangan. Ada aturan-aturan dari badan pengawas produksi makanan di negara tempat produksinya. Misalnya, produksi makanan organik di Indonesia harus memenuhi sederet aturan yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI).

Makanan Alami

Penggunaan istilah ‘alami’ pada makanan ini belum tentu sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Meski jenis makanan ini juga menggunakan bahan sintetik sangat minimal, tidak ada standar yang mengatur pengolahannya.

Lalu, mana yang terbaik? Makanan organik dan makanan alami, keduanya dapat bermanfaat bagi kesehatan. Anda dapat menyertakan makanan-makanan tersebut dalam menu sehari-hari untuk menjalani diet yang sehat.

Sekarang Anda sudah tahu kan bedanya makanan organik dan makanan alami? Untuk lebih meyakinkan Anda tentang status keamanan produk makanan organik, Anda bisa dengan mudah memeriksanya dengan memasukkan nomor registrasi produk tersebut pada situs BPOM RI

Yang perlu kita catat baik-baik rata-rata makanan sehat itu asalnya dari bahan-bahan yang organik. Tetapi biaya menghasilkan sayur, buah, beras, dan bahan makanan lain yang organik itu tidaklah kecil. Alias mahal. Kenapa ?

  1. Bebas  Paparan pestisida

Sudah menjadi rahasia umum kalau makanan organik itu pasti lebih sehat. Soalnya produk organik itu bebas paparan pestisida dan pupuk sintesis. Petani organik hanya memakai kompos atau pupuk kandang. Artinya, nggak bakalan ada logam berat yang masuk dan membahayakan tubuh.

Sejatinya, kompos atau pupuk kandang untuk tanaman organik itu lebih mahal. Tapi, karena petani organik itu sayang sama kita, jadi mereka nggak sungkan menguras kantong untuk membelinya.

Nah, karena manusia itu pada dasarnya harus saling mengasihi, jadi kita membalas kasih sayang ini dengan membeli produk mereka tanpa mengeluh. Apalagi kalau kamu penggemar produk sehat dan organik. Hehe.

  1. Sertifikat organik

Salah satu yang bikin makanan sehat itu lebih mahal adalah karena pihak pembudidaya diwajibkan memiliki sertifikat organik. Nah, untuk mengurus biaya sertifikasi pangan organik ini, satu kelompok petani harus membayar Rp15 – 30 juta! Dan masa berlakunya pun relatif pendek, yaitu tiga tahun. Biaya memperpanjang sertifikasi itu bisa mencapai Rp12 juta.

  1. Biaya Produksi

Makanan sehat atau organik itu biasanya memiliki kemasan yang berbeda dari produk konvensional yang diproduksi secara masal dan menggunakan plastik. Sedangkan produk organik menggunakan kemasan yang berbeda. Misalnya, dari bahan kaca dan dapat didaur ulang. Makanya biaya produksinya pun jadi lebih tinggi.

  1. Standar tinggi

Khusus untuk produk daging, misalnya, peternak organik biasanya memberlakukan standar yang lebih tinggi dalam membudidayakan hewan ternak. Misalnya, dari kesejahteraan hewan itu sendiri. Biasanya, peternakan organik memberi pakan yang juga organik. Dan harganya juga bisa dua kali lipat dibandingkan dengan pakan biasa.

  1. Lebih banyak tenaga kerja

Untuk menekan biaya produksi, banyak petani atau pertanian konvensional yang memakai zat kimia dan pestisida. Tujuan lainnya adalah efisiensi dan agar pekerjaan lebih cepat selesai.

Akan tetapi, cara kerja petani organik itu berbeda, guys. Karena rohnya adalah bebas paparan pestisida, pertanian organik membutuhkan lebih banyak tenaga kerja untuk menyiangi rumput liar, membersihkan air, ataupun memulihkan tanaman dari kontaminasi pestisida.

 

 

Arsenik Pada Nasi

Arsenik Pada Nasi

Arsenik Pada Nasi-Sejumlah penelitian mendeteksi adanya dosis tinggi arsenik dalam nasi — makanan pokok sejuta umat. Waduh!

Apa dampak arsenik pada tubuh?

Arsenik merupakan unsur karsinogen, dan paparan kronis arsenik dalam dosis tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kandung kemih, paru-paru, dan kulit, serta diabetes tipe 2 dan penyakit jantung. Selain itu, arsenik adalah racun bagi sel-sel saraf dan dapat memengaruhi fungsi otak. Pada anak-anak dan remaja, paparan arsenik telah dikaitkan dengan gangguan konsentrasi, pembelajaran dan memori; juga mengurangi kecerdasan dan kompetensi sosial.

U.S. Environmental Protection Agency (EPA) telah menetapkan batas maksimum arsenik dalam air minum, yaitu 10 ppb. Namun, tidak ada batas yang telah ditentukan untuk arsenik dalam makanan dan minuman. Studi menunjukkan bahwa 100 gram beras (setengah porsi) setara dengan meminum 1 liter air putih yang mengandung jumlah arsenik maksimum yang diperbolehkan oleh EPA.

Kenapa bisa ada arsenik pada nasi?

Tak banyak yang tahu bahwa kita sebenarnya mengonsumsi arsenik hampir setiap hari. Arsenik ditemukan dalam produk beras dan gandum, sayur dan buah-buahan, bahkan juga makanan laut. Ini karena arsenik adalah elemen besi yang dihasilkan secara alami dalam kerak bumi, yang turut hadir di dalam air, udara, dan tanah. Letusan gunung berapi memproduksi arsenik. Unsur besi beracun ini juga dihasilkan dari aktivitas manusia, termasuk pertambangan dan peleburan bijih tambang, pembakaran batu bara, serta penggunaan pupuk dan pestisida.

Dan karena arsenik benar-benar ada di sekitar kita, unsur ini bisa diserap oleh tanaman saat mereka tumbuh terlepas dari apakah mereka tumbuh di pertanian tradisional atau organik. Arsenik bukanlah bahan yang secara sengaja ditambahkan ke dalam sumber pangan, dan tidak dapat dihilangkan sepenuhnya dari makanan. Arsenik dalam bentuk paling murni tidak berbau, tidak berwarna, dan tak memiliki rasa.

Beras merupakan salah satu sumber pangan kaya akan kandungan arsenik anorganik, jenis arsenik yang paling beracun. Beras mengandung sekitar 10 hingga 20 kali dosis arsenik lebih tinggi daripada tanaman gandum dan biji-bijian lainnya. Beras menyerap arsenik lebih mudah daripada produk pertanian lainnya karena ditanam dalam kondisi lahan yang digenangi air. Di banyak daerah, air irigasi pertanian sangat terkontaminasi oleh arsenik. Hal ini membuat kandungan arsenik yang ada dalam tanah jadi lebih terkonsentrasi, sehingga lebih mudah terserap ke dalam bulir padi.

Menggunakan air yang terkontaminasi untuk mencuci dan memasak beras adalah salah satu faktor risiko lain dari kandungan arsenik dalam nasi. Bulir padi juga dapat dengan mudah menyerap arsenik dari air yang mendidih ketika nasi dimasak.

Apakah kandungan arsenik pada nasi berbahaya?

Belum jelas seberapa berbahaya risiko arsenik dalam beras untuk kesehatan manusia. Walau dosis tinggi arsenik sangat beracun, tapi untuk bisa mencapai efek mematikan, arsenik harus dikonsumsi minimal dua gram secara langsung.

Di sisi lain, risiko kesehatan dari racun arsenik mungkin menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi mereka yang makan nasi setiap hari dalam jumlah yang cukup banyak — terutama untuk orang-orang di Asia yang menjadikan nasi sebagai sumber makanan pokok andalan. Ini karena dampak arsenik akan tergantung dosis: semakin banyak Anda konsumsi, semakin tinggi risiko Anda.

Namun demikian, sampai saat ini Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan di Amerika Serikat (FDA), tidak merekomendasikan masyarakat yang khawatir untuk berbondong-bondong mengganti konsumsi nasi atau beras harian mereka.

“Pengumpulan data dan penilaian lain yang sedang berlangsung akan memberikan dasar ilmiah yang kuat untuk menentukan apa tindakan dan/atau langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi paparan arsenik dalam beras dan produk beras,” ungkap lembaga tersebut, dilansir dari Live Strong.

Sementara itu, para peneliti jauh lebih mengkhawatirkan tentang dampak arsenik dalam beras untuk anak-anak dan bayi. Kelompok usia ini mungkin berada pada risiko yang lebih tinggi terhadap paparan bahaya arsenik karena sistem tubuh mereka yang masih berada dalam tahap tumbuh kembang. Kita tahu bahwa dosis arsenik rendah pada anak berdampak pada hambatan pembangunan sistem kekebalan tubuh, gangguan tumbuh kembang, dan gangguan perkembangan IQ.

Cara masak nasi yang sehat untuk mengurangi kadar arsenik pada nasi

FDA dan lembaga konsumen Amerika Serikat, Consumer Reports, merekomendasikan publik untuk makan makanan seimbang yang mengandung variasi dari biji-bijian lain- terutama jika Anda makan lebih dari dua atau tiga porsi nasi per minggu. Gandum dan oats, misalnya, diketahui memiliki kadar arsenik yang lebih rendah daripada beras padi.

Dan usut punya usut, ternyata cara kita menanak beras bisa sedikit banyak menentukan kadar arsenik dalam nasi. Andy Meharg, profesor ilmu biologi di Queens University di Belfast, menguji tiga cara memasak nasi untuk melihat apakah perbedaan metode memasak berpengaruh pada tingkat arsenik dalam nasi.

Pertama, Meharg menggunakan metode menanak nasi yang paling konvensional: dengan takaran air dan beras 2:1 — seperti yang dilakukan oleh hampir semua orang selama ini. Ia menemukan cara inilah yang meninggalkan paling banyak jejak arsenik dalam nasi. Sebaliknya, metode kedua melibatkan mencuci dan membilas beras, kemudian airnya ditiriskan benar hingga kering. Meharg kemudian menggunakan perbandingan air dan beras 5:1 untuk menanak nasi. Cara ini memangkas tingkat arsenik hingga hampir setengahnya.

Cara terakhir adalah yang ditemukan paling aman: secara drastis mengurangi kadar arsenik dalam beras hingga 80 persen. Triknya, rendam beras semalaman terlebih dahulu. Keesokan paginya, cuci dan bilas bersih, kemudian tiriskan airnya hingga benar-benar kering. Untuk menanak nasi, gunakan rasio air dan beras 5 banding satu

Apakah itu GMO?

Apakah itu GMO?

GMO singkatan dari (Genetically Modified Organism) merupakan organisme yang material genetikanya telah dimodifikasi menggunakan metode rekayasa genetika. Organisme yang telah diubah material genetikanya akan memiliki sifat yang berbeda dengan organisme biasa.

Yuk kenalan apa itu GMO ?

Beberapa Produk dari tanaman yang biasanya masuk dalam lingkup Genetically Modified Organism adalah : tomat, kentang, daging, susu dari hewan yang diberi makan non organik, serta beras.

Sedangkan untuk makhluk hidup diantaranya bakteri, tumbuhan, tumbuhan, serangga, dan ikan.

Dimanakah Peredaran Genetically Modified Organism ?

Di negara maju seperti Eropa dan Jepang, produk Genetically Modified Organism sudah dilarang dan umumnya negara maju tersebut kembali pada produk organik.

Lalu Bagaimana Dengan Indonesia?

Di Indonesia sendiri, produk-produk ini sudah banyak beredar terutama pada buah-buahan import dan daging-daging import, serta sayur-sayuran import bahkan juga makanan kemasan import.

Produk yang mengandung Genetically Modified Organism paling banyak beredar adalah produk sayuran dan buah-buahan seperti misal apel, jeruk, pisang, jagung, kacang dan masih banyak lagi.

Apakah Produk yang Berasal GMO Aman?

Menurut World Health Organization (WHO) mengkonsumsi pangan dari tanaman GM (genetically modified, red) tidak lebih berisiko daripada mengkonsumsi makanan yang berasal dari tanaman yang telah dimodifikasi dengan teknik perbaikan tanaman konvensional.”

“Hingga sekarang ini, rekayasa genetik (GMO) masih diperdebatkan.”

Produk Hasil GMO Dapat Menyebabkan

  • Alergis
  • Karsinogenik (*kanker)
  • Anti-gizi
  • Toxic

Menurut jurnal kesehatan, akibat makanan hasil genetik ini tidak terlalu terlihat jika dikonsumsi oleh manusia.

Oleh karena itu para ahli menguji terhadap tikus, dan hasilnya : tikus menjadi mandul, lemah, gerak lakunya lamban, terdapat sel kanker di otak dan saluran cernanya.

Tips Menghindari Makanan Genetically Modified Organism

Membeli bahan makanan yang Organik dengan cara hanya membeli produk-produk yang mencamtumkan label Non GMO.

Cari informasi mengenai produsen yang mensuplai makanan yang sangat berpotensi GMO.

Namun Penggunaan Genetically Modified Organism juga dianggap memiliki berbagai manfaat sebagai berikut :

  1. Kesejahteraan petani meningkat karena peningkatan produksi tani.
  2. Produksi tinggi sebagai solusi masalah kemiskinan, kelaparan, dan ketahanan pangan.
Apa yang dimaksud Diet Bebas Gluten?

Apa yang dimaksud Diet Bebas Gluten?

Apa yang dimaksud Diet Bebas Gluten?- Diet Bebas Gluten adalah diet yang sepenuhnya bebas gluten, yakni protein yang terkandung dalam serealia, terutama gandum. Diet Bebas Gluten penting bagi penderita penyakit celiac, yakni respon sistem kekebalan tubuh berupa inflamasi terhadap gluten yang dapat merusak vili usus kecil, mencegah penyerapan zat makanan, menyebabkan gangguan pencernaan, dan kemungkinan mengalami kekurangan gizi serta masalah kesehatan jangka panjang.

Kasus penyakit celiac telah meningkat secara drastis dalam beberapa dekade. Orang-orang yang juga didiagnosis sensitif terhadap gluten yang jumlahnya semakin meningkat boleh lega dengan adanya Diet Bebas Gluten.

Beberapa orang lainnya yakin bahwa dengan menghindari gluten dapat meningkatkan kesehatan dalam berbagai cara. Akibatnya, produk bebas gluten dan menu menjadi lebih mudah ditemui.

Apa saja manfaatnya?

  • Diet Bebas Gluten dapat mengurangi gejala penyakit celiac, biasanya dalam beberapa bulan, dan membantu mencegah kerusakan jangka panjang serta mengurangi risiko kanker dan kematian.
  • Diet Bebas Gluten dapat menghilangkan berbagai gejala dan dapat mencegah kerusakan jangka panjang bagi penderita sensitivitas gluten.
  • Diet Bebas Gluten mungkin bermanfaat untuk menyembuhkan kondisi lainnya, termasuk kelainan kekebalan tubuh lainnya.

Bagaimana caranya?

Administrasi Makanan dan Obat AS membolehkan label bebas gluten pada makanan dengan kurang dari 20 bagian per sejuta (ppm) gluten, tingkat ini dianggap aman bagi penderita penyakit celiac. Namun, sebagian besar lembaga di Eropa dan program bersertifikasi menetapkan batas gluten pada 10 ppm atau kurang.

Beberapa orang yang sensitif dengan gluten dapat menjalankan diet rendah gluten disertai dengan pengawasan. Karena tingkat sensitivitas gluten bervariasi dan tidak ada standar aman untuk penderitanya, Diet Bebas Gluten sering kali bergantung pada percobaan dan kesalahan.

Menu diet awal Bebas Gluten:

  • Buah dan sayuran segar
  • Susu sapi
  • Keju tua
  • Protein murni, misalnya seperti daging sapi, daging babi, unggas, ikan, dan telur segar
  • Biji-bijian kering
  • Kacang dan biji-bijian
  • Minyak sayur tanpa zat tambahan
  • Serealia yang harus dihindari mencakup:
  • Semua varian gandum—termasuk durum, sekoi, dan kamut—yang mengandung prolamin protein gluten dan glutelin
  • Jelai yang mengandung protein yang tersimpan dalam tubuh yang disebut dengan hordien
  • Gandum hitam yang mengandung protein yang tersimpan dalam tubuh yang disebut dengan secalin
  • Hibrida seperti triticale

Makanan olahan yang biasanya mengandung gluten mencakup:

  • Sup
  • Saus salad
  • Marinasi
  • Saus dan saus bumbu
  • Kecap asin
  • Daging olahan dan makanan laut
  • Daging iris
  • Unggas yang diolah sendiri
  • Permen
  • Roti tipis
  • Bumbu alami
  • Pengental
  • Sebagian besar bir yang diproduksi dengan jelai atau gandum

Serealia dan pati lain dalam menu diet Bebas Gluten mencakup:

Beras

Jagung

Kedelai

Kentang dan ubi

Singkong

Buncis

Tepung garfava

Sorgum

Quinoa

Jawawut

Ararut

Bayam

Tef

Tepung kacang

Soba, meskipun produk soba komersial tertentu mengandung gandum

 

 

Diabet kok takut makan daging dan makan nasi…

Diabet kok takut makan daging dan makan nasi…

Diabet kok takut makan daging dan makan nasi…-Sering kali didengar konsumsi daging kambing bisa memicu gula darah tinggi . Padahal menurut dokter, yang sebenarnya terjadi bukanlah demikian. Bukan daging kambing yang memicu gula darah tinggi atau diabetes, akan tetapi karbohidrat yang disantap bersama daging tersebut.

Sebenarnya banyak faktor yang terjadi kenapa orang terkena penyakit gula darah tinggi (diabetes), salah satunya karena faktor makanan.

Diabet kok takut makan daging dan makan nasi- Kandungan lemak jenuh tidak menyebabkan gula darah tinggi

Menurut penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan, daging kambing mengandung lemak jenuh yang cukup tinggi. Perlu anda ketahui bahwa kandungan lemak jenuh dalam daging kambing masih kalah dengan jumlah lemak tak jenuhnya.

Dan satu lagi yang perlu menjadi catatan kita, yaitu kandungan lemak jenuh dalam daging kambing lebih sedikit dibanding kandungan lemak jenuh pada daging sapi dan daging domba.

Daging Kambing Bukan Pemicu Utama Penyakit Diabet

Tidak banyak yang mengetahui bahwa nasi itu bukan hanya sekadar karbohidrat saja, melainkan juga lemak. Maka dapat dikatakan bahwa yang sebenarnya menyebabkan gula darah naik itu adalah makanan dan minuman penyerta ketika mengonsumsi daging kambing itu. Makanan dan minuman yang dikonsumsi bersamaan yang banyak mengandung lemak seperti margarin, kecap ataupun nasi itu salah satu faktor seseorang terkena gula darah tinggi.

Tetapi nasi apa dulu? Nasi dari beras organik tentu tidak berbahaya bagi penderita gula darah. Justru bagi penderita gula darah, jika mau makan kenyang berkhasiat, buatlah nasi beras merah, beras coklat atau nasi putih beras organik.

Beda dengan beras putih non organik. Yang menimbun lemak berlebihan atau gula yang berlebihan.

Makanan berlemak menyebabkan seseorang mudah terkena obesitas. Orang yang terkena obesitas sangat rentan terkena penyakit gula.

Sebenarnya, ada bagian dari kambing yang dapat memicu sebuah penyakit jika kita mengkonsumsinya. Yaitu jeroan daging kambing. Karena mengandung purin dan lemak jahat yang sangat tinggi, jeroan kambing dapat membuat pembuluh darah kita menjadi tersumbat.

Inilah yang akan menjadi pemicu penyakit gula darah karena aliran darah ke seluruh tubuh tidak akan lancar dan terhalang oleh tumpukan lemak disepanjang pembuluh darah. Jadi, resiko ini lebih tinggi dibandingkan dengan resiko darah tinggi yang disebabkan oleh daging kambing.

Bagi anda yang masih takut untuk mengkonsumsi daging kambing karena takut menderita gula darah tinggi, anda dapat mengkonsumsinya dalam jumlah kecil dan juga memperhatikan cara pengolahannya.

 Bagaimana cara mengolah daging kambing yang benar agar tidak memicu diabetes?

Memakan daging kambing yang mengandung lemak jahat, mampu dinetralisir dengan melahap buah mentimun. Beberapa orang mengkonsumsi mentimun dengan cara di jus atau di buat minuma. Hal ini sudah terbukti sangat baik. Menurut Ari Parikesit, salah seorang Founder dan CEO Kelana Rasa Culinary mengatakan bahwa, bahaya daging kambing memiliki unsur panas, sehingga sebaiknya di seimbangkan dengan yang dingin. Timun salah satu rekomendasinya, apalagi yang dibuat dengan es.

  • Pengolahan dengan Sup

Mengolah daging kambing dengan pas dan tepat mampu mengurangi resiko terkena penyakit GERD. Salah satunya dengan cara memasak sup. Sebab kolesterol yang terkandung dalam daging mampu dikurangi. Jika anda memasaknya dengan di sate, kolesterol, lemak jahat, dan LDL akan naik. Apalagi dalam pemasakan sate, sifat karsinogenik dari PHA dan HCA juga sangat beresiko gula darah pada diri kita.

  • Konsumsi jus jeruk

Mengkonsumsi jus jeruk setelah memakan daging kambing berguna sebagai penetral lemak di dalam tubuh. Ia juga berguna sebagai pembersih kerongkongan dari sisa lemak yang biasanya menempel di mulut anda. Sebaiknya menghindari minuman yang mengandung kafein. Misalnya pada teh dan kopi.

  • Kurangi makanan manis

Makanan manis merupakan makanan yang mengandung kalori. Jika anda tetap mengkonsumsi bersama daging kambing yang kaya akan lemak dan kalori, yang terjadi adalah tubuh anda malah menimbunya. Hasil dari timbunan kalori tersebut yang meningkatkan resiko obesitas. Dan resiko terburuk dari obesitas adalah penyakit kardiovaskular. Orang yang terkena obesitas sangat rentan terserang diabetes.

 

Daging Kambing di Idul Adha

Daging Kambing di Idul Adha

Daging Kambing di Idul Adha- Kenapa mereka takut makan daging kambing? Bukannya daging kambing rendah kolesterol? Ohh, mungkin mereka percaya mitos bahwa daging kambing mendorong tensi naik.

Yuk kita simak paparan berikut ini, tentang bahaya atau tidak daging kambing untuk penderita diabet dan darah tinggi. Sebelum Idul Adha tiba.

Banyak Yang Menghindari Daging Kambing di idul adha?

Banyak yang menghindari makan daging kambing karena takut tensi darahnya naik. Padahal daging kambing tetap lebih baik daripada daging sapi dan daging ayam, sehingga dinyatakan aman untuk dikonsumsi oleh penderita darah tinggi sekalipun.

Daging Kambing di Idul Adha- Lalu, dari mana asalnya mitos makan daging kambing bikin tekanan darah naik?

Kolesterol daging kambing lebih rendah dibanding ayam dan sapi

Setiap 100 gram daging kambing kurang lebih mengandung sekitar 109 kalori. Total kalori ini jauh lebih rendah dibanding daging sapi yang punya 250 kalori dan daging ayam dengan total 195 kkal. Kadar kolesterol daging kambing juga lebih rendah daripada dua jenis daging ini, yaitu sekitar 57 mg per 100 gram. Kadar kolesterol daging sapi adalah sekitar 89 mg dan ayam 83 mg per porsinya.

Jika ditotal, per 100 gram daging kambing hanya mengandung total lemak 2,3 gram sementara lemak dalam daging sapi bisa mencapai 15 gram dan daging ayam kurang lebih mengandung 7,5 gram total lemak. Ini artinya, satu porsi daging kambing hanya memenuhi 4 persen dari kebutuhan lemak harian Anda, jika berdasarkan perhitungan 2,000 kalori per hari.

Akan tetapi, daging kambing merupakan sumber protein hewani yang sama baiknya dengan daging ayam dan sapi. Total protein dalam daging kambing kurang lebih sekitar 20 gram, sementara daging sapi mengandung sekitar 25 gram dan ayam sekitar 30 gram per porsinya. Satu porsi daging kambing 100 gram dapat mencukupi hampir 50 persen persen kebutuhan protein harian tubuh.

Tidak benar bahwa makan daging kambing menyebabkan hipertensi

Daging merah sudah sepatutnya dihindari untuk dikonsumsi terlalu banyak, mengingat jumlah kandungan lemak jenuhnya yang cukup tinggi. Lemak jenuh telah lama dikenal dapat meningkatkan kolesterol dan memicu penyakit jantung. Oleh karena itu, asupan lemak jenuh dari makanan tidak boleh melebihi dari 20 gram setiap hari.

Daging kambing sebenarnya tidak perlu terlalu dikhawatirkan karena kenaikan tekanan darah setelah mengonsumsinya tetap tergolong lebih kecil daripada daging sapi atau ayam. Ini karena kandungan lemak jenuh daging kambing yang jauh lebih rendah dari keduanya.

Lemak jenuh daging sapi pada umumnya berkisar sekitar 6 gram, dan ayam mengandung hampir 2,5 gram lemak jenuh per porsinya. Sementara itu, kadar lemak jenuh daging kambing hanya sekitar 0,71 gram per 100 gram berat daging.

Daging kambing justru diperkaya oleh lemak tak jenuh, sekitar 1 gram per porsi, dibanding daging sapi atau ayam. Lemak tak jenuh adalah jenis lemak baik yang membantu menyeimbangkan kadar kolesterol darah, mengurangi peradangan dalam tubuh, dan menstabilkan detak jantung.

Lalu, dari mana asalnya mitos makan daging kambing di idul adha bisa bikin darah tinggi?

Makan daging kambing tidak menyebabkan hipertensi. Namun demikian, ada beberapa faktor yang secara tidak langsung menyumbang kenaikan tekanan darah setelah mengonsumsinya. Tekanan darah tinggi setelah makan daging kambing cenderung disebabkan oleh teknik memasak yang salah.

Olahan daging kambing di Indonesia seringnya digoreng dulu sebelum diolah lebih lanjut, atau dipanggang dan dibakar untuk sate dan kambing guling. Memasak dengan cara digoreng, dibakar, atau dipanggang akan meningkatkan kalori makanan daripada versi mentahnya. Ditambah lagi, mengolah daging dengan cara-cara ini seringnya membutuhkan banyak minyak goreng, mentega, atau margarin yang akan berubah jadi lemak dan diserap cukup banyak oleh daging.

Suhu panas ketika menggoreng atau memanggang membuat kandungan air di dalam makanan menguap hilang, dan digantikan posisinya dengan lemak yang berasal dari minyak. Lemak yang terserap ke dalam daging kemudian menyebabkan makanan yang tadinya rendah kalori menjadi berkalori tinggi. Bahkan, peningkatan kalori yang terjadi dari ketiga cara memasak ini bisa mencapai 64% dari kalori sebelumnya. Asupan tinggi kalori dalam tubuh akan diubah menjadi lemak, yang lama kelamaan bisa menumpuk di pembuluh darah sehingga meningkatkan tekanan darah.

Akan lebih sehat jika daging kambing disajikan dengan nasi beras merah, atau nasi beras coklat yang memang berkhasiat untuk kesehatan. Dan jangan takut pula mengkonsumsi beras putih, asal beras putih menthik wangi organik, produksi Eka farm. Coba aja…

Cara Memasak Sup Daging Kambing

Cara Memasak Sup Daging Kambing

Cara Memasak Sup Daging Kambing- Menjelang Idul Adha, apa salahnya membaca referensi tentang bahaya tidaknya daging kambing. Terutama bagi anda yang memiliki gangguan kesehatan seperti diabetes, hipertensi atau yang lainnya.

Berbagai artikel menyebutkan, daging kambing jauh lebih rendah kolesterol dibanding daging sapi atau ayam potong. Lho…???

Nah kenapa daging kambing menjadi berbahaya dikonsumsi bagi yang lagi diabetes atau hipertensi ?

Pertama karena unsur, cara memasak atau bahan makanan pendampingnya. Di samping itu, penggunaan beragam bumbu penyedap selama memasak juga secara tidak langsung menjadi faktor pemicu tekanan darah tinggi setelah makan daging kambing.

Terlebih jika dimasukkan berulang kali untuk menyesuaikan rasanya. Bumbu penyedap masakan seperti kecap, garam, hingga mecin mengandung sodium tinggi dan pengawet yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi jika dikonsumsi berlebihan.

Daging kambing juga sering diolah menjadi makanan bersantan, entah itu digulai atau dijadikan kari. Meski santan secara alami tidak mengandung kolesterol, tetapi kandungan lemak jenuhnya cukup tinggi.

Tips aman makan daging kambing

Jadi, bila Anda ingin tetap makan daging kambing tanpa mengkhawatirkan risikonya bagi kesehatan, sebaiknya hindari olahan daging kambing yang disebutkan di atas. Anda bisa mengolah daging kambing dengan cara dimasak jadi sop atau ditumis.

Pastikan Anda juga menyeimbangkan nutrisi saat makan daging kambing. Jangan cuma makan daging dan nasi saja, misalnya. Perbanyak sayuran yang kaya serat, vitamin, dan mineral untuk menemani Anda makan daging kambing.

Namun, tetap batasi konsumsi daging merah

Makan daging kambing bukanlah penyebab utama dari melonjaknya tekanan darah tinggi Anda. Oleh karena itu, sah-sah saja untuk tetap makan daging kambing. Tapi Anda harus tetap membatasi porsinya.

Karena apapun jenis dagingnya, jika tinggi lemak dan dikonsumsi secara berlebihan, semua daging sebenarnya sama-sama berisiko meningkatkan tekanan darah dari penumpukan lemak jenuh dalam tubuh.

Terlebih lagi, risiko tensi darah naik dari bumbu dan cara pengolahan daging terutama bisa meningkat pada orang-orang yang sudah memiliki kolesterol tinggi sebelumnya atau penyakit lainnya.

Selama Anda bijak mengatur porsinya, konsumsi daging tidak akan menyebabkan tekanan darah tinggi atau meningkatkan kadar kolesterol. Cermat jugalah dalam memilih bagian daging dan cara mengolahnya. Anda dapat membuang bagian lemaknya saat hendak memasak, dan menggunakan jenis minyak goreng yang lebih sehat untuk memasak agar kesehatan tetap terjaga, seperti minyak goreng herco

Sajikan nasi beras sehat

Agar masakan daging kambing lebih sehat, selain cara memasak yang benar dengan metode yang baik, jangan lupa juga nasinya juga harus diolah dengan cara yang baik dan beras yang sehat.

Disarankan, untuk bisa menikmati masakan daging kambing dengan aman dan sehat, nasinya harus dari beras putih organik, seperti menthik wangi susu, atau beras putih organik lain.

Anda bisa memilih beras mana yang cocok untuk sajian masakan daging kambing, melalui situs Eka Farm. Di sana banyak pilihan beras yang sehat untuk melengkapi sajian masakan daging kambing.

Atau jika ragu-ragu mengkonsumsi nasi dari beras putih, maka sebaiknya anda memastikan untuk memasak beras merah atau beras coklat, yang memang memiliki lebih banyak nutrisi dan menyehatkan.

Bukan saja untuk penderita hipertensi atau diabetes, bahkan juga untuk penderita gangguan jantung, atau peserta program diet.

Oleh karena itu, tidak perlu takut makan daging kambing, asal dimasak dengan benar, dan nasinya dari beras sehat, yang kini banyak disediakan oleh Eka Farm, seperti beras merah, beras coklat, beras hitam dan beras putih organik.

Berikut ada resep dan cara memasak sup daging kambing yang bisa teman-teman coba

RESEP MEMBUAT SUP DAGING KAMBING

Bahan-bahan

350 gram daging kambing + Tulang

Secukupnya parutan nenas

secukupnya minyak goreng

Secukupnya garam gula dan penyedap

2 buah wortel besar

1 buah kentang

5 buah buncis

1 batang daun bawang

2 batang seledri

1 liter air

Bumbu halus:

5 siung bawang putih

2 sdt ketumbar butiran

1 sdt lada butiran

Sedikit pala

Cara memasak sup daging kambing

  1. Cuci bersih daging & campurkan ke parutan nanas, sambil menunggu ulek bumbu sopnya
  2. Panaskan wajan dan masukkan minyak untuk menumis bumbu
  3. Setelah bumbu harum, masukkan ke dalam panci berisi 1 liter air, tunggu sampai mendidih
  4. Setelah mendidih masukkan garam, gula dan penyedap rasa, serta tulang kambing, rebus selama 10 menit lalu masukkan dagingnya dan rebus selama 30 menit
  5. Setelah daging cukup empuk masukkan sayurannya
  6. Koreksi rasa
  7. Sup kambing siap di santap

Karena cara memasak sup daging kambing sudah di uraikan di atas

Selamat mencoba….

 

Bukan Daging Qurban yang Bikin tekanan darah tinggi

Bukan Daging Qurban yang Bikin tekanan darah tinggi

Tekanan darah tinggi- Selalu saja menjadi perbincangan hangat, Pasca Idul Adha banyak orang terserang hiopertensi. Benarkah mengkonsumsi daging membuat hipertensi ? Ternyata salah total.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa prevelensi hipertensi di seluruh dunia terus meningkat setiap tahunnya.

Di Indonesia, data Riskesdas Kemenkes RI tahun 2013 menunjukkan bahwa 25,8 persen penduduk Indonesia mengidap tekanan darah tinggi. Secara tidak langsung, angka ini turut menyumbang kepada peningkatan kasus hipertensi secara global di masa depan.

Ada dua jenis tekanan darah tinggi yang ditentukan berdasarkan penyebabnya, yaitu hipertensi primer dan hipertensi skunder.

Penyebab hipertensi primer

Sebanyak 95 persen orang dengan tekanan darah tinggi mengalami hipertensi primer (esensial), yaitu tingginya tekanan darah tanpa diketahui penyebabnya secara jelas. Jenis ini cenderung muncul secara bertahap selama bertahun-tahun.

Para ahli menduga bahwa faktor genetik merupakan salah satu penyebab hipertensi primer. Namun beberapa kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat juga ikut dapat berkontribusi menjadi penyebab hipertensi primer.

Beberapa kebiasaan tidak sehat ini meliputi:

  1. Asupan garam yang tinggi

Garam merupakan salah satu bahan tambahan pangan yang jadi penyebab hipertensi. Lalu apa hubungan antara garam dan tekanan darah?

Ternyata asupan garam yang tinggi dapat mengganggu keseimbangan natrium alami yang dalam tubuh Anda. Nah, kadar natrium dalam tubuh bisa meningkat dan menyebabkan retensi natrium. Retensi natrium dapat meningkatkan tekanan yang diberikan oleh aliran darah terhadap dinding pembuluh darah. Akibatnya, terjadilah tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Oleh sebab itu, kebanyakan orang dengan tekanan darah tinggi pasti disarankan oleh dokter untuk membatasi asupan garamnya. Tak hanya garam biasa atau garam meja saja, orang yang memiliki tekanan darah tinggi juga harus menghindari makanan garam atau natrium dalam bentuk lain, misalnya dalam makanan kemasan, fast food, dan lain sebagainya.

Bahkan, meski sudah minum obat untuk menurunkan tekanan darah, orang yang memiliki hipertensi juga tetap harus mengurangi asupan garamnya.

Penelitian yang dipublikasikan dalam  Journal of Human Hypertension tahun 2002 menyatakan bahwa pengurangan asupan garam dari 10 gram menjadi 6 gram per hari dapat mengurangi risiko tekanan darah tinggi. Pada akhirnya hal tersebut dapat menurunkan 14 persen risiko kematian akibat stroke dan 9 persen kematian akibat penyakit jantung koroner pada penderita Tekanan darah tinggi.

  1. Stres

Kata orang, stres berkepanjangan dapat menjadi penyebab tekanan darah tinggi. Ternyata anggapan ini bukan mitos belaka. Pasalnya, stres membuat otak melepaskan hormon-hormon stres dalam tubuh, seperti kortisol, adrenalin, dan norepinefrin yang semuanya dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung serta menyempitkan diameter pembuluh darah. Akibatnya, tekanan darah Anda akan mengalami peningkatan 30-40 persen. Walau peningkatan tekanan darah ini bersifat sementara.

Meski begitu, melonjaknya tekanan darah tinggi yang terjadi secara tiba-tiba dan hanya sebentar tetap  saja berbahaya. Bahkan, sama bahayanya dengan tekanan darah tinggi kronis. Pada situasi tersebut, kerusakan pada pembuluh darah, jantung, dan ginjal juga bisa terjadi.

Jadi, jika Anda sering merasa stres atau cemas, misalnya setiap hari, maka hal tersebut lama-lama dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah, jantung, dan ginjal, yang dapat memicu tekanan darah tinggi kronis di kemudian hari.

Tak hanya itu, stres juga seringkali membuat Anda melakukan kebiasan-kebiasan yang tidak sehat, misalnya merokok, minum-minuman keras, atau bahkan makan dalam porsi yang berlebihan. Nah, pada akhirnya hal-hal tersebut justru dapat menjadi penyebab darah tinggi.

Nah, bukan karena daging kan hipertensi? Kembalilah pada hidup sehat, dengan makan nasi beras organik, beras merah, beras coklat atau beras putih organik, maka akan membuat hidup anda lebih sehat.

Jangan takut makan daging kambing, atau daging sapi, asal porsi makannya wajar tentu membuat tubuh aman dari berbagai penyakit. Baca juga artikel lain tentang hipertensi sekunder ya?

 

Bagaimana Cara Mencegah hipertensi?

Bagaimana Cara Mencegah hipertensi?

Bagaimana cara mencegah hipertensi?- Perubahan gaya hidup adalah langkah penting untuk mencegah. Baik jika Anda sudah didiagnosis hipertensi, masih prahipertensi, atau punya tekanan darah normal. Ya, tanpa Anda sadari nyatanya ada beberapa kebiasaan sehat yang dapat mencegah terjadinya tekanan darah tinggi. Tak hanya itu saja, jika dilakukan secara teratur, kebiasaan-kebiasaan di bawah ini juga dapat membantu menurunkan risiko terkena penyakit kronis akibat dari hipertensi yang memburuk.

Berikut beberapa kebiasaan sehat yang dapat dilakukan untuk membantu mencegah hipertensi:

  1. Bagaimana cara mencegah hipertensi?- Aktif bergerak

Olahraga dan aktivitas fisik adalah kunci untuk menjaga kesehatan Anda secara keseluruhan. Bahkan, keduanya merupakan cara paling efektif untuk mencegah hipertensi. Anda tak harus melakukan olahraga dengan intensitas tinggi, aktivitas fisik ringan seperti berjalan kaki, bersih-bersih rumah, naik-turun tangga, dan lain sebagainya sudah memberikan pengaruh yang besar untuk Anda. Kuncinya, buatlah tubuh Anda aktif begerak.

  1. Bagaimana cara mencegah hipertensi?-Turunkan berat badan

Nah, selain aktif bergerak, mengurangi berat badan juga efektif mencegah hipertensi. Jadi kalau trik-trik olahraga tadi belum cukup ampuh untuk mengurangi berat badan, coba olahraga yang lebih intens. Misalnya latihan di gym, jogging, naik sepeda, berenang, atau yoga. Jangan lupa, imbangi dengan penerapan pola makan yang sehat. Dengan begitu, proses penurunan berat badan Anda akan berjalan lebih optimal.

  1. Bagaimana cara mencegah hipertensi?-Berhenti merokok

Ingat, merokok merupakan penyebab darah tinggi yang paling umum. Jadi, berhentilah merokok demi tekanan darah normal. Tak mudah memang, namun bukan berarti Anda tidak bisa melakukannya. Mulailah secara perlahan. Misalnya jika dalam sehari Anda bisa menghabiskan satu bungkus rokok, cobalah untuk mengurangi beberapa batang. Kurangi terus jumlah rokok Anda setiap hari sampai Anda bisa berhenti merokok sepenuhnya.

Bagi Anda yang tidak merokok, jauhi asap rokok untuk mencegah efek kesehatan akibat menjadi seorang perokok pasif.

  1. Bagaimana cara mencegah hipertensi?-Perbanyak buah dan sayur yang kaya serat

Buah dan sayur kaya akan serat pangan, vitamin, kalium, antioksidan, dan magnesium. Jadi, pola makan yang kaya buah dan sayur bisa membantu Anda menurunkan tekanan darah. Bahkan sebuah penelitian membuktikan bahwa makan banyak buah bisa mencegah Anda mengalami hipertensi di kemudian hari.

Konsumilah buah dan sayur yang kaya serat. Sejumlah penelitian yang pernah dipublikasikan dalam Journal of Hipertension menemukan bahwa asupan serat tinggi terkait dengan penurunan angka tekanan darah sistolik dan diastolik yang lumayan besar bagi pengidap hipertensi.

  1. Bagaimana cara mencegah hipertensi?-Masak sendiri di rumah

Kebiasaan masak sendiri di rumah sangat penting jika Anda ingin menurunkan atau bahkan mencegah tekanan darah tinggi. Dengan memasak sendiri di rumah, Anda bisa memastikan bahwa makanan yang akan dikonsumsi nantinya adalah bahan makanan berkualitas dan bergizi. Selain itu, Anda dapat menakar sendiri banyaknya garam yang digunakan dalam sekali memasak. Pasalnya, mengonsumsi banyak garam berkontribusi besar dalam meningkatnya tekanan darah.

Ingat, makanan yang dibuat di pabrik diproses sedemikian rupa supaya daya simpannya lama. Seratnya akan diambil, ditambahkan beragam zat kimia, serta diberikan garam, lemak, dan gula tambahan.

Jadi, mulai sekarang, biasakan masak di rumah daripada beli di luar. Coba dulu resep-resep yang simpel dan Anda sukai supaya acara masak jadi seru.

  1. Bagaimana cara mencegah hipertensi?-Selalu perhatikan label makanan

Ingatlah selalu bahwa garam adalah musuh hipertensi. Jadi, sebisa mungkin kurangi berbagai makanan yang tinggi natrium dan terlalu asin dari makanan sehari-hari. Caranya mudah, kok. Anda bisa membaca informasi gizi yang tertera pada label makanan.

Tanpa Anda sadari, makanan kemasan cenderung mengandung banyak natrium. Sekalipun pada makanan yang diberi label “makanan sehat” atau “makanan alami”. American Heart Association mencatat bahwa roti, daging kemasan, dan sup kaleng ternyata cukup tinggi natriumnya.

  1. Bagaimana cara mencegah hipertensi?-Mengelola stres

Cara mencegah hipertensi ini seringkali disepelekan. Bahkan banyak orang yang justru tidak mengetahuinya. Padahal, mengelola stres ikut berperan untuk menstabilkan tekanan darah Anda, sehingga mencegah terjadinya hipertensi.

Stres berat akan mempersempit pembuluh darah. Hal inilah yang ikut berkontribusi menjadi penyebab tekanan darah tinggi, meskipun hanya sementara. Namun, dimulai dari stres beragam kebiasaan tidak sehat dapat dilakukan. Misalnya makan kebanyakan, begadang, kecanduan rokok, atau minum minuman alkohol berlebihan.

Karena itu, kelola stres Anda sebaik mungkin. Misalnya dengan berolahraga, curhat ke sahabat terdekat, liburan sejenak, atau menenangkan pikiran dengan teknik pernapasan dalam. Intinya, hindari segala hal yang jadi penyebab darah tinggi seperti yang sudah disebutkan di atas. Dengan begitu, risiko Anda untuk terkena penyakit ini di kemudian hari pun akan berkurang.